11 • Mengikuti Kata Hati.

285 63 0
                                    

-
.
.
.

"BERISIK, WOI!" teriak Flora ke arah lemari. Membuat suara ribut yang sedari tadi terdengar meredup. Kathrina dan Ashel tidak sungkan saling memaki hanya karena sebuah baju. Membuat Flora pusing mendengarnya.

Lemari yang luasnya hampir seukuran kamar itu dipenuhi jejeran rak berwarna putih. Berisi susunan tas, sepatu, aksesoris, mantel, baju, hingga pakaian dalam yang tertata rapi seperti sebuah toko. Tapi sekarang, semuanya bertebaran di mana-mana.

Suara ribut kedua temannya kembali terdengar, membuat Flora menyembunyikan kepala di bawah bantal. Diam-diam membaca history chatnya dengan Ferrel. Sesekali, ia tersenyum geli. Ia tahu Ferrel membaca pesannya. Yang berarti Ferrel tidak sepenuhnya cuek. Flora menyentuh kolom menulis dan mulai mengetik.

Flora Shafiqia
Kakak Fereeeeeeeeelllll

Sent.

Flora sumringah sambil mengusap-usap layar. Kadua kakinya yang terangkat naik bergoyang, menunggu pesannya dibaca. Terbilang aneh memang, disaat orang lain kesal karena pesan tidak dibalas, Flora malah sudah senang bukan main walau hanya dibaca. Mungkin karena ini adalah Ferrel. Cowok dingin dan cuek sejagat raya.

Read.

Flora menenggelamkan wajah di tempat tidur. Menahan senyuman yang melebar, jangan sampai kedua temannya mengetahui apa yang tengah dilakukannya sekarang. Ia mulai mengetik lagi.

Flora Shafiqia
Lo lagi apa? Mikirin gue, enggak? Engga, pasti. Gue lagi bareng Ashel sama Kathrina. Mereka ngerampok lemari gue karena gue gagal ngajakin lo jalan.

Flora Shafiqia
Lo udah bikin gue rugi.

Flora Shafiqia
Masa mobil gue gak bisa nyala pas distater. Kan, bego. Jadi mobil aja belagu.

Flora Shafiqia
Gue gak bisa nebeng Kathrina, rumahnya muter jauh banget. Itu anak bangunnya kebo lagi. Besok lo aja yang jemput, ya. HARUS. Gue tunggu.

Flora Shafiqia
Lo udah makan?

Sent.

"Eh, Flo. Lo kok punya jaket cowok, sih?" Flora yang kepalanya tertutupi bantal langsung menoleh. Melihat Kathrina menenteng sebuah gantungan baju.

"Ih, siniin!" sergah Flora merebut jaket itu dari tangan Kathrina.

"Itu punya lo?" tanya Kathrina bingung. "Masa lo pake jaket cowok? Tapi, lucu juga sih jaketnya, bermerk, gitu. Buat gue deh, ya?"

"Ini gak bisa lo minta." Flora menyembunyikan jaket itu di belakang punggung. "Pilih yang lain aja, gih."

"Buset ketimbang jaket, doang. Kalo gitu, ganti sama tas Channel lo yang warna merah, oke?"

"Serah."

Tak berapa lama Ashel keluar dengan tumpukan pakaian yang tidak jauh berbeda. Hari itu mereka berkumpul dirumah Flora. Menghabiskan waktu bersama menunggu malam tiba.

"Gimana sama cowok lo yang sekarang, Flo? Asik?" tanya Ashel di tengah gigitan pizzanya. Tadi mereka sudah menelepon layanan delivery dan sekarang mereka sudah duduk santai di ruang TV.

"Biasa aja. Kayak yang sebelum-sebelumnya, gitu."

"Halah. Ati-ati mulut lo, busuk ngomong boong terus." Timpal Kathrina di sofanya. "Kita-kita itu juga udah ngerasa kalo si Ferrel ini gak biasa-biasa aja buat lo."

Ashel mengangguk. "Lo beda dari pacaran sebelumnya, tau gak."

"Ini itu..., beda dikit karena cowok yang gue ajak pacaran juteknya setengah mati. Bentaran juga luluh. Tungguin aja."

Edelweiss.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang