(07) : Tentang Rasa.

509 29 15
                                    

.....你好.....

Sesuatu yang sudah ditakdirkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu. Bagaimanapun prosesnya.
~Mahira hilya El-malik



Kamar bernuansa putih bersih ini adalah tempat favorit Ning hilya melepas lelah

Saat ini Ning hilya sedang fokus menata novel dan kitab nya di rak yang tadi ia beli di Gramedia

Sedangkan Novel novel yang sudah tidak dibaca ia kumpulkan menjadi satu kedalam sebuah box untuk ia bagikan ke panti asuhan ataupun temannya yang akan mengambil

Asik menata barang-barang nya tiba-tiba terdengar suara dering ponsel nya berbunyi, menampilkan nama "Zahra" di kontak tersebut

"Assalamualaikum Ning?"

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh, ada apa Zahra?"

"Ning hilya, untuk kajian Minggu ini apakah di undur?"

"Tidak, Tetapi saya Minggu ini ada urusan jadi yang isi cuma gus Muzafar"

"Gitu ya Ning? Syukron Ning atas jawaban kalau begitu saya tutup, maaf mengganggu waktunya ning''

Setelah telpon singkat tersebut usai, kini Ning hilya kembali fokus menata beberapa kitab yang belum ia susun

Setelah menyusun semua barang-barang, Ning hilya mendengar suara ketukan pintu dari luar sana, lantas Ning hilya bangkit untuk membukakan pintu

"Abang? Kenapa bang?" Tanya Ning hilya

"Itu, itu siapa? Si-si Zhafran demam" Jawab Gus Tsaqib ngos-ngosan yang padahal kamar Zhafran dengan kamar Ning hilya tak jauh hanya selisih 1 kamar

"Demam?" Ulang Ning hilya

"Iya, cepetan dek kamu kesana gih" suruh Gus Tsaqib

Kenapa Ning hilya? Karena jika Zhafran sakit yang dicari setelah umi nya adalah Ning hilya

"Sudah dikompres?" Tanya Ning hilya

"Sud- eh astaghfirullah belum, kamu ke kamar Zhafran biar Abang yang ambil kompres" ucap Gus Tsaqib yang kemudian berlalu dari hadapan Ning hilya

Setelah Abang nya pergi lantas Ning hilya bergegas menuju kamar Zhafran

"Assalamualaikum" ucap Ning hilya saat memasuki kamar Zhafran

"Waalaikumusalam warahmatullahi wabarakatuh"

"Mbak, sini" ucap Zhafran lirih

Kemudian Ning hilya berjalan mendekat kearah Zhafran yang masih berbaring di tempat tidur

"Peluk" ucap Zhafran manja

Semua yang mendengar permintaan Zhafran hanya bisa geleng-geleng kepala, namun ni ya namun tidak dengan Hanan, ia sudah mulai cemburu disaat Zhafran memeluk Ning hilya

Abi Hasan yang menyadari kecemburuan cucunya pun lantas mengisyaratkan mereka untuk keluar, membiarkan kakak beradik itu sendiri

Dua do'a yang terkabul [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang