10 • Marital Debate

0 0 0
                                    

Dari kejauhan, Elara melihat seorang pria berjalan mendekat ke arah mereka, wajahnya tampak akrab, namun Elara butuh beberapa detik untuk mengenalinya. “David?” Elara berbisik pada dirinya sendiri, bingung kenapa pria itu ada di sini.

David tersenyum lebar saat ia mendekati meja mereka dan tanpa ragu bergabung. “Hai, kalian di sini,” sapa David santai, mengambil tempat duduk di samping Samantha.

Elara menatap David dengan alis terangkat. “Oh, hai David! Apa yang kau lakukan di sini?”

David tersenyum kecil, lalu menatap Samantha dengan pandangan penuh tanya. “Aku kemari untuk menemui Sam. Katanya ada yang genting di sini?”

Elara menolehkan pandangan ke Samantha, mencari jawaban. Samantha yang sedari tadi diam, akhirnya menghela napas panjang dan membuka tangan kanannya yang sejak tadi disembunyikan di bawah meja. Di sana, sebuah cincin berkilauan dengan permata besar yang memancarkan cahaya dari setiap sudutnya. Cincin itu terpasang manis di jari manis Samantha, seolah menjadi penanda hal penting baru saja terjadi.

Elara terkejut, matanya melebar, dan tanpa sadar ia menutup mulutnya dengan tangan, hampir berteriak girang. “Kamu... kamu akan menikah?!” tanyanya dengan suara tertahan, berusaha menjaga volume suaranya agar tidak menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka lagi.

David menarik sudut bibirnya sekilas, sementara Samantha menganggukkan kepala pelan. “Ya, Elara. Dave dan aku... kita akan menikah,” jawab Samantha pelan seraya menatap David.

Elara tercengang. “Dave?” ucapnya, menolehkan kepala ke arah David seakan meminta penjelasan. “Dave adalah... David?!”

David tertawa kecil, mengangguk lagi. “Yup, Dave adalah nama kecilku."

Samantha menatap Elara dengan mata penuh rasa bersalah. “Maafkan aku, Elara. Aku ingin memberitahumu, Dave dan aku mulai berkencan saat malam pesta Nicole. Setelah itu, kamu tahu peraturan kantor yang menyebalkan ini membuat aku harus menutupinya darimu. Aku takut kamu tidak sengaja keceplosan pada Orion dan mengatakan hubungan kami"

Kini giliran Elara yang belum bisa sepenuhnya memproses semua informasi yang diberikan Samantha. “Jadi... kalian benar-benar sudah bertunangan?” tanyanya, suaranya sedikit gemetar karena perasaan terharu yang tiba-tiba muncul.

Samantha mengangguk. “Ya, dan itu momen yang sangat manis. David membawaku ke restoran favorit kami. Setelah makan malam yang indah, dia mengeluarkan cincin ini dan melamarku, pria yang sangat manis ini malah hampir menjatuhkan cincin ke kolam ikan di samping restoran!” Samantha tertawa mengingat momen lucu itu.

David menggelengkan kepala dengan senyum lebar di wajahnya. “Ya, itu momen yang cukup memalukan, tapi aku berhasil mengambilnya sebelum cincin itu jatuh ke air.”

Elara tertawa bersama mereka, merasa bahagia untuk sahabatnya. “Itu kedengaran sangat romantis,” ujarnya. “Aku benar-benar senang untuk kalian berdua.”

David kemudian menatap Elara. “Oh, dan Elara, aku harus memberitahumu sesuatu. Aku sebenarnya sudah tahu tentang kau dan Orion saat tragedi lift itu terjadi.”

Elara menatap David, terkejut. “Kau tahu?”

David mengangguk. “Ya. Aku buru-buru pulang saat lift mati, dan ketika aku mengambil lift lain untuk turun, aku melihat kalian berdua bergandengan tangan menuju mobil Orion. Itu cukup jelas bagi siapa pun yang melihat.”

Elara tertawa kecil, merasa sedikit malu. “Oh, jadi kau sudah tahu?”

David mengangguk lagi. “Ya, dan aku langsung menceritakannya pada. Samantha,  Sam tidak percaya padaku, dan kami sempat bertengkar. Tapi ketika Sam tahu tentang kepindahanmu, ia mulai yakin.”

Secret GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang