Sean terus memutuskan untuk mencari kesana kemari di bantu dengan beberapa orang petugas pasar malam. Sean terus mencari keberadaan Christy sembari menggandeng ke 2 anaknya. Hingga larut malam Christy masih saja belum di temukan dan Sean memilih untuk pulang dan mencarinya esok hari.
Sesampainya di rumah sean langsung memberitahukan hal ini pada gracia maupun Shani yang sedang berada jauh darinya. Shani yang di beri tahu pun langsung saja memutuskan untuk pulang esok di pagi hari. Padahal baru siang tadi ia sampai di tempat tujuannya. Namanya juga seorang ibu. Bagaimana tidak panik ketika anaknya mengalami suatu yang membuatnya khawatir
Sean duduk di sofa bersama Gracia, mereka mencari bebrbagain informasi tentang keberadaan Christy, namun hasilnya pun nihil.
"Hmmhhh....gimana ya gee?" Tanya nya dengan nada bingung penuh khawatir
"Iya bang aku juga khawatir, besok mending abis jemput Cici di stasiun kita langsung aja ke kantor polisi buat bikin laporan" saran Gracia yang. Di angguki Sean
"Ya udah malem kamu tidur temenin Zee aja yaa" pinta Sean sembari beranjak dari sofa berniat menyusul sang putri yang sedari perjalanan pulang sudah tertidur
"Iya bang..." Jawab Gracia meng iya kan
Tak selang lama Gracia menyusul Sean untuk segera tidur menemani Zee mengingat waktu yang menunjukkan pukul 23.30.
Gracia melewati kamar Sean yang di sana terdapat pintu yang tidak tertutup rapat. Ia sedikit melihat Sean memeluk tubuh putri kecilnya yang sedang tidur.
Gracia menatap sendu ke arah mereka.
"Cici pasti lebih khawatir" batinnya dalam hati lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar Zee yang tertutup rapat
Grcia membuka kamar yang tidak di kunci itu dengan perlahan.
Gracia melihat sosok yang sedang duduk membungkuk di kursi belajarnya sembari menekuk tangan sebagai tumpuan untuk tidur. Di bawahnya terdapat sebuah diary yang dapat di pastikan ia telah menulis sebelumnya. bekas air mata masih pun masih jelas terlihat di area mata Zee yang sudah memejamkan matanya.
Tanpa berfikir lama Gracia membangunkan Zee untuk pindah menuju ke kasurnya dan ia juga langsung cepat menutup buku diary yang sedikit basah karena ia tau bahwa itu adalah privasi milik Zee yang tidak semua orang bisa membacanya.
"Zee... Bangun, pindah ke kasur yok.." bisik Gracia pada telinga Zee yang membuatnya terbangun lalu mengusap bekas air mata di daerah matanya
"Euugghh..."
"Ayo pindah ke kasur, biar Cici temenin kamu tidur" ucap Gracia sekali lagi
Dengan sedikit sadar Zee berdiri berjalan menuju kasur di tuntun oleh Gracia lalu mereka merebahkan badannya di sana dengan posisi bersebelahan
"Christy udah ketemu?" Tanya Zee pelan
Gracia tau betapa khawatirnya Zee terhadap Christy
"Emmm....belum sayang, besok kita cari lagi ya Christynya bareng bareng, Cici papa sama bunda janji bakal bantu cari Christy sampe ketemu " jawab Gracia yang sedikit menenangkan Zee
Hening seketika
"cicii...." Panggil Zee
"Hmmm? Iya kenapaa"
"Zee jahat yaa?" Tanyanya pada Gracia
"Zee gak bisa jaga Christy" lanjutnya dengan nada serak dan rasa bersalah
"Enggak Zee gak jahat... Mungkin aja waktu itu kebetulan Christy ketemu sama orang yang niatnya jahat sama Christy" ucap Gracia
"Tapi...ini semua gara gara Zee cii, Zee takut nanti kalo Christy gak ketemu bunda sama papa jadi benci sama Zee, marah sama Zee" ucapnya sembari menangis merutuki kesalahan dirinya dan seolah olah ia adalah sumber dari masalah ini