Malam itu christy terus-menerus merengek pada Shani, memohon untuk pulang ke rumah. Hatinya rindu dengan Kaka dan adiknya.
"Bunda ..boleh gak Christy pulang sekarang? Christy mau di rumah aja, biar sama bunda terus" rengeknya pelan
Shani menghela nafas,menatap Christy yang berada di sampingnya penuh iba
"Sabar yaa...nanti kalo udah sembuh Christy bakal pulang kok" jawab Shani lembut
Dirinya terus menatap mata sang anak yang mulai berkaca kaca, ia tau bahwa Christy sangat trauma dan banyak kejadian kejadian yang masih teringat melekat di dalam otaknya.
Shani mencoba menenangkan Christy dengan penuh kesabaran, namun dalam hatinya, ia pun merasa tidak tenang. Bagaimana tidak, Christy telah mengalami penculikan yang mengerikan, dan Shani selalu khawatir akan kondisi psikologis anaknya setelah kejadian tersebut.
Sean juga merasa bersalah atas kejadian yang menimpa Christy. Ia meminta maaf pada istrinya karena telah mengajak Christy ke pasar malam yang berujung pada kejadian tragis itu. Sean merasa tidak bisa melindungi keluarganya dengan baik, dan itu membuatnya merasa amat sedih.
"Papa minta maaf ya sama Christy, gara gara papa Christy jadi kaya gini, Christy takut ya? Humm..?" Tanya Sean yang juga duduk di samping Shani.
Christy menggelengkan kepalanya sebagai jawaban
"Papa gak salah, tapi Tante itu jahat, Tante itu udah bikin Christy sakit" sambung Christy pelan dengan raut muka yang terlihat sedih.
Beberapa detik kemudian Christy mulai kembali menangis, dirinya memeluk erat shani. Seolah kejadian itu seperti video yang di putar kembali dalam ingatannya. Bagaimana tidak? Bayang bayang atas kejadian itu selalu ada dalam otak Christy, yang membuatnya semakin hari dirinya merasakan trauma.
Hati Shani sangat merasa Ter iris. bahkan sudah Berapa kali Christy seperti ini setelah kejadian penculikan itu berlangsung.
"Bunda... Christy gak suka di bentak bentak, Christy takut hiks ..hiks ." Tangisnya kala teringat akan bentakan yang di lakukan anak buah Elina terhadapnya.
"Iyaa engga kok, setelah ini gak akan ada yang boleh bentak Christy yaa, Christy anak baik, Christy anak hebat, gak usah takut ya, bunda sama papa akan selalu temani Christy" Shani mengelus punggung Christy yang sedari tadi menangis di pelukannya.
Sebenernya dirinya pun sedang menahan tangis kala melihat sang anak yang hari demi hari merasakan takut dan trauma. Namun Shani sadar,ia harus tegar dan kuat demi anak anaknya.
....Keesokan paginya, Christy mengeluh sakit pada lengannya yang memar dan sedikit biru keunguan akibat perlakuan anak buah Elina saat Christy diculik. Shani meminta perawat untuk mengompres tangan Christy dengan air hangat.
"Sshh..bunda...tangan Christy sakit" adu nya pada Shani
"Yang mana?, yang ini hmm...?" Tanya Shani sembari menunjuk lengan Christy yang berwarna biru
Ia hanya ingin memastikan bahwa rasa sakit yang di rasakan Christy berada di situ, bukan di tempat yang lain.
"Hu'ummb" jawab Christy
" Tapi kemarin gak sesakit ini bunda.." adunya lagi
"Ya udah bunda panggil perawat dulu ya, biar di kompres air hangat" ucap Shani yang di angguki Christy.
Selama Shani pergi memanggil perawat, Christy berada di dalam ruangan bersama Sean.
Setelah beberapa menit Shani dan perawat kembali dengan Sebaskom air hangat. Dengan telaten perawat itu mengompres luka memar Christy hingga lebih membaik.
.....