~C A N Y O U L I S T E N T O M E ~
~B A N D A A C E H ~
~ K A M I S, 30 A G U S T U S 2 0 2 4~Benar adanya yang namanya hidup kadang kita di atas, ada kalanya juga kita berada di bawah. Dan saat itu terjadi siapa pun tak dapat menolah selain menjalani semuanya dengan ikhlas.
Jika hari yang akan datang adalah misteri, maka hari ini adalah milik kita.
Luna tak tau akan jadi seperti apa dirinya di masa yang akan datang. Apakah penderitaan ini akan berakhir dalam waktu dekat atau malah terus berlanjut tanpa ujung sampai akhir hayatnya. Yang bisa Luna lakukan hanya menjalani dan ikhlas dengan semua yang terjadi, seakan tidak ada waktu untuk sekedar menangis yang sudah jelas akan membuang-buang tenaga.
“LUNAAAA.”
Luna yang sedang berjalan sambil menunduk seketika menegakkan kepalanya dan mulai memutarkan kebelakang untuk melihat siapa yang memanggilnya, “disini ternyata lo ternyata. Kita udah cariin dari tadi.”
Luna yang melihat siapakah yang menghampirinya. Siapa lagi kalau bukan Celyn the geng.
“Lo udah mau pulang?” Tanya Siska.
Luna hanya menggangguk sebagai balasannya. Celyn dengan jari telunjuknya berusaha mengangkat dagu Luna sehingga gadis itu dapat menatapnya dengan jelas.
“Mau ikut kita liburan gak? Sebagai ucapan terimah kasih gue karna lo udah mau ngerjain tugas-tugas gue,” terlihat Luna yang binggung dengan apa yang di bilang Celyn. Apa lagi kali ini?
“Lo gak usah berfikiran yang enggak-enggak kita cuma ngajak lo have fun aja. Mungkin ini pertemuan kita yang terakhir karna habis ini kan kita gak jumpa lagi ya kannn?” Bujuk Valeria.
“Mau ya Lunaaa,” ujar Celyn sambil menggoyang-goyangkan tangan Luna.
Bingung. Satu kata yang mempresentasikan keadaan Luna saat ini. Apakah ia harus percaya dengan orang yang sudah jelas selalu membullynya selama 3 tahun belakangan ini.
“Kalau diam berarti lo beneran mau ikut. Go girl,” Celyn berteriak sambil menggandeng tangan Luna menuju mobil mereka.
Aneh memang apa lagi saat melihat anak SMP sudah di bebaskan orang tuanya untuk membawa mobil sendiri. Luna yang masih dalam keadaan membisu hanya bisa pasrah seperti biasa saat Celyn the gank menarik tangannya.
Di dalam perjalanan Celyn yang membawa mobil seperti orang kesetanan ditambah lagi dengan suara musik yang di hidupkan dengan folume yang full. Dengan folume suara yang full suara mobil yang ada di sekitar mereka sampai tidak terdengar.
Siska dan Valeria yang keduanya tidak memakai sabuk pengaman dimana mereka asik berjoget di dalam mobil seakan sedang dugem. Yang lebih gilanya lagi Celyn menyetir mobil seakan sedang bermain game yang bisa mengendarai mobil sesuka hatinya, namun semua yang dilakukan Celyn itu bukanlah dalam permainan ilusi tetapi dilakukan pada dunia nyata.
Luna yang memang satu-satunya orang waras dalam mobil itu tak khayal hanya ucapkan banyak-banyak istigfar guna menetralisir detak jantungnya yang sudah tidak karuan ditambah dengan meremas sabuk pengaman sebagai pelampiasan rasa takut.
Dengan segenap sisa keberanian yang Luna punya, dengan maksud ingin tetap pulang dalam keadaan hidup. Luna memegang belakang kursi pengemudi yang memang ada di depannya. Luna berusaha bangkit dari posisi duduknya dengan beberapa kali percobaan karena mobil yang di kendarain Celyn seakan melewati tikungan-tikungan tajam yang biasanya ada di area perbukitan.
“Ce…celyn bisa pe..pelan-pelan nyetirnya,” ujar Luna dengan nada bergetar.
Namun seakan suara Luna ditelan dengan musik yang dari spiker mobil, “lo tenang aja. Tinggal duduk santai, gue ini pembalab yang udah mau go internasional, ya gak girls.” Celyn berteriak dan langsng dibalas, “yoiiiii.” Mereka bertiga kembali tertawa seakan sedang mengejek Luna yang gemetar ketakukan karna Celyn mengemudi dengan barbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀɴ ʏᴏᴜ ʟɪꜱᴛᴇɴ ᴛᴏ ᴍᴇ?
Teen Fiction⚠️𝔻𝕚𝕓𝕦𝕒𝕥 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕕𝕚 𝕓𝕒𝕔𝕒 ⚠️𝔹𝕦𝕜𝕒𝕟 𝕦𝕟𝕥𝕦𝕜 𝕕𝕚 𝕡𝕝𝕒𝕘𝕚𝕒𝕥 Hidup dibawah garis kemiskinan ditengah hiruk pikuk ibu kota sudah menjadi rahasia umum. Nasib inilah yang terjadi pada gadis bernama Saluna. Ayahnya merupakan peju...