05 • Overtime Date

0 0 0
                                    

Di tengah kesibukan pagi di kantornya, Orion duduk di belakang meja, meneliti dokumen penting yang harus segera diselesaikan. Ketika suara teleponnya berbunyi, ia melihat nama ibunya muncul di layar. Dengan napas panjang, ia menjawab panggilan tersebut.

"Bu," sapanya singkat.

"Orion. Bagaimana kabarmu? Ibu menelepon untuk memastikan kau akan datang ke pesta ulang tahun ayahmu minggu depan," suara Lydia terdengar hangat.

Orion berusaha menolak dengan nada setenang mungkin, "Bu, aku sedang sangat sibuk. Mungkin aku tidak bisa datang."

"Tidak, Orion. Ayahmu akan sangat kecewa jika kau tidak hadir. Ini pesta ulang tahunnya, dan kau tahu dia ingin sekali melihatmu di sana."

Orion terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menyerah, "Baiklah, aku akan datang."

"Dan dengar ini, Orion. Kau harus datang dengan seseorang. Ayah ingin melihatmu membawa seorang wanita. Jika tidak, dia akan segera mengatur kencan buta untukmu, dan kau tahu betapa dia suka mengatur segalanya."

Orion mendesah, merasa semakin terpojok. "Bu, aku tidak tertarik dengan semua itu. Aku tidak butuh kencan buta. Aku tidak ingin menjadi bagian dari permainan ayah."

Lydia tidak mengalah. Suaranya menjadi lebih serius. "Orion, kau adalah pewaris tunggal keluarga Hawke. Kau membutuhkan seseorang yang bisa mendukungmu, seorang yang bisa kau bangun keluarga bersamanya. Seandainya kau tidak membatalkan pernikahan dengan anak gadis teman ayahmu  dulu, mungkin sekarang kau sudah memiliki dua anak yang bisa bermain di taman rumah ini."

Orion merasakan kelelahan yang mendalam seakan energinya tersedot habis dari ponselnya. "Bu, aku tidak akan menikah hanya demi status atau uang. Wanita itu hanya menginginkan hartaku, bukan diriku. Aku tidak ingin terjebak dalam pernikahan tanpa cinta."

Lydia terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara dengan nada lebih lembut. "Orion, kami hanya ingin yang terbaik untukmu. Ayahmu mungkin keras, tapi dia peduli. Tolong, pikirkan ini baik-baik jangan buat dia kecewa di hari bahagianya."

Orion menatap ke luar jendela, merasa sesak oleh tekanan yang tidak pernah ia inginkan. akhirnya ia berkata, "Aku akan datang, Bu. Tapi aku tidak bisa janji akan membawa seseorang."

Lydia mendesah panjang. "Ibu mohon, pikirkan baik-baik."

Setelah telepon ditutup, Orion merasakan gelombang frustrasi dan kelelahan membanjiri dirinya. Percakapan dengan ibunya tadi meninggalkan jejak kekacauan di pikirannya, Orion memijat pelipisnya, mencoba meredakan sakit kepala yang mulai muncul.

Tanpa sadar, mata birunya tertuju pada Elara yang sedang berbicara di telepon di meja kerjanya. Ada sesuatu yang menenangkan dalam cara Elara berbicara, meskipun gadis cantik itu terlihat serius. Orion tak bisa mengalihkan pandangan, dan tanpa disadarinya, Elara sudah selesai berbicara dan menuju ke ruangannya.

"Mr. Hawke," suara Elara memecah lamunan Orion. Ia menoleh dan melihat gadis itu sudah berdiri di depan pintunya, mengetuk pelan sebelum masuk. "Ada rapat dari manajemen jam tiga sore nanti."

Orion mengangguk, suaranya terdengar lebih lembut dari biasanya, meski masih menyiratkan sisa-sisa frustrasi. "Terima kasih, Elara."

Elara merasakan ada sesuatu yang berbeda, tapi ia memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut. Gadis itu kemudian kembali ke mejanya, sementara Orion tetap duduk di kursinya, tatapan mata Oriin tertuju pada pintu yang baru saja tertutup. Meskipun pikirannya masih kacau, entah bagaimana, kehadiran Elara memberi sedikit ketenangan untuk lelaki itu.

***

Ruang meeting di kantor Orion terletak di lantai teratas gedung pencakar langit di tengah kota New York, ruang ini menawarkan pemandangan spektakuler kota di luar jendela-jendela besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit. Cakrawala kota terlihat jelas, dengan lampu-lampu gedung yang mulai menyala di sore hari, menambah suasana yang elegan dan megah.

Secret GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang