38 • Membangun Keluarga Harmonis

21.8K 1.7K 81
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Mata indah yang menutup dengan damainya itu perlahan terbuka. Air mata seketika menetes begitu saja. Deru napas Dina berpacu dengan sangat cepat, ia tidak tahu harus bagaimana.

Apakah itu mimpi, atau memang ingatannya di masa lalu.

Jadi... gue itu Dina? Kepalanya tiba-tiba merasakan pusing yang luar biasa. Dia menuangkan segelas air untuk ia minum. Ia meraih selimut tipis agar bisa menutupi tubuh polosnya.

Dina menyandarkan tubuhnya pada sisi pintu yang telah terbuka lebar, ia bisa melihat dengan jelas matahari yang baru saja muncul dengan sinarnya yang menawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dina menyandarkan tubuhnya pada sisi pintu yang telah terbuka lebar, ia bisa melihat dengan jelas matahari yang baru saja muncul dengan sinarnya yang menawan.

Beberapa kali Dina menghirup udara sebelum ia hembuskan. Sekarang bisa ia simpulkan, mimpi tadi malam itu adalah ingatannya di kehidupan sebelumnya. Ia adalah Dina, seorang ibu yang memilih kehidupan barunya sebagai wanita bernama Gadis Hasana.

Kalau aku diberi kehidupan sebagai Gadis, kenapa aku diseret kembali untuk menjadi Dina? Arah pandangnya mengarah kepada Johan yang tengah tertidur. Mimpi di mana Johan yang terlihat begitu rapuh saat kehilangannya membuatnya tersentuh.

Apa ini alasan aku kembali? Untuk tidak melakukan kesalahan kita di masa lalu? Johan, doa apa yang kamu katakan hingga kita bisa seperti sekarang? Senyuman tipis seketika hadir. Kalau memang Johan berdoa hingga ia kembali seperti sekarang, berarti pria itu memang menyesal, kan? Dina bisa mempercayai Johan sekarang, Dina bahkan bisa menebus kesalahannya kepada Jonathan sekarang.

Air mata kembali keluar membasahi pipinya. Semesta memang selalu punya rencana yang tidak bisa diduga oleh manusia itu sendiri.

Dina untuk pertama kalinya mengatakan kata syukur karena tahu alasan ia kembali. Dirinya yakin setelah ini, semuanya akan baik-baik saja. Kesalah pahaman diantara mereka satu keluarga yang dulu bahkan bisa terselesaikan dengan baik.

Dina yang masih larut dalam pikirannya itu tiba-tiba terhuyung ke depan karena mendapat sebuah pelukan yang begitu erat. Kerutan pada keningnya terbentuk, ia menatap sang suami yang menenggelamkan wajahnya pada ceruk lehernya.

"Kamu kenapa?"

"Kamu nggak akan ninggalin aku, kan?" Tanya Johan secara tiba-tiba.

"Hah?" Dina semakin bingung melihat raut wajah Johan yang terlihat begitu sedih.

"A-aku..." mata Johan terlihat berkaca-kaca, Dina mengerjap kaget melihat kondisi suaminya itu.

"Hei, hei..." Dina menangkup sebelah pipi Johan dengan lembut. "Ada apa, hm?"

"Aku... aku mimpi kamu telah pergi, malam itu..." Johan menggantungkan kalimatnya. "Malam di mana aku melihatmu ditabrak, kamu nggak bisa buka matamu Dina... kamu..."

IBU ANTAGONIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang