(06) : Perkara sandal.

520 28 13
                                    

.....你好.....

Simpanlah apa yang kamu rasa dalam diam dan serahasia mungkin, hingga debaran nya hanya engkau dan Allah yang mampu mendengarnya.
~Bilfaqih Arnawama Al-latif



"Diam kau ini, mengganggu saja dari tadi" kesal Ustadz Raffi kepada ustadz Daffa

Mereka sedang berada di kawasan taman bermain yang berada di pusat kota untuk melihat segerombolan anak-anak bermain, sebut saja itu adalah salah satu kegabutan mereka.

"Berisik sekali kalian ini, saya plester juga mulut mu itu'' ucap Gus Akram

Ucapan terakhir Gus Akram membuat ustadz Daffa dan ustadz Raffi membekam mulut menggunakan tangan, enak aja mulut saya di plester, kayak luka aja! Batin ustadz Daffa menggerutu

Di plester? Yang bener aja! Luka aja enggak' batin ustadz Raffi

Gus faqih sendiri sedari tadi terus menerus berkecamuk dengan isi pikirannya

Semua yang menyadari keterdiaman Gus faqih pun merasa heran, tidak seperti biasa yang langsung menegur apabila temannya itu terlalu berisik di tempat umum

"Gus?" Panggil Gus arkam sembari mengguncang bahu Gus faqih pelan

"E-eh iya, kenapa?" Tanya Gus faqih bingung

"Gus yang kenapa? Ada masalah?" Tebak ustadz Raffi

"Tidak" jawab Gus faqih cepat

"Beneran Gus? Mendem masalah sendiri itu enggak baik Lo" peringat ustadz Daffa

"Beneran! Ah sudah lah, berisik sekali kalian" ucap Gus faqih

Mendengar jawaban gus faqih yang menurut mereka tidak puas sama sekali membuat mereka geram, mau bagaimana lagi? Jika dipaksa pun kalau yang namanya faqih ya....ga bakalan ngasih tau juga

Mata gus Akram sedari tadi tidak berhenti menelisik di setiap sudut taman bermain, banyak sekali anak-anak bermain dengan riang yang membuat Gus Akram ingin sekali rasanya ..... menikah?

"Nikah enak kali ya?" Celetuk Gus Akram

"APA?" Pekik ustadz Daffa dan ustadz Raffi bersamaan

"Sehat kan Gus? Calon aja belum ada" ucap ustadz Daffa

"Ya... Itu belakangan, yang penting nikah dulu" ucap Gus Akram enteng

"Eh Gus, yang namanya nikah itu harus ada calonnya dulu baru bisa nikah" ucap ustadz Raffi

"Lah, iya ya?"

"Kurang satu sendok ya gini" sindir Gus faqih

"Jahat kamu mas, tega kamu sama aku" ucap Gus Akram dramatis

"Enggak usah sok ngedrama, geli saya denger nya" ucap Gus faqih

"Kayanya kalau saya daftarin jadi aktor cocok deh Gus?" Saran ustadz Daffa

"Iya tuh, masuk bosku" ucap ustadz Raffi sembari mengacungkan jempol nya

"Ogah, kamu aja sana" ucap Gus Akram

Dua do'a yang terkabul [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang