[2] Luka Lagi

4 1 0
                                    

SUDUT PANDANG LUNA

5 BULAN SEBELUM KEJADIAN

Saat jam menunjukkan pukul 3 sore dimana biasanya anak sekolah sudah memasuki waktu pulang. Begitu juga dengan gadis yang saat ini duduk di bangku kelas 9 SMP baru saja pulang kerumahnya, “assalmualaikum,” ujar gadis itu sambil meletakkan sepatunya di tempat sepatuh yang memang ada di dapur.

Saluna Tiffany, nama seorang gadis yang merupakan anak tunggal dari pasangan Hilya dan Jafran. Seperti anak tunggal lainnya yang merasa kesepian karna tidak mempunyai saudara perasaan itu juga di rasakan Saluna.
Bukan seperti anak lainnya yang biasanya menuntut kepada orang tuanya untuk mempunyai saudara kandung, hal tersebut tidak dilakukan Luna karena ia sadar mempunyai saudara kandung merupakan hal yang mustahil untuk keluarganya.

Jangankan kehadiran aggota baru, kelahiran Saluna sendiri dikarenakan sebuah kesalahan yang tidak disengaja. Ia sadar bahwa kehadirannya bukanlah sesuatu yang membahagiakan bagi orang tuanya.

Pyarr

Terdengar pecahan kaca yang sangat nyaring. Dengan berhati-hati gadis itu melawati pecahan kaca saat ruang tamu masih gelap karna jendela belum dibuka. Saluna pun langsung membuka jendela yang memang sedari ia pulang belum terbuka. Setelah cahaya matahari masuk Luna langsung berjalan ke arah kamar dan langsung meletakkan tasnya di atas tempat tidur.

Seperti sudah terbiasa dengan keadaan rumah yang sangat berantakan mulai dari botol alkohol berserakan serta pecahan kaca dimana-mana, Luna dengan hati-hati berjalan kearah teras untuk mengambil sapu.

Luna mulai menyapu pecahan kaca kearah luar dan memasukkannya ke dalam plastik. Serta membuang pecahan kaca dan botol alkohol yang sudah kosong kedalam tong sampah. Setelah urusan rumah siap Luna langsung bergegas mencuci semua piring, baju dan membereskan semua kekacauan.

Hampir 2 jam berkutat dengan pekerjaan rumah Luna langsung menuju kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Baru saja merebahkan tubuhnya dan menutup matanya terdengar suarah ketukan pintu kamar yang di pukul dengan kencang.

Brak, brak, brak

“LUNA BUKA PINTUNYA, SAYA TAU KAMU DIDALAM,” ujar pria yang tidak lain adalah Jafran, Ayah Luna.

Luna yang tadi mulai tertidur langsung terbangun dan duduk di tempat tidurnya. Seperti biasa Luna tidak akan pernah mau membuka pintunya ketika sang Ayah yang mengetuk pintu. Nasehat itu ia dapatkan langsung dari Sang Ibu.

“Luna dengerin Ibu, jangan perna buka pintu kalau yang ngetuk pintu Ayah kamu. Jangan perna ingat itu. Biarin aja Ayah kamu ngetuk atau dobrak pintu biarin dia lelah sendiri nanti juga bakalan berhenti. Tapi kalau pintunya sudah mau rusak, kamu dorong meja belajar untuk menghalangi pintu itu dan kamu sembunyi di dalam lemari, ingat itu Luna.”

Selama 15 tahun gadis itu hidup tidak perna sekali pun ia melanggar atau menentang ucapan sang Ibu karna Luna merasa semua yang dikatakan Ibunya adalah yang terbaik untuknya. Tidak ada orang lain yang Luna percaya di hidupnya selain Ibunya. Siapa lagi yang akan mengasihinya kalau bukan orang yang melahirkannya……?

Srekk srekk srekk

Dengan kekuatan yang tersisa gadis itu mendorang meja belajarnya untuk menghalang pintu yang sudah hampir roboh akibat terus di dobrak.

ᴄᴀɴ ʏᴏᴜ ʟɪꜱᴛᴇɴ ᴛᴏ ᴍᴇ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang