Kini Raisha sudah berada di dalam peti, dan dia di bawa pulang untuk dimakamkan besok.
Gracia masih tak menyangka atas kepergian anak bungsunya, dia sangat terpukul atas kepergian Raisha.
"Mamaa yang sabar ya.. mungkin ini udah takdir dari tuhan ma" ucap Callie menenangkan mamanya.
Sejujurnya Callie juga sangat sangat merasa kehilangan adeknya, Callie sangat ingin menangis, namun dia menahannya.
Teman teman Raisha datang, untuk melihat Raisha terakhir kalinya sebelum dia ditaruh ke tempat peristirahatan terakhirnya.
"Sha.. ayo bangun shaa jangan tinggalin gue sama yang lain.."
Ella sungguh sangat kehilangan sahabatnya sedari kecil, ia sudah sangat terpukul atas kepergian mamanya 3 tahun lalu. Sekarang dia kehilangan orang kesayangan nya untuk kedua kalinya.
Lulu juga datang bersama Zee. Walaupun sudah menikah tapi entah mengapa Lulu merasa sangat kehilangan Raisha.
"Sha? Ayo kita liburan lagi.. kak Lulu traktir nanti asal kamu balik lagi sha.." Lulu mulai terisak tangis.
Tidak bisa lagi Lulu menahan tangisannya, dia sangat sangat kehilangan Raisha.
Lulu ditenangkan oleh Zee. Eli dan Chika hanya terdiam sambil memandangi peti yang didalamnya ada Raisha.
"Raisha beneran udah ga ada ya?"
"Ikhlasin Raisha ya, aku ngerasa raga dia masih ada disini. Katanya orang udah meninggal itu bakal diputar kenangan² indah selama hidupnya, tapi cuma 7 menit. Raisha inget kita ga ya?" Eli tersenyum tipis sambil mengelus pundak kekasihnya.
"Aku merasa kehilangan banget, rasanya belum ikhlas nerima kenyataan kalo Raisha udah ga ada." Lirih Chika.
Eli dan Chika saling menguatkan satu sama lain, mereka berdua pasti merasa sangat kehilangan Raisha. Namun seiring berjalannya waktu pasti mereka bisa mengikhlaskan kepergian Raisha.
Shanji juga sangat sangat sedih kepergian anak bungsunya itu, pasti rumah akan sepi jika Raisha tak ada.
"Raisha.. anak mamaa.. mama bakal coba ikhlasin kamu pelan pelan ya. Berat banget buat mama ngelepas kepergian kamu, tapi mama yakin mama bisa ikhlasin kamu. Jagain keluarga Natio dan Harlan dari atas ya dek"
Gracia mengelus peti yang berisi Raisha sambil menangis.
•••
Hari ini hari pemakaman Raisha, tak banyak orang yang datang di pemakaman nya hanya ada keluarga Natio, keluarga Harlan, dan juga teman-teman dekat Raisha.
"Turut berdukacita ya gre, semoga kamu dan Shanji sabar ngadepin semua ini" ucap Anindita sambil mengelus punggung Gracia.
"Makasih ya nin"
Anindita hanya mengangguk sambil tersenyum.
Raisha sudah dimakamkan, banyak bunga bertaburan di atas makam Raisha.
"Liat sha banyak yang sayang sama kamu, bunga' yang ada di atas makam kamu itu tanda sayang mereka sama kamu sha. Rest in peace Raisha sheva Natio.."
Semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing, namun Ella belum pulang. Dia masih ingin bersama Raisha.
"Sha disana seru ga?"
"Lo pasti udah ketemu sama oma lo kan sha? Lo seneng kan sha ketemu sama oma lo?"
"Mulai sekarang izinin gue ngejagain kakak lo ya sha, izinin gue buat gantiin lo. Walaupun lo ga bakal tergantikan sampai kapanpun itu, tapi yang penting gue udah berusaha"
"Gue pulang ya sha, besok pulang kuliah gue kesini lagi sambil bawa bunga yang banyak buat lo, biar lo seneng disana"
Ella pergi dari pemakaman, di sepanjang jalan pikirannya kosong, tatapannya juga kosong. Dia benar benar kehilangan sahabat yang menemaninya saat susah dan senang.
Raisha sheva Natio.
Born: 12 Desember 2005
Died: 26 Agustus 2024Rest in peace Raisha. Tuhan menyayangimu.
•••
TBC
3 bab lagi end gess, mau lanjutin ini sampe end atau up yg lain dulu?
Babaiiii maaf kalau alurnya kocar kacir..
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta pertama dan terakhir (LuRah)[END]✓
Random{TAHAP REVISI} menceritakan Raisha seorang gadis yang baru lulus SMA dan terpaksa harus tinggal di rumah Omanya karna hukuman dari ayahnya. namun ia malah tertarik kepada sepupunya sendiri yaitu Lulu. aku sayang kaka boleh ga? -R bagaimana kelanjuta...