2. Jangkrik Jualan

31 4 0
                                    

Tugas kuliah memang sangat penting, tapi berjualan tetap prioritasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tugas kuliah memang sangat penting, tapi berjualan tetap prioritasnya. Vericho memang sudah menjadi seorang pebisnis sejak Sekolah Dasar. Bahkan di Taman Kanak-kanak, otak kecilnya sering mengadakan jasa titip untuk teman-temannya. Entah jastip barang-barang yang saat itu sedang tren ataupun hal-hal yang hanya bisa didaptkan di kota dan negara tertentu saja.

Saat kecil, Vericho memang sering merengek ingin ikut Mama atau Papanya business trip ke luar kota ataupun luar negeri. Bukan karena takut ditinggal, tapi karena ingin membeli sesuatu untuk bisa dijual kembali kepada teman-temannya.

Walaupun suka berbisnis, tapi Vericho tidak memilih jurusan yang sejalan dengan jurusan berbau bisnis. Saat SMA, Vericho memilih jurusan MIPA dan sekarang kuliah di jurusan Teknik Pertambangan.

Saat teman-teman kampusnya mengetahui bahwa Vericho berjualan, Vericho langsung diberi pertanyaan seperti ini;

"Anak teknik kok jualan?"

Tapi tentu Vericho akan langsung menjawab dengan sewot.

"Atuh kumaha aing we, iri maneh aing loba duit?"

(Ya gimana gue aja, iri lo gue punya banyak uang?)

Jawaban itu tidak hanya diberikan untuk teman seangkatannya saja, kakak tingkat pun akan diberikan jawaban yang sama jika Vericho disinggung soal 'anak teknik kok jualan?'.

Sekitar pukul setengah delapan malam, Vericho pergi ke salah satu cafe yang ada di Dago. Menyusul teman-temannya untuk menongkrong. Tapi acara nongkrongnya malam ini sebenarnya berkedok bisnis.

"Masih dua mingguan, belum gue pake sama sekali," ujar Vericho setelah menghembuskan asap rokok ke udara. Ia sedang menunjukkan foto amplifier yang baru dibeli dua minggu lalu untuk gitar elektriknya. Keadaan barang tersebut pun masih bagus dan mulus, sehingga Vericho percaya diri untuk memberikan harga yang lumayan.

Julian yang merupakan mahasiswa Teknik Dirgantara 22 itu memperhatikan foto barang yang akan dijual oleh adik tingkatnya dengan serius. "Lo jual berapa?" tanyanya masih dengan mata fokus untuk memperhatikan setiap detail barang tersebut melalui layar handphone.

Sebelum menjawab, Vericho menyedot es kopinya. "Gue jual rugi aja bang, dua juta angkut," jawab Vericho seraya menyimpan gelas plastik kopi ke tempat semula.

"Lo awalnya beli diharga berapa emang?"

"1,5."

"TOLOL!" Bukan Julian yang memaki, melainkan Yazhar temannya dari SMA yang langsung memberikan toyoran di kepala. Tiga orang lain yang duduk dalam satu meja itu langsung tertawa

Julian langsung mendengkus, "tai lu!" lalu meletakkan ponsel milik Vericho di meja. Sudah tidak ada mood untuk melakukan transaksi jual beli.

Cengiran langsung terpampang di wajah Vericho. Laki-laki itu mengambil ponselnya sambil bertanya, "jadi gak?"

The Lost ArtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang