14. Relakan?

389 86 16
                                    

**

Di sudut kolam renang yang mengekspos pemandangan luar, nampak langit yang hitam legam tanpa setitik pun cahaya yg menemaninya.

Gadis bermata sayu menengadahkan kepalanya ke atas sana, menikmati angin yang menerpa kulit wajahnya dengan lembut. Dia adalah oline.

Oline memejamkan mata, menghirup udara sebanyak mungkin. Sekitarnya sangat luas namun terasa begitu pengap baginya.

Seharusnya sekarang ia berada di rumah sakit dan bertemu dengan kekasih hatinya. Oline juga sudah menerima pesan chat dari erine. Tapi sampai kini belum ia balas. Jujur saja oline bingung, ia sangat ingin memberontak tapi disisi lain ia terlalu takut. Takut akan kehilangan.

Oline meremas jemarinya yang mengepal dengan kuat dibawah sana.

EGOIS!

PECUNDANG!

PAYAH!

Segala umpatan mengusik dirinya.

"Oline"
suara bariton itu berhasil membuat oline terkesiap.

"Je sais que ce n'est pas facile pour toi"
(Saya tau ini tidak mudah untukmu)
Pemilik suara tersebut berjalan perlahan mendekati oline.

Oline masih terdiam, menatap pria tinggi berperawakan tegap dengan rambut klimis yang baru datang.

"Votre mère est vraiment difficile à convaincre. mais je l'aime tellement. Je veux qu'il soit heureux."
(Ibumu memang sulit dibujuk. Tapi saya begitu mencintainya. Saya ingin dia bahagia)

"Nous n'avons pas eu la chance d'avoir des enfants. mais tu es aussi mon fils.
à propos de cet engagement, êtes-vous sûr de vouloir le poursuivre?"
(Kami memang tidak dikaruniai seorang anak. Namun, kamu juga anakku. Tentang pertunangan ini, apakah kamu yakin untuk tetap melanjutkannya?"

Oline menelan saliva, membasahi tenggorokannya yang mengering. Ia paham apa maksud yg ingin disampaikan oleh ayah tirinya ini.

Daddy memberi pilihan, tapi ujungnya oline harus memilih di satu kesimpulan yang sama. Secara tidak langsung dia berharap kalau oline harus meneruskannya bukan?





Di rumah sakit, sepulangnya andrew tadi, erine memanggil perawat karena merasakan perutnya kembali sakit. Tak lama setelah itu, Regie juga tiba bersama dengan kimmy.

dan malam ini, erine kembali merenung. Ia tidak bisa tertidur, benaknya terus memutarkan perkataan andrew tadi siang. Erine belum menceritakan perihal ini kepada siapapun. Ia hanya membisu semenjak tadi. Regie maupun kimmy pun sudah bertanya beberapa kali untuk memastikan keadaan erine, namun nihil, erine sama sekali tak mau bicara.

Regie dan kimmy saling melirik satu sama lain, memperhatikan erine yg masih murung dengan tatapan kosongnya, memandang langit-langit kamar berwarna putih polos. polos, seperti hatinya saat ini, benar-benar tanpa warna.

"Rin, ini tante Cynthia dari tadi telepon" Ujar regie memecahkan keheningan.

Erine mendengarnya, tapi tidak merespon. ia sadar sedari tadi handphone miliknya juga bergetar. Mungkin karena tak kunjung diangkat, akhirnya mama menelpon ke nomor regie.

Sun! -orine (SEASON 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang