21 : Fact

448 60 8
                                    

typo.

Sekarang Jevan meragukan identitas Damian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang Jevan meragukan identitas Damian. bukankah dirinya yang di gempur tapi kenapa malah Damian yang sakit?

"Apakah Vampire bisa sakit?" Tanya polos Jevan dengan menatap wajah pucat Damian yang sedang bersandar pada harrdbord ranjang.

Damian hanya tersenyum lalu menarik tubuh Jevan kedalam pelukannya "aku tidak sakit, Kau tahu bukan umurku sudah tak muda lagi" Bohongnya.

Jevan langsung menatap tidak percaya Damian "Kau benar - benar Mackenzie yang berumur berabad - abad?"

Damian tidak menjawab namun malah semakin merapatkan pelukannya dan menyimpan dagunya di bahu Jevan.

"Aku yang ke berapa?"

Damian mengernyitkan alisnya, Sungguh dirinya tidak mengerti maksud dari pertanyaan kekasihnya ini.

Jevan menatap dirinya dengan tajam "Jawab! Aku kekasih yang keberapa? Tidak mungkin bukan jika aku yang pertama sedangkan hidupmu berabad - abad tahun? Pasti aku yang ke 500 atau yang ke se-"

Damian langsung membungkam mulut Jevan dengan melumatnya, namun sang empu mencoba mendorong bahu Damian dan mengigit bibirnya agar tautan mereka terlepas.

"Kau yang pertama, Jevan graciano kenrich"

Jevan menyilangkan tangannya "pembohong"

"Kapan aku berbohong padamu?"

Jevan membalikan tubuhnya dan langsung bersitatap dengan netra Damian.

"Kau tahu! Berpura - pura bersikap bodoh itu sangat melelahkan"

Damian terdiam, dirinya melupakan siapa Jevan yang sebenarnya karena Sifat Jevan ketika bersamanya sangat berubah derastis. Tidak mungkin jika seorang Jevan yang memiliki kepekaan yang sangat tinggi dan juga IQ di atas rata - rata tidak tahu apapun.

Jevan menangkup wajah Damian "aku bersikap bodoh karena aku takut mengetahui faktanya! Aku sungguh takut jika mengetahui sesuatu yang seharusnya tidak ku ketahui malah menghancurkan hidupku!"

Damian bisa melihat kristal bening yang keluar dari netra indah Jevan sehingga dirinya langsung memeluk tubuh Jevan.

"Aku menyesali semua hal yang telah merubahku seperti ini! Karena keingin tahuan ku yang membuat Orang tuaku Pergi! Kenapa? Kenapa takdir mempermainkan hidupku?"

Damian mengepalkan tangannya!

Jevan mengangkat kepalanya untuk melihat Damian "Bukan hanya takdir yang mempermainkanku tapi juga dirimu Dam"

"Semua orang hanya mencari keuntungan mereka sendiri! Aku dijadikan King wolf hanya untuk menjaga mereka dari The Noble yang justru sekarang The Noble itu malah menculikku dan menjadikannya kekasih!"

Damian hanya diam dengan menatap Jevan yang kini menatapnya datar. Dia sungguh tidak bisa membaca apa yang di pikirkan Jevan yang bahkan bisa menyembunyikan semuanya dengan sangat rapih.

"Kau tahu Damian? Menurutmu kenapa aku tidak memberontak saat kau memperkosa ku malah meminta ronde selanjutnya hingga kau meniduriku sampai 4 hari? dan kenapa Ethan dan Noel tidak mengejarmu?"

Netra keduanya saling mengunci dengan tatapan yang saling menusuk yang membuat udara disekitar mereka menjadi sangat dingin.

Jevan terkekeh "Kau pikir aku mencintaimu?"

Jevan mengelus wajah Damian dengan sensual "sebenarnya siapa disini yang bodoh? Aku atau dirimu? Damian aldric Mackenzie" Bisik Jevan saat menyebutkan nama Damian.

Ingatan Damian berputar saat awal bertemu Jevan. Mengapa dia tidak menyadarinya bahwa sedari awal Jevan sudah mengetahui siapa dirinya, Bahkan Jevanlah yang justru terus mendorong Damian agar Damian bisa mengatahui identitas asli dirinya.

Para Klan Wolf juga tidak akan sembarangan memilih Seorang Raja Wolf. Benar disini dirinya yang bodoh.

"Kau layak diberikan penghargaan oscar atas actingmu" Ucap Damian

Jevan menutup mulutnya lalu menjentikkan jarinya di depan wajah Damian "Calon Raja Wolf harus pintar dalam segala hal termasuk mengelabui seorang The Noble"

"Kau ingin tahu satu kebodohanmu lagi?"

Damian hanya diam dan menunggu apa yang akan dikatakan oleh Jevan.

"Kau menyerang Eve agar menjauh dariku dan tidak menyakitiku padahal dia ingin menyelamatkanmu! Sungguh kebodohan yang sangat hakiki"

Damian menatap Jevan yang kini beranjak dan membawa pisau ditangannya, Dirinya siap untuk menyayat tangannya agar darahnya bisa di minum oleh Damian.

"dan kesalahan yang paling besar dirimu adalah mencintaiku yang akan membuatmu Hancur" Ucap Jevan

"Aku tidak pernah menyesalinya, Karena bertemu denganmu membuat diriku hidup"

Jevan terdiam dirinya terdiam, netranya menatap netra Damian yang menatapnya penuh harapan.

"4508 hari terus bisa melihatmu membuatku hidup Jevan! awal pertemuanku denganmu adalah kenangan yang tak bisa kulupakan! Karena saat bertemu denganmu aku memiliki tujuan hidupku"

"4508 hari terus bisa melihatmu membuatku hidup Jevan! awal pertemuanku denganmu adalah kenangan yang tak bisa kulupakan! Karena saat bertemu denganmu aku memiliki tujuan hidupku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


bukan hanya Damian yang tertipu tapi kami Semua.




roses and their thorns Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang