Chapter 14

157 21 9
                                    

     Jungha memutuskan menemui Hangyeom setelah laki laki itu berpikir keras bahwa dia sama sekali tidak punya salah apapun, jadi Hangyeom tidak berhak bersikap seperti itu padanya. Jungha berpikir dia harus mendapatkan alasan yang sebenarnya yang membuat hubungan mereka jadi seperti ini. Jungha benar benar tidak menyukai keadaan mereka sekarang.
Itu membuat Jungha tidak fokus pada kuliahnya.

    Maka disinilah jungha sekarang di lapangan basket tempat sekolahnya dulu, menunggu dengan gugup,berusaha tenang dengan terus memainkan bola. Jujur setelah kejadian kemarin Jungha takut Hangyeom tidak akan mau menemuinya, tapi Jungha juga benar benar tidak tahu dimana letak salahnya membuat Jungha tidak tenang, mereka berdua benar benar harus bicara serius. Tadinya Jungha ingin bertemu besok saat weekend tapi Jungha benar benar sudah tidak bisa menunggu lagi, dia benar benar kesal song Hangyeom terus mengabaikan telponnya.

   Melihat kedatangan orang yang ditunggu Jungha menghentikan permainannya. Tatapan Jungha begitu intens melihat orang didepannya, Jungha berpikir kapan terakhir kali mereka berdua bertemu seperti ini, sudah hampir 4 bulan lamanya, pertemuan kemarin tidak dihitung yah karena itu mereka bertemu karena tidak sengaja, bukan benar benar bertemu berdua ingin saling melihat. Bilang ajah rindu bang susah amat.

  Hangyeom berjalan perlahan kearah Jungha berusaha terlihat tenang.

"Kau akan berdiri disitu?" Jungha bertanya dengan kesal melihat Hangyeom berdiri cukup jauh menurut nya. Biasanya juga kalau mereka bertemu berdua apalagi sepi begini laki laki didepannya ini pasti dengan tidak tahu malu langsung memeluknya.

"Emmh" dengan enggan Hangyeom mendekat kearah Jungha, Hangyeom merasa aneh jarak mereka tidak kurang dari 10 langkah jauh darimana coba?

"....." Mereka berdua terdiam entah memikirkan apa sampai suara Jungha memecahkan Keheningan diantara mereka.

 
"Aku sudah berpikir keras dimana letak salah ku sehingga kau begitu marah, tapi aku tidak tahu, aku merasa tidak melakukan kesalan apapun."

"Aku juga sudah bilang Hyung tidak melakukan kesalan apapun."

"Lalu kenapa ?"

"Aku sudah mengatakan nya pada Hyung. Aku hanya ingin berhenti."

"Berhenti? Semudah itu?"

"Menurut Hyung apa itu mudah?"

"Atas dasar apa kau ingin berhenti?"

"Aku hanya tidak ingin mengganggumu."

"Omong kosong apa yang kau katakan! Apa aku pernah bilang kau mengganggu ku?"

"Hyung....bagimu kita berteman kan?"pertanyaan Hangyeom membuat keheningan kembali menyelimuti mereka.

"Jadi mari kita berteman Hyung, aku tidak ingin membebani Hyung dengan perasaan ku."

"Kau tahu Song Hangyeom semua yang kau katakan itu omong kosong?" Jawab jungha dengan sinis
" Lagi lagi kau membahas status. Kau sudah setuju untuk tidak meminta itu Song Hangyeom!! Dan sekarang kau mempermasalahkan nya? Hah! kau pikir aku percaya tidak terjadi apa apa setelah semua omong kosong mu ini?"jawab jungha penuh emosi

"...."

"Kau hanya perlu memberitahu ku, apa itu begitu sulit?"tanya Jungha dengan lirih

"...."masih tidak ada jawaban dari orang didepannya.

"Aku kebingungan mencari tahu kenapa kau bersikap seperti ini, kau begitu ingin tahu apa kita berteman atau tidak? Apa kau pernah melihat aku memperlakukan temanku seperti aku memperlakukanmu?".

"Lalu siapa wanita itu" tanya Hangyeom dengan mata memerah menahan tangis setelah mendengar ucapan Jungha. Hangyeom merasas sedikit bahagia, sedikit yaah gak banyak .

"Wanita? Apa maksudmu? Siapa? Aku tidak mengerti!"

"Waktu Hyung menolak ajakan ku bertemu,  
Aku melihat Hyung sedang minum dan makan malam dengan wanita itu, yang Minggu lalu juga sama. Bukankah Hyung berkencan dengannya?" Tanya Hangyeom. Jungha Mengernyit kan alisnya entah bingung atau heran.

"Maksud mu Dahee? Wanita yang kau temui saat bersama teman temanmu?"

"Aku tidak bertanya namanya!"

"Hahahahahahah"melihat jungha malah tertawa Hangyeom merasa kesal

"Kenapa Hyung tertawa? Apa menurut Hyung ini lucu?" Tanya Hangyeom cukup marah.

"Ahahahah tentu saja lucu." Jawab Jungha masih tertawa

"Hyung!!" Hangyeom memanggil dengan marah

"Jadi kau bersikap seperti ini karena cemburu?" Jungha berjalan mendekati Hangyeom membuat jarak mereka semakin dekat. 

"Hahahaha" Jungha kembali tertawa melihat mata Hangyeom yang melotot karena pertanyaan nya.

"Siapa yang cemburu? Aku tidak cemburu!" Jawab Hangyeom dengan cepat sambil memalingkan wajahnya. Hangyeom malu sekali sekarang.

"Namanya Dahee, bukankah dia cantik?"

Jleb

Rasanya dada Hangyeom ada yang meremas sakit sekali mendengar apa yang keluar dari mulut laki laki tinggi didepannya. Bahkan tanpa sadar air matanya yang dia tahan dari tadi karena perdebatan mereka mengalir begitu saja. Hangyeom sudah tidak bisa bertahan.
Dia benar benar ingin pulang sekarang.

"Kenapa kau menangis?" Tanya Jungha saat melihat air mata dipipi putih Hangyeom.

   Jungha mengelus pipi putih Hangyeom dengan lembut, mencoba menghapus air mata Hangyeom.

"Berhenti menangis, Dahee adalah sepupu ku. Dia bukan siapa siapa, tidak lebih penting darimu juga." Hangyeom langsung menatap Jungha setelah mendengar jawaban laki laki didepannya. Membuat elusan Jungha dipipi Hangyeom terlepas.

"Sepupu?"

"Emmh. Anak dari kakak perempuan ayahku." Jawab Jungha kembali mengelus pipi Hangyeom.

"Sungguh?" Sekali lagi Hangyeom bertanya

"mh. Kau masih akan berhenti?"

"Soal itu, aku rasa memang sebaiknya nya kita emmmmmh
Ucapan Hangyeom terhenti karena bibirnya di bungkam oleh bibir lembut laki laki didepannya. Hangyeom melotot kaget selama beberapa detik, kemudian matanya menutup menikmati rasa yang baru pertama kali dia coba, mengalunkan tangannya di leher Jungha Hangyeom mencoba membalas ciuman itu.

    Merasakan tangan mengalun di lehernya Jungha menarik pinggang Hangyeom dengan tangan kirinya membuat mereka semakin dikikis jarak, begitupun tangan kanan yang dari tadi betah dipipi lembut Hangyeom berpindah ke tengkuk Hangyeom, mempererat ciuman mereka, apalagi ketika mendapat kan ciuman balasan Hangyeom, Jungha sudah tidak bisa menahan untuk menghisap bibir bawah lalu bibir atas Hangyeom bergantian, manis rasanya enak Jungha menyukainya.

Ugh emmmmmh

  Hangyeom berusaha melepaskan ciuman mereka, dadanya mulai sesak, mereka sudah cukup lama saling melumat, tapi Jungha terus menekan tengkuk nya membuat Hangyeom tidak bisa melepas pagutan mereka.

  Hangyeom Meremas pundak Jungha cukup kuat memberi tahu laki laki didepannya bahwa dia sudah tidak sanggup, pasokan oksigen diparu parunya benar benar minta diisi.

Hah hah

Nafas mereka bersahutan saat kedua orang itu melepaskan belah bibir mereka. Kening mereka masih menyatu, hidung mereka masih bersentuhan, dengan nafas yang mulai teratur.

"Hyungh..." Panggil Hangyeom dengan lembut.

"Jangan berani lagi untuk mengatakan kau akan berhenti. Aku tidak akan membiarkannya, kau mengerti!" Hangyeom tidak menjawab dia hanya tersenyum tipis.

"Hyung...cium aku lagi..."

Tbc







   

 

Derminition ( Ketetapan Hati)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang