------------🌸
Hari ini, 19 Agustus 2024, kamu masih menghuni pikiranku. Aku bertanya-tanya, bagaimana caranya menghapus rasa bersalah yang menghantui hatiku tentangmu.
Mengapa kita harus bertemu lagi kemarin? Mengapa harus denganmu? Dan mengapa aku masih merindukan segala sesuatu yang berkaitan denganmu?
Apakah Tuhan akan menghukumku karena telah mengusik duniamu yang tenang, hanya untuk meninggalkan kekacauan setelah kepergianku? Jika iya, apakah aku bisa menanggungnya? Apakah aku mampu sekuat dirimu? Aku takut jika itu terjadi, hidupku akan hancur, dan aku tak akan mampu fokus pada diriku sendiri.
Namun, jika itu bisa menenangkan hatimu, aku rela menerimanya. Semoga Tuhan mengampuniku, dan semoga kamu bersedia memaafkanku.
Meskipun aku berusaha merelakan semuanya, bayanganmu masih sering hadir. Setiap sudut ingatan yang pernah kita ciptakan bersama seolah enggan pudar, malah semakin jelas dan mendalam.
Ada saat-saat di mana aku merasa lelah dengan semua ini, berharap bisa melupakanmu seperti aku menghapus pesan-pesan lama di ponselku. Tapi kenyataannya, rasa itu masih menetap di sini, di hatiku.
Aku bertanya-tanya, apakah kamu juga merasakan hal yang sama? Atau mungkin, bagimu aku hanyalah bagian dari masa lalu yang tak lagi penting?
Jika suatu hari kita bertemu kembali, entah dalam bentuk apa kita nantinya. Aku hanya berharap kita bisa bertemu tanpa beban di antara kita. Aku ingin melihatmu bahagia, meski itu berarti aku harus menerima kenyataan bahwa kebahagiaanmu mungkin bukan bersamaku.
Dan pada saat itulah, mungkin aku bisa benar-benar mengikhlaskan segalanya, membiarkan masa lalu menjadi kenangan yang tak lagi menghantui. Hingga saat itu tiba, aku akan terus berdoa agar hatiku semakin kuat, agar rasa bersalah ini perlahan memudar, dan agar Tuhan memberikan kedamaian bagi kita berdua.
------------🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMIT DENGAN SEJUTA MAAF
Romance"Pamit dengan Sejuta Maaf" adalah kumpulan prosa yang mendalam tentang kepergian yang tak terhindarkan, diiringi dengan beban kata maaf yang tak terucap. Kumpulan prosa ini menggambarkan perasaan terpendam dari seseorang yang harus meninggalkan, mes...