Universitas Amsterdam adalah universitas yang terletak di jantung kota Amsterdam. Aku masuk di Faculty of Medicine (Kedokteran) .
Bagaimana kabar Vino sekarang, sudah lama aku tidak bertemu dengannya secara langsung, kangen ketawanya, kangen lucunya, kangen bermain di pantai...
Tidak cukup rasanya kalau cuma lewat skype"Rannasta.. kau kenapa?" Tanya seorang yang membangunkan lamunanku, dia teman 1 kelasku, tapi dia 2 tahun lebih tua dariku ー Dito .
Sebenarnya, aku sering digosipkan dengannya oleh teman-temanku, bahkan berita murahan yang tak penting itu sudah menyebar di kelas-kelas tetangga. Temanku yang dari Indonesia membeberkannya pada yang lain.
Dia juga selalu memanggilku Rannasta, padahal itu terlalu panjang untuk sekedar nama panggilan."Hmm? Aku tidak kenapa-kenapa..." jawabku,
"Rannasta, bolehkah aku berkunjung ke rumahmu?" Sontak aku tercengang, tapi tak kutunjukan padanya.
"Ada urusan apa kau berkunjung ke rumahku?" Dito tersenyum.
"Aku hanya ingin berkunjung saja... boleh tidak?"
Aku mengangguk .
-----
"Silahkan masuk, aku mau ganti baju dulu ya.." Dito mengangguk dengan senyum andalannya.
Aku menuruni tangga, setelah mengganti baju seragamku dengan baju rumahan. Dan aku membawa Laptopku menuju sofa.
"Dito, kau mau minum apー loh? Kenapa kau masih berdiri disitu.." ujarku.
"Kau belum menyuruhku duduk Rannasta... hehe" jawabnya, dengan menggaruk tengkuknya yang kurasa tidak terasa gatal.
"Yaampun.. maafkan aku, aku lupa... ayo duduk-duduk, ada-ada saja kamu Dit..." aku menggeleng-gelengkan kepala dan Dito melangkahkan kakinya dan duduk diatas sofa.
"Haii Viin..." sapaku, kebetulan Vino meng-skype ku..
"Haii juga Na... baru pulー"
"Ini Dito, teman 1 kelasku," aku memotong perkataan Vino, yang ku yakin pasti dia akan menanyakan orang yang berada disampingku.
"Temen? Apa temen?" Mendengarnya, aku hanya memberi ekspresi (-_-) .
"Sudah ya Vin, nanti lanjut lagi, bye.." aku langsung menutup Laptopku.
"Apakah dia kekasihmu?" Tanya Dito dengan wajah polos yang membuatku untuk menahan tawa.
Akhirnya tawaku meledak, hingga aku mengeluarkan sedikit air mata."Hahaha dapat pikiran darimana kau? Hmm? Dia sahabat kecilku, kami tak mungkin berpacaran, it's impossible " jelasku, sembari menyeka air mata yang berada diujung ekor mataku. Dito menggaruk tengkuknya ditambah dia tersipu malu.
"Hh... kau ini lucu sekali... oh ya, tugas dari miss Gordni sudah kau kerjakan?" Tanyaku.
"Belum.."
"Kalau yang dari mr. Richo? Yang 25 soal itu loh.." tanyaku lagi.
"kurang 1 soal lagi.. bolehkah nanti aku bertanya padamu Rannasta?" Tanyanya ditambah seringaian yang malah membuatnya seperti anak idiot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beach Friendship
Teen Fictionperempuan yang memiliki sahabat laki-laki yang sangat disayanginya, tapi takdir siapa yang tau. perempuan itu tak bisa lagi melihat sahabat laki-lakinya itu, begitu juga sebaliknya. siapa atau apa yang membuat mereka tidak bertemu lagi? sahabatku ke...