------------🌸
Hari ini, sekali lagi aku berjuang melawan perasaanku sendiri untuk tidak menghubungimu, padahal aku benar-benar butuh kamu. Ada begitu banyak hal yang ingin aku ceritakan, tentang hari ini, dan hari-hari kemarin tanpamu.
Kamu tahu tidak, pada tanggal 22 Agustus 2024, malam Jumat kemarin, aku sedang menghadapi masalah besar dan sangat butuh seseorang untuk mendengarkan. Aku tahu, meskipun aku bercerita kepadamu, masalahku mungkin tidak akan selesai. Tapi setidaknya, aku akan merasa lega bisa berbagi denganmu.
Aku masih ingat ketika kamu cerita padaku tentang perasaan sedihmu, dan aku bilang bahwa Allah sedang ingin menghapus dosa-dosamu karena Allah sayang padamu. Kamu hanya berkata, "Semoga saja."
Andai waktu bisa diputar kembali, jujur, mungkin aku tidak akan pernah datang ke dalam hidupmu. Karena jika kita tidak pernah saling mengenal, tidak akan ada kenangan yang membuatku merindukan saat-saat itu.
Namun, kenyataannya kita bertemu, dan semua kenangan itu sudah terukir di dalam hati. Setiap momen yang kita lewati bersama, baik itu tawa ataupun air mata, kini menjadi bagian dari diriku. Meskipun sekarang kita berjalan di jalur yang berbeda, aku masih sering merasakan bayang-bayang kehadiranmu dalam setiap langkahku.
Aku selalu bertanya-tanya, apakah kamu merasakan hal yang sama? Apakah kamu juga merindukan percakapan larut malam kita, tawa yang kita bagi, atau bahkan keheningan yang terasa nyaman ketika kita bersama?
Tapi aku tahu, tidak ada gunanya memutar balik waktu atau terus merangkai harapan pada sesuatu yang sudah berlalu. Kehidupan terus berjalan, dan begitu juga kita. Mungkin pada akhirnya, semua ini akan menjadi kenangan manis yang bisa kita kenang dengan senyuman, meskipun saat ini rasanya masih berat.
Aku hanya berharap, di manapun kamu berada sekarang, kamu menemukan kedamaian dan kebahagiaan. Karena meski kita tak lagi saling berbagi cerita, aku masih mendoakan yang terbaik untukmu dari kejauhan.
Jujur, aku merindukanmu, dan dengan berat hati, aku izin pamit.
------------🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
PAMIT DENGAN SEJUTA MAAF
Romance"Pamit dengan Sejuta Maaf" adalah kumpulan prosa yang mendalam tentang kepergian yang tak terhindarkan, diiringi dengan beban kata maaf yang tak terucap. Kumpulan prosa ini menggambarkan perasaan terpendam dari seseorang yang harus meninggalkan, mes...