Elara terbangun lebih awal dari biasanya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke arah jendela yang masih gelap. Matanya terasa berat, bukan karena kantuk, tetapi karena tangis yang ia tahan sepanjang malam. Ia menghela napas panjang, merasakan kesedihan yang semakin membebani dadanya.
Elara tahu bahwa ia harus bangkit, tapi setiap gerakannya terasa lamban, seolah-olah tubuhnya menolak untuk berfungsi normal. Akhirnya, dengan sisa-sisa kekuatan yang ia miliki, ia berdiri dan berjalan keluar dari kamar, melangkah menuju dapur. Sepanjang perjalanan, pikirannya dipenuhi oleh ingatan tentang perdebatan dengan Orion. Setiap kata yang mereka ucapkan kembali terngiang, membuat hatinya semakin terasa perih.
Saat ia tiba di ruang keluarga, pemandangan yang ada di hadapannya membuatnya berhenti sejenak. Orion terbaring di sofa, masih tertidur. Wajahnya terlihat lelah, bahkan dalam tidurnya. Elara menatapnya dengan perasaan campur aduk. Di satu sisi, ia merasakan cinta yang begitu dalam, tapi di sisi lain, ada luka yang masih segar, yang terus mengingatkannya akan jurang yang kini terbentang di antara mereka.
Bagaimana caranya aku memperbaiki ini semua? pikir Elara, hatinya terasa hancur. Ia ingin mengulurkan tangan, ingin membangunkan Orion dan memeluknya erat, tetapi ia tahu bahwa itu tidak akan cukup untuk menyembuhkan luka yang mereka ciptakan.
Dengan hati yang semakin berat, Elara melangkah ke dapur. Ia mengambil gelas dan mengisinya dengan air, lalu meminumnya perlahan. Setiap tegukan seakan ia seperti menelan beban yang tidak akan hilang begitu saja. Setelah selesai, ia meletakkan gelas di atas meja dan beralih memberi makan Biggy. Anjing itu berlari ke arahnya dengan ekor yang bergoyang-goyang, tidak menyadari ketegangan sedang melanda rumah itu.
Elara mengusap kepala Biggy, mencari sedikit kenyamanan dari hewan peliharaannya. *Aku hanya ingin semuanya kembali seperti dulu, Biggy,* bisiknya pelan, berharap anjing itu bisa mengerti apa yang ia rasakan.
Setelah selesai memberi makan Biggy, Elara memutuskan untuk pergi lari pagi. Ia butuh udara segar, sesuatu yang bisa mengusir kabut di dalam pikirannya, meskipun hanya untuk sementara. Ia mengenakan jaket dan sepatu lari, lalu melangkah keluar dari rumah Orion.
Tak lama dari kepergian Elara, Orion mulai terbangun. Matanya terbuka perlahan. Tidur di sofa semalaman tidak membuatnya merasa lebih baik justru sebaliknya, ia merasa semakin lelah. Ia mengusap wajahnya, mencoba menghilangkan sisa kantuk yang masih tersisa. Namun pikiran Orion langsung tertuju pada Elara. Apa yang harus aku lakukan? gumamnya dalam hati. Ia tahu bahwa apa yang terjadi semalam bukan hal yang bisa dengan mudah dilupakan. Kata-kata yang mereka lontarkan, rasa sakit yang mereka ciptakan, semua itu masih segar dalam ingatannya. Orion merasa bingung dan tak berdaya.
Orion memutuskan untuk pergi ke kamar dan berbicara dengan Elara. Tapi ketika ia sampai di sana, kamar itu kosong. Orion melihat tempat tidur yang sudah rapi, tidak ada tanda-tanda Elara. Perasaan khawatir mulai merayap di hatinya. Ke mana dia? pikirnya.
Orion bergegas ke kamar mandi. Ia menyalakan shower, membiarkan air hangat mengalir di atas tubuhnya, mencoba merilekskan otot-otot yang tegang. Meski pikiran tentang Elara tidak bisa ia usir begitu saja. Ia tahu bahwa mereka perlu berbicara, perlu menyelesaikan semua ini, tapi bagaimana caranya? Bagaimana Orion bisa menghadapi Elara tanpa merusak segalanya lebih jauh?
Di bawah aliran air, Orion memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Aku harus menemukan cara untuk memperbaiki semuanya, lirih lelaki itu.
***
Saat berlari melewati kompleks perumahan, Elara mencoba menikmati udara pagi. Meskipun angin sejuk menyapu wajahnya, pikiran Elara tenggelam dalam kesedihan. Kakinya terus bergerak, seolah berusaha melarikan diri dari kenyataan yang menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Girlfriend
RomansaOrion Hawke tidak pernah membiarkan emosi mengganggu pekerjaannya, sampai Elara Vasper datang. Sebuah kesalahan di pesta kantor membuat mereka terlibat lebih dari yang mereka rencanakan. Saat mereka berpura-pura menjadi pasangan di pesta ulang tahun...