06 • Relationship

0 0 0
                                    

Elara dan Orion berjalan menyusuri pantai, udara malam yang sejuk menyelimuti mereka. Elara melepas heelsnya, membiarkan pasir menyentuh kulit putih mulus bak porselen itu. Di sebelahnya, Orion berjalan tenang, sesekali melirik ke arah Elara, memperhatikan bagaimana wanita itu menikmati setiap langkah kakinya yang terkena pasir pantai.

"Aku dulu dapat beasiswa sepak bola," Orion memulai ceritanya, suaranya hampir seiring dengan suara ombak yang berdebur di kejauhan. "Aku punya masa depan yang cerah di depan mata, sampai suatu kecelakaan merubah semuanya. Aku harus menjalani operasi besar, dan kesempatan untuk melanjutkan studi serta karierku di dunia olahraga hilang begitu saja."

Elara mendengarkan dengan seksama, pandangannya terpaku pada wajah Orion yang tampak serius. "Dan itu yang membuatmu akhirnya memilih untuk meneruskan usaha keluargamu?"

Orion mengangguk pelan, tatapannya jauh menerawang. "Ya. Aku adalah penerus ketiga keluarga Hawke. Saat semua rencanaku runtuh, satu-satunya pilihan adalah mengambil alih tanggung jawab yang seharusnya kupikul sejak awal."

Mereka melanjutkan langkah, hingga menemukan sebuah pondokan kecil di pinggir pantai. Orion mengajak Elara duduk di sana, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang yang berkilauan. Orion mulai membuat api unggun dari batang kering yang ditemukan di sekitar pantai, sinarnya yang hangat memantul di wajah mereka. Pun deburan ombak menjadi musik latar yang merdu, mengiringi percakapan yang semakin mendalam.

Elara yang kini duduk bersandar di pasir, menatap api unggun yang baru saja menyala. "Apakah ada wanita yang dekat denganmu saat ini?" tanyanya dengan hati-hati.

Orion terdiam sejenak sebelum menjawab. "Dulu, aku pernah memiliki hubungan yang serius dengan seorang wanita. Dia seorang model, anak dari teman ayahku. Kami bertunangan, tapi semuanya berubah saat aku tahu siapa dia sebenarnya."

"Apa yang terjadi?" Tanpa Elara sadari ia seakan mendesak Orion dengan pertanyaannya.

Orion menarik napas panjang sebelum melanjutkan. "Suatu malam, saat dia mabuk, dia meneleponku. Dalam percakapan itu, dia mengatakan kalau pria sepertiku tidak akan pernah bisa dicintai. Katanya, semua orang yang mendekatiku hanya mengincar harta dan koneksi keluarga Hawke. Awalnya, aku menganggapnya sebagai luapan emosi karena kami baru saja bertengkar hebat. Tapi, kemudian aku mendengar suara pria lain dalam panggilan itu. Mereka... bercinta, tanpa menyadari kalau telepon masih tersambung."

Elara terkejut mendengar cerita itu, ada perasaan bersalah yang ia rasakan karena sudah membuka luka lama Orion tapi Elara tetap penasaran. "Lalu, apa yang kau lakukan?"

Orion tersenyum pahit. "Keesokan harinya, aku mengundang Keluarga mereka makan malam. Di depan kedua orang tua kami, aku memutuskan pertunangan. Aku tidak memberikan alasan apapun, dan sejak saat itu, aku dicap sebagai pria buruk. Semua orang mengira akulah yang menghancurkan hubungan itu."

Elara mengerutkan kening, mencoba memahami keputusan Orion. "Kenapa kau melakukannya? Kenapa tidak mengatakan yang sebenarnya?"

Orion menatap api unggun,  "Aku tidak ingin menghancurkan kariernya, dan aku juga tidak ingin hubungan antara kedua orang tua kami semakin memburuk. Aku memilih untuk diam dan menanggung itu sendiri."

"Itu pasti tidak mudah bagimu."

Orion mengangguk pelan. "Sejak itu, aku membatasi diriku dengan wanita mana pun. Fokusku hanya pada pekerjaan, untuk menjaga perusahaan keluarga Hawke tetap utuh."

Setelah beberapa saat, Orion berbalik menatap Elara dengan lembut. "Bagaimana denganmu? Apakah ada pria yang sedang dekat denganmu?"

Elara menggeleng, tersenyum tipis. "Tidak ada. Aku... terlalu sibuk untuk memikirkan hal itu." akunya jujur

Secret GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang