_
_
_"Ya, baik-baik aja" Jawab Jimin yang kembali memaksakan senyum
"kamu yakin gapapa ?. Habis kecelakaan ?. Atau habis berkelahi ya?". Tanya Yoongi Karna melihat pakaian Jimin yang tak rapi dan ada bekas seperti merah di pipinya.
Jimin menggelengkan kepalanya. "gapapa," Jawabnya masih dengan senyum yang dipaksakan.
Seokjin menyodorkan piring menawari Jimin untuk ikut makan malam bersama mereka.
Jimin tak menolak, menyantap makanannya sambil sesekali mengajak Yoongi dan Seokjin mengobrol. Setelah makan, Jimin mengeluarkan
beberpa barang daru saku jas nya. Menyodorkan selembar kertas pada
Yoongi dan Seokjin
"Ini adalah daftar nama-nama yang di percaya Direktur Min di perusahaan, dan mungkin kalian juga bisa mempercayai mereka""Dan di flasdisk ini ada rekaman cctv waktu kejadian direktur jatuh dari atas gedung, rekaman ini sudah di periksa polisi dan hasil temuan polisi sama sekali tidak ada mengarah ke pembunuhan. Tapi jika kamu tetap curiga dan ingin memastikan, kalian bisa pelajari ulang rekaman ini."
Yoongi dan Jin menyimak
"Dan satu lagi, obat ini. Aku baru menemukan bukti kalau ada yang menukar obat maag dengan ini. ini salah ku karna gak teliti menyiapkan
obat Direktur." Lanjut Jimin."Siapa yang menukarnya ?" tanya Yoongi.
"Sebaiknya tidak ku kasih tau, karna itu hanya akan mengganggu konsentrasi mu bekerja" Jawab Jimin. Lalu berdiri dan pamit untuk
pulang.Yoongi berdiri dan mencegat Jimin, meraih legan Jimin dan menghalanginya. "Aku harus tau, siapapun pelakunya harus bertanggung jawab" tegas Yoongi.
Jimin meringis kesakitan, karena Yoongi menyentuh lengan nya, hampir
seluruh bagian tubuh Jimin terasasakit saat ini.Yoongi dan Seokjin serentak serius melihat Jimin meringkuk kesakitan.
Jimin mengangkat satu tangan nya, kode untuk menahan mereka mendekat, "Aku gak papa, gak papa" cegat Jimin.
"Yoongia, akan ada masanya kamu tau semua, tapi sekarang kamu harus
konsentrasi dulu. Kalian harus berhasil melewati masa percobaan ini" Jelas Jimin.Lalu Jimin permisi dan kembali kerumahnya, berusaha berjalan lurus normal, tapi bahasa tubuh Jimin menahan sakit tetap kelihatan.
Yoongi dan Jin saling tatap, berdialog dalam diam.
"Sepertinya dia sedang terluka" ujar Seokjin.
Beberapa saat terpaku dan berfikir, lalu Yoongi memutuskan menyusul
Jimin kerumahnya.Pemandangan mengejutkan begitu Jimin membuka pintu, hampir seluruh
ruangan berantakan, seperti rumah Jimin baru di acak-acak. Jimin berjalan pelan dan waspada. Sambil menyingkirkan barang-barang
berserakan yang menghalangi langkahnya mengelilingi setiap sudut
ruangan."Ini pasti karna mereka ingin menemukan Flasdisk itu. Apa Hoseok ?" Gumam Jimin. "Kalau memang dia, berarti memang ada yang penting dalam rekaman itu" analisa Jimin.
Memasuki kamar, benar-benar berantakan mulai dari lemari, meja kerja di acak-acak bahkan kaca besar yang menempel di dinding kamar pecah
hancur berantakan. Mungkin selain mencari flasdisk itu, ini juga sebagai bentuk ancaman bagi Jimin.Yoongi berdiri di depan pintu kamar Jimin, setelah dari awal memasuki
rumah itu sudah penasaran dan khawatir dengan apa yang terjadi. Tapi ketika melihat serpihan kaca yang berserakan di kamar Jimin, Yoongi mendadak menggigil dan pucat trauma kembali membuatnya ketakutan.Jimin tak menyadari kehadiran Yoongi, menoleh saat suara pintu yang
membentur dinding karna Yoongi bertumpu disana dengan nafas tak
beraturan dan wajahnya pucat.Jimin langsung mengejar Yoongi dan membawanya pergi keluar. "kenapa kamu kesini ?" tanya Jimin khawatir.
"Apa yang terjadi ?" ucap Yoongi dengan nafas tersenggal
Jimin merangkul Yoongi dan membawanya kembali kerumahnya.
"Ada apa " Tanya Seokjin melihat Yoongi dengan wajah ketakutan di papah Jimin.
Seokjin membawa Yoongi ke kamar dan memberinya minum.
Jimin menelpon Jungkook."Suruh beberapa orang security datang kerumah ku" perintah Jimin.
"Siapa yang melakukannya ?" tanya Yoongi yang duduk dikasurnya dan berusaha menenangkan diri.
Jimin menghampiri Yoongi, memastikan Yoongi baik-baik aja. "Aku belum tau. Security sedang mengecek nya. Kamu istirahat aja, aku balik dulu."
Yoongi meraih tangan Jimin. "Disini aja, gak aman dirumah mu".
Mau tak mau Jimin harus mengikuti Yoongi.
"pasti karna flasdisk itu. Artinya ada sesuatu di rekaman itu" ucap Jimin berfikir.
"Besok akan ku kirim ke US, biar di pelajari ahli IT kenalan ku" ujar Jin.
"Jangan besok, Hyeong kamu harus berangkat sekarang juga, sebelum
mereka membaca gerakan kita. Siapapun yang menggeledah rumah ku pasti tidak sabaran ingin mendapatkan flasdisk itu secepatnya." Jawab Jimin.
Seokjin menatap Yoongi, dan Yoongi mengangguk menyetujuinya.Tak lama Jungkook datang, melaporkan tentang kondisi rumah Jimin yang ia periksa bersama team security. "Hanya berantakan, seperti di geledah dan tidak ada yang hilang". Jelas Jungkook.
Jimin memerintahkan Jungkook mengawal Seokjin agar aman sampai naik pesawat.
Skip...
Jimin keluar dari kamar mandi, berganti pakaian yang di pinjamkan
Yoongi. "Aku akan tidur di sofa, ujar" Jimin pada Yoongi yang duduk bersandar pada headboard kasurnya."Dari mana kamu dapat flasdisk itu ?" tanya Yoongi.
"Dari Manager Hoseok. Aku mengancamnya akan mengungkit cctv hotel saat kamu di culik. Aku mulai berfikir memang ada yang aneh dengan kematian direktur" Jawab Jimin.
"Apa itu artinya kamu mempercayai ku sekarang ?" Balas Yoongi
"Dari dulu aku selalu percaya kamu. Kamu yang gak pernah
mempercayai ku" Jawab Jimin dengan senyum dan nada mengejek Yoongi."karna kamu memang tak bisa di percaya. Berubah-ubah dan selalu
membuat ku bingung" Jawab Yoongi. "Baru tadi pagi kamu menyerahkan
surat pengunduran diri, lalu malam ini seperti benar-benar berada di pihak ku. Besok pasti juga beda lagi. gimana aku bisa percaya" lanjut Yoongi"Suratnya pengunduran diri itu udah ku robek. tapi kalau kamu maunya aku mengundurkan diri. besok ku bikin lagi" Jawab Jimin yang tetap senyum-senyum menggoda Yoongi.
- to be continued -
ВЫ ЧИТАЕТЕ
BLIND SUSPICION [YOONMIN] || END
FanfictionMasih tentang YOONMIN. Judul ini udah up sampai end (52 part )di telegram ya. Buat yang mau gabung bisa langsung ke WA 082110378888