29 • Ungkapan Perasaan

28.8K 2.1K 100
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Para murid yang tadi mengantar Dina dan para orang dewasa yang lain ke tempat parkir, kini berada di tempat yang sama yaitu rooftop.

Jenaya sesekali melirik ke arah Serena yang menyipitkan mata menatapnya. "Kenapa? Kamu pikir, aku nggak bakal ikut ke sini?" Tanya Serena.

"N-nggak kok," jawab Jenaya dengan nada yang gugup.

"Jangan gitu nada bicara kamu, nanti aku dikira ngancem kamu lagi," jelas Serena kemudian menatap Jonathan yang berada di samping Jenaya. "Kamu juga, ngapain natap tajam begitu? Aku nggak bakal gigit pacar kamu, tuh."

Mendengar kata pacar keluar dari mulut Serena. Lagi dan lagi Jonathan maupun Jenaya menjadi salah tingkah dengan semburat merah yang terlihat jelas.

"Sebenarnya lo ngapain sih ke sini? Lo juga Ken?" Tanya Dito heran melihat kehadiran Serena dan juga Kenji diantara mereka.

"Gue ditarik dia," jelas Kenji sembari menunjuk Serena menggunakan ibu jari.

"Ck, denger deh. Aku ke sini mau jelasin keributan di kantin tadi," kata Serena berdecak kesal.

"Lagian lo ngapain sampe berantem gitu, dah... sama Sekar lagi, cewek baik-baik lo kasarin," heran Galang.

Serena menatap tidak percaya dengan apa yang baru saja Galang ucapkan. "Padahal kalian anak lama di sekolah ini, serius kalian nggak tau muka asli dia?"

"Emang dia pakai topeng? Nggak mungkin aslinya dia Jang Wonyoung, kan?" Kata Dito penasaran.

"Bukan topeng begitu maksudnya, kamu semua ngerti muka dua nggak, sih?" Tanya Serena dengan nada kesal.

Semua yang ada di sana mengangguk.

"Tau dong, yang begini," balas Galang yang kemudian mendekat ke arah Jonathan dan Jenaya.

Galang tiba-tiba mendekatkan kedua kepala Jonathan dan Jenaya hingga pipi mereka bersentuhan. "Ini muka dua, kan?" Tanya Galang dengan polosnya.

Serena menatap kesal ke arah Galang, sedangkan Dito dan Kenji mengangguk setuju dengan apa yang keluar dari mulut Galang. Lain halnya pula dengan Jonathan dan Jenaya yang mata mereka membulat sempurna ketika pipi mereka tadi bersentuhan, semakin terlihat jelas lah pipi mereka yang merona karena salah tingkah.

"Susah banget ngomong sama cowok." Serena memutar bola matanya jengah. "Oke, aku jelasin langsung aja intinya," lanjutnya kemudian.

"Gitu kek dari tadi, emang perlu intinya doang kita," ucap Dito yang tiba-tiba saja cemilan ada di tangannya. Menantikan cerita yang mungkin akan menarik di pendengarannya.

❁❁❁❁❁

Setelah menghabiskan beberapa saat di rooftop, Kenji kini tengah duduk di kursi taman belakang sekolah. Untuk pertama kalinya, hari ini dia bolos beberapa mata pelajaran.

Apa yang diucapkan oleh anak baru yang satu angkatan dengan Jenaya, bernama Serena itu masih tidak masuk pada otaknya. Dia yang selama ini tahu bagaimana Sekar terhadapnya, merasa tidak yakin dengan apa yang Serena ucapkan.

Kenji menghela napas. Selain sudah bertemu dengan suami dari wanita yang membuatnya jatuh hati, kini ia harus menerima kenyataan yang sangat berbeda dari seorang Sekar.

Apa dia merasa kecewa? Sebenarnya tidak, dia hanya masih tidak menyangka kalau ternyata Sekar adalah orang yang berbeda dari yang ia lihat. Walau Kenji tidak bisa membalas perasaan Sekar, tapi ia yakin gadis yang selalu tersenyum itu memiliki hati yang baik.

IBU ANTAGONIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang