08 • Party

2 0 0
                                    

Elara duduk dengan gelisah di kursi penumpang mobil Orion. Jalanan yang mereka tempuh cukup sepi, diselimuti cahaya bulan yang redup dan lampu jalan yang berkelap-kelip. Perjalanan menuju rumah keluarga Orion terasa panjang bagi Elara, yang semakin lama semakin tenggelam dalam perasaan gugupnya.

Orion melirik sekilas, merasakan kegelisahan yang memancar dari wajah kekasihnya yang pucat. "Hei," katanya lembut, satu tangan Orion tetap memegang setir sementara tangan lainnya meraih tangan Elara, menggenggamnya dengan hangat. "Kau tidak perlu cemas. Mereka akan menyukaimu."

Elara tersenyum tipis, meskipun hatinya masih diselimuti ketakutan. "Aku tahu, tapi... ini pertama kalinya aku bertemu mereka secara langsung. Rasanya seperti mimpi bertemu dengan ayah dan ibumu. Mereka bukan orang sembarangan."

Orion tertawa kecil, menenangkan dengan nada yang ringan. "Mereka hanyalah orang tua biasa yang ingin melihat anak mereka bahagia. Dan aku bahagia bersamamu."

Rumah keluarga Hawke akhirnya terlihat di kejauhan. Sebuah mansion megah yang dikelilingi oleh taman yang luas dan terawat dengan sempurna. Gerbang besi yang tinggi terbuka perlahan, memperlihatkan halaman yang dipenuhi mobil-mobil mewah milik tamu-tamu elite yang sudah datang. Cahaya dari lampu-lampu kristal yang tergantung di dalam rumah memancar keluar melalui jendela-jendela besar, menciptakan suasana elegan dan penuh kemewahan.

Mereka berhenti di depan pintu utama, di mana para pelayan berdiri siap menyambut tamu-tamu yang datang. Orion keluar dari mobil, bergegas ke sisi Elara untuk membukakan pintu dan membantu Elara turun. Langkah-langkah mereka berdua mengarah ke pintu depan yang besar, yang terbuka dengan anggun untuk menyambut mereka masuk ke dalam pesta.

Di dalam, pesta itu berlangsung meriah, penuh dengan tamu-tamu elite yang bercengkerama dan tertawa dengan suara yang bercampur dengan alunan musik jazz yang dimainkan oleh band kecil di pojok ruangan. Para pelayan berpakaian formal hilir mudik membawa nampan berisi minuman dan makanan kecil, sementara penjaga keamanan tampak berjaga dengan ketat di sudut-sudut ruangan, memastikan semuanya berjalan lancar.

Orion dan Elara segera disambut oleh Lydia dan Fred, yang sedang berbincang dengan beberapa tamu lain. Lydia terlihat anggun dalam balutan gaun hitam elegan, rambutnya yang memutih dengan anggun ditata sempurna. Fred, di sisi lain, masih memancarkan wibawa dan kegagahannya meski usia telah mengurangi kekuatannya.

"Orion," sambut Lydia dengan pelukan hangat, sementara Fred tersenyum dan mengangguk dengan penuh keakraban. "Senang kau bisa datang."

"Ayah, Ibu. Perkenalkan kekasihku, Elara Vasper," kata Orion memperkenalkan Elara, memegang tangan perempuan itu erat. Elara balas tersenyum dan menjabat tangan Lydia dan Fred.

Orion menyerahkan sebuah kotak kado yang dibungkus rapi kepada ayahnya. "Ini hadiah dari kami untuk Ayah. Elara yang memilihkannya. Aku yakin Ayah akan menyukainya."

Fred membuka kotak itu dan menemukan kemeja sutra berwarna cokelat tua dengan potongan yang sempurna. "Ini indah sekali. Terima kasih, Elara," katanya dengan tulus.

Elara tersipu malu dan berkata dengan gugup, "Saya senang jika Anda menyukainya, Mr. Hawke. Ini adalah kemeja yang saya rasa akan sangat cocok untuk Anda."

Lydia tertawa kecil melihat kegugupan Elara. "Kau punya selera yang bagus, Elara. Mungkin kau harus membantuku memilihkan koleksi berikutnya," katanya sambil tersenyum hangat.

Elara memandang Lydia dengan kagum. "Terima kasih, Mrs. Hawke. Saya sangat mengagumi karya-karya Anda. Rancangan Anda benar-benar luar biasa, begitu detail dan elegan."

Lydia tersenyum lebar mendengar pujian itu. "Terima kasih, Elara. Itu sudah lama sekali. Tapi senang mendengar ada yang masih menghargainya."

Fred menambahkan, "Dan Lydia selalu menjadi pusat perhatian, baik saat bekerja maupun di pesta seperti ini. Kau akan melihat betapa meriahnya malam ini."

Secret GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang