Shan Rui muntah sampai hampir pingsan, anak kecil terus menangis seraya berkata bahwa Die-Niangnya akan mati. Shan Rui tak ayal makin pusing mendengarkan rengekan anak kecil itu.
Setelah muntahnya mereda, beberapa pelayan memapahnya pergi ke dalam kamar.
Kamar ini tentu saja memiliki interior yang sama kunonya dengan pelayan tua tadi. Aroma wewangian gaharu yang dibakar membuat Shan Rui bersin beberapa kali. Tempat tidur luas yang empuk, di sekelilingnya terdapat tirai berwarna sederhana yang tidak terlalu mencolok.
Tidak beberapa lama seorang tabib datang untuk memeriksa Shan Rui, menyatakan bahwa Shan Fulang hanya kelelahan dan salah makan di pesta melihat bunga tadi. Setelah meresepkan obat, Tabib itu pergi.
Shan Rui masih melongo shock ditempatnya. Bagaimana mungkin ia berpindah ke era kuno seperti ini?! Dari jenis pakaiannya, Shan Rui tidak yakin era apa ini!
“Die-Niang tidak akan mati kan? Huwaa!” Anak gadis dengan dua rambut yang diikat berhiaskan batu Kumala merah. Matanya besar dengan pipi bulat yang memerah secara alami. Bulu matanya panjang. Dia adalah gadis kecil yang menggemaskan.
Shan Rui menepuk pucuk kepala anak itu dengan rasa canggung. “Tidak, yah, setidaknya belum.”
Anak itu terlihat sedikit lega. Ia mengusap matanya yang basah. “Aku akan membawakan Die-Niang buah!”
Kemudian anak itu melesat meninggalkan Shan Rui sendirian yang masih pucat antara sakit dan kebingungan.
Pertanyaannya adalah mengapa ia berpindah ke dunia ini? Ke era ini? Siapa anak itu? Siapa keluarga Tang? Siapa Nyonya Ji itu? Siapa dia?
Berbagai pertanyaan memenuhi benak Shan Rui. Hatinya juga terasa sakit memikirkan bahwa ia belum sempat mencicipi jabatan yang telah ia perjuangkan dengan keras selama ini, tetapi tiba-tiba saja ia harus pindah ke era antah berantah!
Shan Rui ingin memperbaiki posisinya agar bisa duduk, tetapi tangannya tidak sengaja menyentuh surat yang diletakan dibawah bantal. Shan Rui yang penasaran menarik kertas itu, membaca isinya dengan teliti. Walaupun ini tulisan kuno yang rumit, Shan Rui masih bisa membacanya.
Yang menulis surat ini adalah Shan Fulang yang ajaibnya memiliki nama asli dengan dirinya. Pertama-tama Shan Fulang mengucapkan mohon maaf karena dirinya pergi ke seorang peramal tua untuk meminta ‘penarikan jiwa’, kedua Shan Fulang memohon agar jiwa yang mengisi tubuhnya untuk melindungi putrinya Tang Feifei.
Shan Fulang menikah dengan keluarga Tang sejak usianya delapan belas tahun. Siapa itu keluarga Tang? Mereka adalah keluarga pedagang terkaya di Ibukota An. Shan Fulang berharap bahwa pernikahannya akan sangat bahagia seperti yang ia bayangkan selama ini. Namun sayangnya harapan Shan Fulang hancur pada tahun pertama pernikahannya.
Shan Fulang melahirkan seorang bayi perempuan yang belum jelas apakah ia Kunze, Zhongyong, atau Qianyuan. Tetapi karena perawakan Tang Feifei kecil dan lemah, ia disimpulkan sebagai gadis Kunze. Harapan Keluarga Tang pupus kala mereka menginginkan penerus bagi keluarga ini.
Tuan Tang kemudian mengambil beberapa Selir dengan harapan mereka bisa melahirkan penerus bagi Keluarga Tang. Hubungan Tuan Tang dan Shan Fulang menjadi hambar, Shan Fulang membenci suaminya sendiri yang lebih memanjakan selir dibanding suami Kunze yang dinikahi secara sah.
Keduanya kerap berdebat masalah ini, sampai memasuki tahap bahwa Shan Fulang mendapatkan kekerasan dari suaminya. Karena kondisi keluarga Shan sedang dalam situasi yang tidak menguntungkan, mereka tidak bisa membantu Shan Fulang.
Shan Fulang hanyalah Kunze. Tenaganya tidak besar untuk melawan suaminya. Ketika Shan Fulang ingin melarikan diri, ia baru tahu bahwa mahar-mahar yang dibawa olehnya sudah habis terjual oleh Keluarga Tang untuk menutupi kerugian bisnis tahun-tahun lalu.
Shan Fulang memendam luka batin yang sangat berat. Ia merasa tidak memiliki harapan atau jalan keluar untuk setiap masalahnya.
Satu-satunya jalan keluar untuk masalah ini adalah mati. Tetapi masih ada Tang Feifei yang membutuhkan dirinya dan butuh perlindungan.
Shan Fulang yang sudah lelah dengan pernikahannya akhirnya pergi ke seorang peramal, memohon agar peramal bisa menarik jiwa untuk mengisi tubuhnya dan ia bisa pergi dengan tenang.
Keinginan di sanggupi.
Shan Fulang meninggal di dalam kereta kuda dengan meminum racun dan Shan Rui dari era modern yang meninggal karena kelelahan jiwanya ditarik untuk masuk ke tubuh Shan Fulang.
Membaca isi surat itu, Shan Rui menghela nafas dengan sangat berat. Ia sedikitnya mengerti bahwa Shan Fulang sangat menderita, ia tidak mengabaikan luka batin Shan Fulang. Tetapi memikirkan kembali seorang anak yang ditinggalkan, Shan Rui merasa hatinya sedikit sakit. Ia dulu ditinggalkan ibunya dengan cara yang sama dengan Tang Feifei, ia hanya tidak bisa membayangkan jika ritual itu gagal atau jiwa yang ditarik adalah jiwa yang kejam. Bagaimana nasib Tang Feifei nantinya?
Suara langkah kaki kecil terdengar, Shan Rui menyembunyikan surat itu. Ia melihat Tang Feifei berjalan masuk sedikit kepayahan, tangan kecilnya memegang piring berisi buah segar.
“Die-Niang makan!”
“Huh, kenapa ada bekas gigitan pada buah ini?” Shan Rui mengambil potongan buah persik yang memiliki sedikit bekas gigitan.
Tang Feifei menunduk dalam, meremas tangannya malu. “Feifei memakannya sedikit.”
Anak itu begitu manis dan penurut. Mengingatkan Shan Rui dengan dirinya saat kecil, ia pernah melakukan hal yang sama. Tetapi ibunya langsung melemparnya dengan piring hingga kepalanya terluka. Memakinya sebagai anak sial karena memakan jatah milik ibunya. Padahal itu gigitan yang sangat kecil, ia melakukannya karena tidak makan sejak pagi.
“Tidak apa-apa, makan lagi.” Shan Rui berkata dengan hangat.
Tang Feifei berkata dengan ragu. “Tapi jika Die-Niang tidak makan, Die-Niang akan mati!”
Yaampun jika Tang Feifei ada di era modern, ketika sudah agak besar pasti Tang Feifei akan melabeli dirinya sebagai bocah emo.
“Tidak akan mati semudah itu.”
“Benarkah? Hari lalu Feifei lupa memberi makan anak ayam, dia mati keesokan harinya.”
Bibir Shan Rui berkedut. Sialan apakah dirinya ini terlihat seperti anak ayam?
“Yah dia mati karena sudah waktunya.” Shan Rui akhirnya mengambil satu potong buah persik dan memakannya. “Sekarang makanlah juga.”
Tang Feifei tersenyum cerah sampai gigi-giginya yang kecil berwarna putih terlihat. Anak itu dengan ceria mengambil beberapa potong dan melahapnya. Ia bahkan pada akhirnya makan lebih banyak dari Die-Niangnya!
Shan Rui memikirkan apa itu Kunze? Zhongyong? Qianyuan? Sebutan-sebutan aneh yang tidak pernah muncul dalam sejarah manapun. Mengapa Shan Fulang menikah dengan laki-laki? Melahirkan seorang anak perempuan? Sejauh yang ia tahu laki-laki tidak bisa hamil apa lagi melahirkan! Mengapa semuanya terasa sangat aneh dan membingungkan? Apakah ini era yang tidak tercatat dalam sejarah?
Lalu ia memikirkan hidupnya kedepannya. Apa yang harus ia lakukan?
Shan Rui memandangi Tang Feifei dan bertanya. “Feifei, jelaskan pada Die-Niang apa itu Kunze, Zhongyong, dan Qianyuan. Die-Niang ingin melihat wawasanmu sejauh apa.”
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Hujan Dan Angin Jatuh Ke Pangkuanku
RandomShan Rui pria modern yang pekerja keras, esok hari dirinya resmi menjadi Kepala Manager yang ia idam-idamkan selama ini. Tetapi Shan Rui tiba-tiba berpindah ke era kuno, menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, memiliki seorang anak dan sialnya...