Bagian : 3

921 125 47
                                    

|| gangguan kecemasan ||

“ kamu seorang wanita_ kenapa sangat menyukai minuman sialan itu, huh!” Kevin mencibir adik perempuan, ia begitu kesal karena mengurusi makhluk cantik bagaikan iblis ini, kenapa hidupnya tak jauh-jauh dari mengurus Chika.

“Ya,ya... Itu sangat nikmat kau tau, mweeh” Chika berucap di sela-sela kesadarannya, tubuh rampingnya terasa lemas dan berat. Berbaik hati kakak laki-laki yang ia miliki selalu menjaganya entah bagaimana keadaan Chika.

“Ku rasa jiwa kita tertuk_”

“ Tidak!!! aku tidak akan mau memiliki badan gendut itu!” Menyerobot ucapan kakak laki-lakinya yang begitu cerewet. Kenapa sosok kakak adalah manusia cerewet tiap langkah yang ia ambil selalu saja muncul kata baru! Apa tidak berbusa mulutnya ?

“Kau! Untung saja aku membantumu!!!” Kevin dengan susah payah menjaga keseimbangan tubuh adiknya, gardikan panjang yang membalut bahu mulus adiknya kini melingkar sempurna di leher lelaki berpostur tubuh sedikit gendut itu. Barang bawaannya sang adik seluruhnya Kevin yang membawanya, dengan sekuat tenaga tangan besarnya melingkar di pinggang belakang adiknya yang tak tertutup kain.

“aku seperti membawa jalang, liat tubuhmu kenapa sekecil hal menutupi kamu tidak bisa, hah!”

Walaupun Kevin mengatai Chika dengan sebutan kasar itu sejujurnya Kevin sangat menyayangi adiknya, saat tadi mereka berdua masuk ke tempat para setan berkumpul pandangan mata pria hidung belang seakan menelanjangi Chika membuat darah di dalam diri Kevin mendidih. Kevin yang memang sejak kecil meratukan Chika tidak bisa menolak ucapan Chika, ia hanya bisa menatap tajam ke arah para pria berengsek yang berani menatap adiknya liar, dengan bujukan-bujukan lembut akhirnya adiknya itu mau keluar dari kumpulan iblis.

“hei... Jika aku jalang pun, aku adalah jalang mahal!” Chika berucap memberi pembelaan seperti kebanyakan orang mabuk lainya. Tangan kanannya yang bebas menepuk-nepuk pipi Kevin dengan keras mata sipitnya menatap Kevin dengan tatapan mengejek. “bangke aku tentu tidak akan mau menerima pesananmu, jadi tolong sadar! Jalang juga memiliki selera “

Kevin mendengus sebal dengan uacaoan sang adik, tapi Kevin rasa jika tidak mabuk bukanlah Chika, adiknya itu berhasil menegak minuman panas itu berkali-kali, dan kini berakibat tubuh lemas adiknya dalam dekapannya. “hei! Hati-hati!” Kevin terperanjat dengan Chika yang melepas pelukannya dengan tiba-tiba. “Mau ke mana kau ?!”

“Diamlah, mulutmu sangat berisik!” Chika menggerakkan tangan kirinya memberi gestur untuk Kevin tidak terlalu ikut campur, dengan sisa kesadarannya Chika menuju ke sosok gadis yang tampak kesulitan.

Mata Chika menangkap sosok yang tak asing bagi kedua manik matanya, seseorang gadis tengah membungkuk dengan tubuh yang bergetar. Saat gadis itu akan masuk tubuhnya seperti akan terjatuh, Chika dengan sigap menarik pinggang ramping perempuan yang lebih pendek darinya itu, dengan perlahan ia membantu gadis itu masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Kevin yang ada di luar dengan sendirian.

Sadar Kevin tak bisa masuk ke dalam kamar yang menjebak adiknya dan gadis yang ia kenali, Kevin mengangkat bahunya acuh. Pintu tertutup rapat dan membutuhkan benda berbentuk kartu agar pintu kembali terbuka, kaki kanan Kevin yang terbalut sepatu putih bergerak santai menendang id card itu, sekali gerak maka id card itu masuk ke sela-sela pintu.

“Yah_ gak bisa masuk, gadis kecil baik dan lembut, kuharap kamu akan tetap aman bersama iblis cantik itu. Fighting!!” Kevin mengangkat kepalan tangannya ke arah pintu, setelah melakukan kegiatan bodohnya Kevin berjalan dengan riang sambil bersiul, menuju nomor kamarnya untuk beristirahat. Ini adalah kebebasan bagi Kevin, sepertinya Kevin harus merayakan kebebasan ini dengan dengan beberapa makanan. “ugh...! Malam yang membahagiakan”

repeated scandalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang