Perjalanan menuju Desa Feng adalah perjalanan yang panjang. Mereka menempuh perjalanan darat cukup lama, menaiki kapal, dan melewati lagi jalan darat.
Desa Feng nyaris tidak pernah terdengar, tidak ada yang istimewa dengannya, penduduk kebanyakan bertani atau berdagang, sarjana dapat dihitung dengan jari, bahkan dalam satu dekade terakhir dikatakan bahwa tidak ada sarjana yang maju ke ujian perwakilan dari Desa Feng.
Dalam daftar mahar Shan Rui memiliki sebidang tanah dan rumah di Desa Feng. Akan tetapi dalam tiga tahun terakhir rumah itu ditinggali oleh Bibi serta keluarganya dari pihak ibu Shan Rui yang bisnisnya bangkrut. Shan Rui asli membiarkan rumah itu ditinggali, selain membantu keluarga ia juga berpikir lebih baik rumah itu dirawat oleh orang lain dibanding dibiarkan terbengkalai.
Perjalanan dengan kendaraan kuno sangat lamban dan tidak nyaman, di era modern kemanapun bisa naik pesawat atau kereta cepat dan bisa sampai dalam waktu beberapa jam atau satu hari. Tidak heran dengan betapa lamanya perjalanan ini, Tang Feifei menjadi rewel.
Shan Rui tidak membawa pengasuh atau pelayan, ia tidak yakin bisa membayar mereka dengan pantas nantinya. Jadi Shan Rui harus ikut pusing menenangkan Tang Feifei yang rewel.
Akhirnya segala penderitaan itu selesai saat kereta kuda mulai memasuki Desa Feng.
“Lihat keluar, kita akan tinggal disini mulai sekarang.”
Shan Rui membuka tirai kereta kuda, mempersilahkan Tang Feifei untuk melihat keadaan di luar.
Warga desa sepertinya sudah mendengar soal kepindahan Shan Rui, jadi mereka berbondong-bondong datang untuk melihat sebuah kereta kuda mewah melintas. Shan Rui bisa melihat jelas warga desa dengan pakaian sederhana berwarna monoton, hiasan rambut para wanita kebanyakan adalah ranting pohon. Mereka benar-benar sederhana, berbanding terbalik dengan warga Ibukota yang berpakaian indah serta dandanan mewah.
Kereta kuda melewati ladang, persawahan, dan sungai jernih. Pemandangan yang sangat indah, seandainya Shan Rui berpindah membawa ponselnya ia pasti tidak berhenti memotret keindahan alam ini.
Kereta kuda akhirnya melambat lantas berhenti di depan sebuah rumah yang tergolong besar. Tampak di depan ada tiga orang yang sudah menunggu Shan Rui dan Tang Feifei.
Shan Rui menggali ingatan samar di kepalanya. Wanita yang memiliki alis tipis itu adalah Bibinya, Bei-shi. Disamping Bei-shi ada seorang pemuda mengenakan anting-anting penahan aroma, wajahnya indah kendati pakaiannya sangat sederhana itu adalah sepupunya, Yu Qi dan di samping Yu Qi adalah pria gemuk dengan jenggot tebal, Tuan Yu.
Tuan Yu adalah adik dari ibu Shan Rui. Sejak muda Tuan Yu berdagang pakaian, tetapi bisnisnya kalah saing dan berakhir bangkrut. Uang Tuan Yu banyak dihabiskan untuk mengoleksi Selir dan berjudi. Ketika jatuh miskin, mereka benar-benar tidak punya sepeserpun uang untuk bertahan.
Jadilah mereka menangis pada Yu-shi memohon agar bisa tinggal. Dengan berat hati Yu-shi meminta bantuan pada putranya untuk membiarkan rumah maharnya ditinggali sementara oleh Keluarga Yu. Toh, Tuan Yu berjanji akan bekerja keras lagi dan memulihkan kondisi keluarganya.
Tetapi sudah hampir lima tahun tidak ada yang berubah.
“A-Rui, pasti lelah selama perjalanan. Ayo masuk! Ayo masuk! Istirahatlah.” Bei-shi menyambut keponakannya untuk dengan ramah serta antusias.
Disampingnya Yu Qi memandang lekat pakaian indah Shan Rui lantas menghela nafas, mengasihani nasibnya ini.
“Apakah ini Fei-er? Astaga dia sudah besar rupanya!” Tuan Yu hendak menggendong Tang Feifei, tetapi gadis kecil yang pemalu dan penakut segera bersembunyi dibalik tubuh Die-Niangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Hujan Dan Angin Jatuh Ke Pangkuanku
RandomShan Rui pria modern yang pekerja keras, esok hari dirinya resmi menjadi Kepala Manager yang ia idam-idamkan selama ini. Tetapi Shan Rui tiba-tiba berpindah ke era kuno, menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, memiliki seorang anak dan sialnya...