⚠️gxg⚠️
Cerita sekuel lanjutan dari Sun! -orine
Pertemuan di Paris kembali menghidupkan memori yang dulu sempat hilang begitu saja.
Benar kata oline, bumi akan terus mengorbit mengitari matahari. Kedua hal itu tak dapat terpisahkan. Seperti halnya i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
**
Sinar mentari di pagi hari menembus dinding kaca besar di kamar Oline yang memang semalaman dibiarkan terbuka tanpa gorden.
Kening oline mengernyit menerima cahaya hangat tersebut. Perlahan matanya terbuka. Yang pertama kali ia lihat adalah paras cantik Erine yang masih terlelap dengan damai.
Oline tersenyum simpul. dibelainya surai hitam erine yg tergerai. ia terkekeh renyah kala mengingat apa yg terjadi semalam. Tak bisa oline bayangkan jika dia tinggal bersama erine, bisa jadi setiap hari mereka melakukan hal itu.
Oline menyadari keduanya masih sama-sama naked saat ini, tubuh putih erine memang begitu menggoda. Bahkan sekarang saja rasanya oline ingin kembali menerkamnya.
Oline mengecup singkat dahi gadisnya. Tangan kanannya merasa kram akibat ditindih kepala erine semalaman. Oline berusaha menarik lengannya tanpa membuat erine terbangun. Tapi usahanya gagal, erine terusik. Kelopak matanya yg cantik mengerjap, mencoba untuk terbuka.
"Sayang maaf, oyin jadi bangunin kamu ya?"
enghh
"Udah pagi? oyin udah bangun dari tadi?" ucap erine dengan suara serak khas bangun tidur.
Tapi seketika mata erine melebar saat tersadar kalo dirinya masih telanjang bulat. Dengan sigap ia menutupi dadanya.
Sedangkan oline hanya nyengir. "kenapa panik gitu deh? lucu banget" ujarnya gemas seraya mencubit hidung erine.
"aku malu"
"ga usah malu, udah biasa juga kan dulu" oline mengedipkan sebelah matanya.
Iya, tapi masalahnya itu sudah beberapa tahun yg lalu. Rasanya hari ini seperti pertama kali lagi bagi erine.
Oline menempelkan bibirnya pada bibir erine. Tapi erine menjauhkan kepalanya, alis oline bertaut.
"oyin! please, ini masih pagi"
"morning kiss" ucap oline mengerucutkan mulutnya.
"ya ya ya?" lanjutnya antusias.
Erine hanya menghela nafas. Ketika bibir mereka mulai menempel kembali, tiba-tiba terdengar suara bel.
