[1] Dendam Kusumat

6 3 1
                                    

BRAKKKK

Pintu yang tiba-tiba terdobrak di salah satu ruang inap yang di tempati seorang gadis. Terlihat seorang pria dengan pakaian serba hitam dengan masker yang menutupi wajahnya. Dengan berlari pria itu menghampiri gadis yang sedang menatapkanya.

Pria itu langsung mengangkat tubuh gadis dengan kerah menarik baju pasien yang dikenakan dan mengarahkanya ke jendela yang memang terbuka. Saat satu tangannya mengakat baju  dan satu tangan lagi mencekik leher dengan erat.

Sekuat tenaga gadis itu mencoba untuk mendorong bahu pria itu dan juga dengan sekali tarikan masker yang di gunakan pria itu terlepas yang membuat wajahnya dapat terlihat dengan jelas, “Ka—kau,” ujar wanita itu sambil terus berusaha mendorong tubuh pria itu.

Dengan senyum miringnya pria itu, “Kenapa sayang, kau takut. Mari ku antar menuju dunia yang lain sayang,” Pria itu pun mulai mengangkat tubuh wanita yang mulai kehabisan nafas.

A-akhhh,” pekik wanita itu yang terlihat wajahnya mulai membiru karna cekikkan yang semakin kuat.

“LUNAAA.”

Terlihat dua orang pria yang datang menghampiri Luna yang sedikit lagi akan terjatuh dari jendela. Keduanya pun langsung menghampiri dan melepaskan cengkraman erat yang ada di leher Luna.

Arjuna, yang melihat Adiknya lemas pun langsung menuntunnya menjauhi pria gila yang hampir membunuh Adiknya. Sedangkan Yasa, memegang lengan pria yang masih terus memberontak.

“LEPAS ANJINGGG, KEPARATTT, AKU INGIN MEMBUNUH JALANG SIALAN ITU,” teriak pria itu sambil terus memberontak.

Yasa yang mulai geram pun langsung menendang belakang lutut pria itu yang otomatis membuatnya langsung terjatuh. “Ahkkk,” pekik pria itu.

Dirasa masih kurang Yasa pun langsung mendekatkan tubuh pria itu kearah lemari yang ada di ruangan itu. Namun, gerakan Yasa lebih dulu dibalas oleh pria itu yang mengarahkan kepalanya ke belakang yang dimana langsung mengenai hidung Yasa dan langsung mengeluarkan darah segar. Melihat Yasa yang lengah pria itu langsung hendak melarikan diri.

Dengan dorongan yang pelan Arjuna melepas pegangannya yang sedari tadi menahan Luna. Arjuna yang terlihat sudah naik pitam langsung menendang punggung pria itu, yang otomatis pria itu langsung tersungkur.

Seolah sudah dirasuki setan, Luna yang tadinya terlihat lemah langsung mengarahkan pandangannya mengitari ruangan dan langsung berhenti pada meja yang ada di sampingnya. Di meja itu terdapat pisau kecil yang biasanya di gunakan untuk memotong buah.

Dengan sisa tenaga yang dimiliki Luna pun berjalan dan mengambil pisau itu, setelah berhasil meraih pisau itu Luna langsung berjalan menuju pria itu dengan sorot mata yang tidak seperti biasanya. Sorot Mata Luna yang penuh akan amarah, dendam, serta kebencian yang terlihat sangat kelam.

Dengan kekuatan yang mengebu-gebu Luna menghampiri pria yang sudah terbaring lemas dan langsung mengangkat pisau itu tinggi untuk mengarahkan ke pria itu.

“BINASALAH KAU PRIA JAHANNAMMMM…”

~'~'~'~'~'~
~'~'~'~'~
~'~'~'~
~'~'~
~'~

Selamat bergabung di cerita ketiga aku…

Semoga kalian suka. Aku harap dukungan kalian dengan vote dan komen serta follow akun aku biar semakin semangat nulisnya…..

Sebelumnya aku mau minta maaf kalau nanti bakalan banyak typo di sepanjang cerita. Aku bakalan berusaha bawa kalian enjoy dan dek-dekkan di setiap part.

Aku bakal usahain up date tiga kali seminggu biar cepet siap publish full story
⌛️ Selasa
⌛️Kamis
⌛️Sabtu

Jangan lupa di baca ya……

❗️Note To Readers

✨️ Cerita ini di angkat dengan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang Luna, Sang Ibu, dan author
✨️ Cerita ini hanya terdiri dari 40-50 part
✨️ Adegan dewasa pada cerita ini akan aku sampaikan sesuai imajinasi aku kalau tidak sanggup bisa di skip.
✨️ Welcome to my imagination and enjoy my story.

ᴄᴀɴ ʏᴏᴜ ʟɪꜱᴛᴇɴ ᴛᴏ ᴍᴇ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang