2.1) Teman Baru dan Teman Lama

13 5 0
                                    

• 12.10 WIB

Gedoran pintu kamar terus terdengar, sangat berisik bagi orang yang mendengar nya. Kebisingan itu dibarengi oleh suara teriakan seorang gadis yang terus berteriak untuk dibukakan pintu.

"Aku baru saja mengistirahatkan tubuh ku astaga...Nadira, tolong buka pintunya ya." Pinta Jenna yang terlentang di atas ranjang.

Sebelum Nadira berdiri, Willona lebih dulu mendahului nya. Ia berjalan menuju pintu, memutar kuncinya. Pintu terbuka menampilkan seorang gadis yang tersenyum lebar pada Willona.

"Terima kasih Will!" Teriak Eris, ia berlari masuk dan berhenti seketika. Terkejut melihat kamar ketiga sahabatnya yang berbeda dari kamar asrama siswi lainnya.

"Kenapa..."

"Terkejut? Kamar kami memang istimewa..." Ucap Jenna memancing.

"Willona, kenapa kamar kalian sangat luas?" Eris mengedarkan pandangan nya melihat tiga ranjang yang memiliki jarak tiga meter dari satu ranjang ke ranjang lainnya. Dan tepat di samping nya terdapat meja yang berdiri sebuah lampu tidur cukup indah, dilengkapi dengan kursi untuk belajar.

Tiga lemari yang berdiri juga lebih besar dibandingkan milik para siswi lain. Kamar ini terlihat benar-benar lebih istimewa dari pada yang lain.

"Kenapa kamarku dan Yeira tidak seperti ini? Ini curang!"

Bruk.

"Agrhh!" Jenna menjerit. Eris menindih tubuhnya yang lemas karena lelah belajar.

"Minggir Eris! Tentu saja kamar ini besar, karena kakek Willona yang memberikan kamar ini khusus untuk nya!" Ucap Jenna berguling melepaskan diri dari Eris.

"Aw...boleh aku tidur di sini? Aku juga ingin mengajak...Yeira."

"Tidak, tidur di kamar mu sendiri."

"Will..."

"Lantai untuk kelas kita berbeda Eris.., oh ya, sepertinya kamu sekarang sangat akrab dengan Yeira? Dia gadis yang baik?" Tanya Willona.

Mendengar ucapan Willona, Eris tampak diam memikirkan sesuatu. Ia menolehkan kepalanya melihat Nadira yang tenang menikmati kacang almond dari sebuah toples kaca.

"Yeira...sangat baik."

"Benarkah?"

"Iya, aku...ingin Yeira bergabung bersama kita."

"Tidak!" Jawab Jenna tiba-tiba.

"Eris, apa kamu menceritakan apa yang kita lakukan?" Tanya Willona sambil berjalan mendekati Eris.

"Tidak...tapi aku ingin kita berteman dengan Yeira, dia sangat baik, aku mau kalian juga dekat dengan nya seperti ku. Boleh...?"

"Jika dia tidak menyukai hal yang kita lakukan, Yeira bisa saja melaporkan kita Eris..." Perlahan Willona mencoba untuk membuat Eris mengerti.

"Willona benar, andai saja dia melapor, anak buah kakek Willona pasti akan mengejarnya, lalu jika dia memberontak, apa yang kira-kira dilakukan suruhan kakek Damian? Tentu saja membunuh Yeira." Tambah Jenna mendudukkan dirinya.

Aku tidak mau Yeira dibunuh. Dia adik ipar ku, harus ku lindungi. Batin Eris dengan wajah polosnya yang menatap serius pada Jenna dan Willona.

"Mau?"

"Terima kasih." Ucap Eris, membuka mulut menerima suapan kacang almond dari Nadira yang sudah berdiri di depannya.

"Kebaikan apa yang Yeira lakukan sampai membuat mu sangat menyukai Yeira?" Tanya Nadira.

WX.YZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang