CHAPTER 26

160 10 34
                                    

Marcus POV

Wajahnya kembali cemberut karena ucapanku. Si cantik ini memang suka sekali memancing hasratku agar meledak. Perbuatanku pada bibir dan payudaranya saja sudah mampu membangkitkan kejantananku yang tegak, apalagi ulahnya yang tadi menjilatku.

Lidah Cathy memang jahil dan hal tersebut dimulai sejak malam itu, ketika aku perlahan-lahan mulai mengajarinya. Dia menjerit ketika aku menindih tubuhnya dengan brutal dan tangan tetap sibuk meremas payudaranya.

Aku terkekeh ketika tahu si cantik sedang sibuk mencium aroma tubuhku yang katanya seperti aroma hutan. Memangnya bagaimana aroma hutan nan jantan itu?

Setahuku aroma di hutan memang menyegarkan dan penuh sensasi, karena banyaknya pohon disana. Ya kalau memang salah ya maaf. Aku tidak terlalu menyukai liburan ke alam terbuka.

"Apa sangat menyenangkan aroma tubuhku?" Aku bertanya dan dia mengangguk. Aku tidak menyentuhnya lagi dan kini aku perhatikan dia sedang memandang lenganku.

"Sejak kapan ada tato disini, Magrey? Aku baru melihatnya sekarang."

Dari binar matanya, aku tahu jika Cathy menyukai tato di lenganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari binar matanya, aku tahu jika Cathy menyukai tato di lenganku. "Apa aku tampak keren menggunakan tato?"

"Sangat keren dan cocok untukmu."

Aku paham kalau Cathy yang cantik ini begitu lugu dalam mengenal dunia dewasa seperti ini dan jujur aku berdosa telah mengajaknya seperti ini. Namun aku menangkap maksud lain dari keingintahuannya ini dan itu memang wajar, agar tidak ada yang berbuat sesuka hatinya kepada Cathy.

"Apa ini tato mawar?" Aku yang baru saja mengiyakan pertanyaannya langsung terkejut ketika Cathy mencium area tato bunga mawar di tanganku dan sialnya aku kembali bernafsu hanya karena bibir si cantik menyentuh kulitku.

Shit! Ingin gila rasanya Sayang!

Cathy mengerang ketika dengan nakalnya aku kembali menciumi payudaranya dan hal tersebut menjadikan kulit putihnya semakin memerah dan tampak sangat menggoda sekarang.

"Grey... aahhh!"

Senyumku yang kata Cathy senyum setan terbit ketika dia menyebut namaku disertai desahan. Jambakan pada rambutku menandakan Cathy sedang merasakan panas dingin akibat perbuatan mulutku yang kembali nakal memasukkan nipple-nya.

"Eungghh... Marcus!"

Cathy mengerang dengan nama depanku karena aku memang tengah mengigit nipple-nya dan itu terus aku lakukan secara berulang-ulang dan si cantik ini terus mengerangkan namaku.

F*"k it! Holy shit baby!

Sungguh dahsyat api gairah ini!

"Ohhh please, Marcus Grey! Aku tidak tahan!"

Lüste on LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang