CHAPTER 37.
PENCARIAN
—○●○—
LUCY salah kalau dia pikir dirinya berhasil menjatuhkan Damara hanya dengan satu kali jentikan tangan. Karena nyatanya sebanyak apapun ia berusaha memastikan yang lain bahwa dirinya menjadi saksi pertemuan Damara dan Ben yang begitu mesra, mereka tidak serta-merta percaya. Siapa yang akan percaya musuh bebuyutan sejak lahir tiba-tiba terlihat rukun? Andromeda dan White Armor tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.
Damara mendorong tubuh Lucy dengan keras, nyaris membuatnya jatuh ke tanah kalau saja tidak dapat menyeimbangkan dirinya. Damara terpaksa mengeluarkan feromon kuatnya untuk membuat Lucy lemah. Bagaimanapun juga, Lucy adalah Omega. Sekuat apapun dirinya, akan tetap takluk di bawah kuasa seorang Alpha.
"Stop doing things that make you look dumb in front of everyone," ucap Damara.
Damara sedikit kagum dengan kegigihan Lucy yang ingin melihatnya hancur. Ia bahkan masih bisa berdiri dengan kedua kakinya ketika ditekan oleh feromon Alpha milik Damara.
"Aku tidak akan berhenti sebelum melihatmu hancur, Damara." Lucy bertekad tinggi. Damara bisa melihatnya dari kedua mata yang membara seperti siap menerkamnya kapanpun ia mau.
Damara berdecak. "Kalau kau mau, kita bisa duel one by one. Bagaimana? Kau tidak perlu uang dengan menyewa tiga Alpha. Just you."
Tanpa menunggu persetujuan dari Lucy, Damara pun berbalik menuju mobilnya lagi. "Kita bertemu di perbatasan Sylvaria jam 7 malam. I'll wait for you."
Selepas kepergian Damara, kini semua mata tertuju pada Lucy. Gadis itu berdiri kaku sambil menghirup banyak-banyak oksigen setelah berhasil melepaskan diri dari jeratan feromon Damara yang sungguh menyiksanya. Tatapannya beradu dengan milik Marvell. Alih-alih mendapat dukungan, Marvell justru menatapnya jijik.
Sial!
Lucy benar-benar pergi dari sana usai menyadari bahwa dirinya tidak lagi dibutuhkan. Pertandingan kembali seperti semula, sebelum Marvell menyadari sesuatu.
"Wait.. where's Oliver?"
—○●○—
Niat ingin menjernihkan pikiran dengan pergi ke sirkuit sepertinya kesalahan besar yang telah Damara pilih. Karena nyatanya ia justru berhadapan dengan sosok yang lebih gila lagi dari Marvell. Lucy dan obsesinya pada Ben benar-benar membuatnya kewalahan. Namun, dibalik semua itu, misteri yang sampai sekarang masih belum terpecahkan lebih mengganggu Damara, tentang hilangnya Ben.
Ia sadar, di antara White Armor, ia tidak melihat sosok Ben, yang mana kemungkinan besar berita itu benar adanya. Melihat bagaimana santainya Marvell dan yang lain, kemungkinan hanyalah kedok palsu untuk menyembunyikan kebenaran yang sesungguhnya. Hanya satu orang yang mungkin bisa memberinya informasi terkait ini. Belum ada satu menit ia memikirkannya, sebuah motor hitam menghalangi jalannya.
"Oliver!" Ia bahkan tanpa sadar memekik senang melihat Oliver turun dari motornya, lalu mengetuk kaca mobilnya.
"I just want to give you this. From Bella." Oliver menyerahkan amplop yang entah berisi apa. Ia menatap Oliver dengan tanda tanya besar di benaknya. "Aku juga tidak tau. Kata Bella itu rahasia. Tenang saja, aku tidak membaca sedikitpun isinya."
Namun, Oliver bahkan tidak juga beranjak setelah menyerahkan amplop itu di tangan Damara, seolah ada hal lain yang ingin disampaikannya.
"Do you wanna stay here forever?" Tanya Damara dengan sedikit bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL BOND
FantasyDamara membenci situasi di mana semesta selalu tidak pernah bersahabat dengannya, termasuk memiliki mate seperti Benjamin Sinclair. Sebab, menjadi mate-nya itu berarti ia harus menentang keluarganya sendiri, Noir pack yang tidak pernah akur dengan H...