03

56 17 0
                                    

Bulan sudah menampakkan dirinya, begitupun dengan bintang-bintang yang bertaburan di atas langit malam. Suasana malam kali ini begitu mencekam bagi kelima remaja yang akan menjalankan misi pertama mereka.

Yogi dan Bintang sedari tadi sudah memendam rasa gugup mereka, rasa khawatir akan kegagalan misi pertama mereka.

Rasa cemas tersebut sangat ketara di wajah mereka, tampak keringat bercucuran di malam yang dingin ini.

"Biar gak ketahuan, lo pakai ini," Kana memberikan masker wajah berwarna hitam milik sang kakak yang ia ambil sebelum berangkat ke kota.

"Ini mau jalanin misi atau mau perawatan sih?" Bintang dibuat bingung dengan Kana yang tiba-tiba memberinya sebuah masker wajah.

"Udah pakai aja," Bintang dan Yogi pun memakai masker tersebut, dan saat sudah kering, mereka menggunakan masker lagi untuk menutupi sebagian muka mereka. Tak lupa, mereka mengenakan jaket hitam agar tidak terlihat mencolok di kegelapan malam.

"Nih, pakai," Saga memberikan AirPods miliknya untuk Yogi dan Bintang agar mempermudah mereka berkomunikasi.

"Nih, kunci motor," Tera melemparkan kunci motor yang tadi ia beli dari uang misi ini.

Dan kini rumah mereka sudah terisi oleh barang-barang yang tadi dibeli Tera secara online. Tera membeli secara online bukan karena malas, melainkan karena Tera mengenal pemilik toko yang menjual semua barang kebutuhan di rumah.

"Jangan sampai gagal," Saga menepuk bahu Yogi untuk memberikan semangat atas misi pertama mereka.

Saat dirasa sudah siap untuk menjalankan misi, mereka pun segera berangkat menuju ke tempat misi tersebut akan dilaksanakan.

"Lo dapet masker itu dari mana?" tanya Saga yang duduk di sebelah Kana yang sibuk dengan komputer yang memperlihatkan rekaman CCTV rumah dari orang yang akan diteror, sesuai keinginan dari orang yang meminta bantuan mereka.

"Punya kakak gue," jawab Kana.

"Gue kira cuman gue doang yang punya saudara, ternyata lo juga punya saudara," sahut Tera, pasalnya ia belum mengetahui apapun tentang keluarga Kana.

(Oh ya, Tera memang punya saudara laki-laki, tapi Tera tak terlalu akrab setelah dicoret dari kartu keluarga.)

"Ada, tapi udah nikah, jadi jarang ketemu. Terakhir ketemu juga satu tahun yang lalu," jelas Kana yang hanya dibalas anggukan oleh Tera.

"Jadi masker wajah yang dipakai Yogi dan Bintang kadaluarsa dong?" tebak Saga yang merasa janggal dengan masker tersebut.

Mereka pun kompak melihat masker tersebut dan benar saja, masker tersebut sudah kadaluarsa.

Melihat itu, mereka hanya saling tatap, merasa bersalah, tapi Yogi dan Bintang sudah terlanjur memakainya.

"Gak papa kali ya, mereka kan udah kebal," celtuk Tera yang mungkin tak ada efeknya pada mereka berdua yang sudah melewati banyak hal penderitaan.

Saga pun berpikir begitu, karena Bintang dan Yogi nampak kebal dari segala ancaman.

"Untuk yang lima misi lain, gue udah sepakat sama orang yang minta bantuan kita," Kana teringat dengan kesepakatan yang dilakukan olehnya dengan kelima orang yang meminta bantuan.

"Bang Tera, tolong susun strategi untuk kelima misi ini, dan untuk Bang Saga, tolong buatkan topeng silikon agar kita tidak ketahuan," perintah Kana sambil menunjuk tugas Tera dan juga Saga.

"Siap itu," Saga menerima tugasnya dengan senang hati, pasalnya ia mempunyai kenalan yang bisa membuat topeng yang menyerupai wajah asli manusia itu.

"Wow, pekerjaan ini berat-berat ya," keluh Tera saat melihat lima pekerjaan yang diambil oleh Kana.

Mouse TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang