Bab 8 : Disisi Mana Gao Peizhi Berada?

772 151 70
                                    

“Itu… Kata-kata yang tidak baik, jangan mengucapkannya. Hanya orang jahat yang mengucapkan kata-kata seperti itu, paham?”

Tang Feifei mengangguk. Kemudian merasa sedih. “Paman itu jahat, dia mengatakan kata-kata tidak baik pada Die-Niang. Feifei tidak suka padanya.” Gadis kecil memeluk pinggang Shan Rui erat, merasa sangat bersedih untuk Die-Niangnya. 

Shan Rui mengusap pucuk kepada Tang Feifei dan menghela nafas berat. Anak yang begitu malang, jika seandainya ia tahu Die-Niang aslinya sudah meninggal pasti Tang Feifei akan sangat patah hati. 

“Sudah, jangan dipikirkan. Pokoknya jangan ikuti kata-kata itu, ya?” Shan Rui mencubit ringan pipi besar Tang Feifei. “Hm, apa Feifei lapar? Ayo kita makan dulu dan pergi ke ladang!”

Tang Feifei kembali menjadi semangat, suasana hatinya dengan cepat pulih. 

Setelah makan, Shan Rui mengajak Tang Feifei untuk pergi ke ladang miliknya. Mereka berjalan kaki, kehidupan modern sangat apatis tetapi tidak dengan Shan Rui yang sejak kecil tinggal di kawasan padat penduduk dimana warganya mengenal satu sama lain. Walaupun kadang kehidupan bersosialisasi sangat menyebalkan, tetapi jika terjadi sesuatu maka tetangga yang datang pertama kali untuk menolong. 

Shan Rui adalah seorang Kunze, ia duda dengan seorang anak. Secara keseluruhan kondisinya sangat lemah dan ia bisa mendapatkan serangan seenak hati. Contohnya tadi, belum apa-apa sudah ada yang berusaha mengintipnya. Jadi ia harus mengenal warga dan rukun dengan mereka, dengan begitu sedikitnya ia bisa merasa aman. Dan lagi Tang Feifei butuh teman bermain. 

Sepanjang jalan banyak warga pedesaan yang menyapanya dan mengajak mengobrol dirinya. Menanyakan satu dan dua hal. Karena Shan Rui berasal dari departemen pemasaran, ia sangat pandai berkomunikasi. Dalam waktu singkat dirinya langsung disukai oleh bibi-bibi atau paman Kunze. Apalagi Tang Feifei sangat bersih dan lucu. 

“Desa ini sangat aman, sangat jarang ada pencuri. Hahah lagipula apa yang hendak dicuri? Kami begitu miskin. Tapi hati-hati saja pada berandalan desa ini, dia sangat suka membuat masalah. Kami sampai pusing dibuatnya!” Seorang Nenek berkata, seraya menghela nafas kecil memikirkan kembali Gao Peizhi. 

“Berandalan? Yah, tadi ada sekelompok pemuda yang memanjat tembok dan mengintip ku. Apakah itu mereka?”

Orang-orang itu mengangguk. 

“Itu pasti mereka. Nak, hati-hati pada Gao Peizhi!”

“Benar! Dia pengangguran yang suka membuat masalah. Dimanapun pasti ada keributan!”

“Apa kalian tidak ingat bagaimana dia hari itu mabuk di pernikahan Chen Lian? Dia membuat keributan besar!”

“Astaga padahal dulu saat kecil dia benar-benar anak manis yang penurut!”

“Sayang, Gao Chong meninggal lebih awal. Dia adalah orang yang bijaksana dan suka membantu.”

“Meski begitu, Gao Peizhi yang membantu menantuku melahirkan ditempat tabib. Dia menarik gerobak seorang diri menuju kota. Haish, manusia selalu memiliki sisi baik dan buruk!”

“Itu benar.. Saat itu putra Kunzeku dipukuli oleh suaminya, Gao Peizhi lah yang datang membantu. Jika tidak ada dia, barangkali putraku sudah mati.”

Shan Rui menyimak percakapan ini dalam diam. Jadi Gao Peizhi ini bertingkah bagaikan Regina George¹ di satu sisi dan bermain sebagai Bunda Teresa² disisi lain. 

(Regina George : Antagonis utama dalam film Mean Girls, sementara Bunda Teresa adalah orang Suci yang melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat, serta membimbing ekspansi Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India.)

[BL] Hujan Dan Angin Jatuh Ke PangkuankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang