09

47 18 2
                                    

Embun embun menetes dari dedaunan, sinar matahari menyapa dengan malu-malu membuat semua remaja dengan malas terbangun.

Menyapa pagi hari dengan aroma masakan yang lezat, dan suara merdu dari musik yang disetel pada ponsel salah satu remaja.

"Kita nyantai dulu ya hari ini," ucap Kana yang baru saja selesai mandi.

"Kenapa?" tanya Tera yang duduk di meja makan sambil asyik dengan bukunya.

"Gak papa, capek aja gue jalanin misi mulu tanpa istirahat," keluh Kana sambil ikut duduk di samping Tera.

"Iya sih, yaudah lah cuman hari ini doang kita nyantai," Yogi setuju dengan rencana Kana.

"Yaudah kalian sarapan dulu deh, nih makanan sudah mateng semua," Yogi menyelesaikan masakannya, tak lupa Yogi menata makanan tersebut dengan cantik.

Mereka semua pun berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan mereka. Sambil menikmati sarapan, mereka juga menonton televisi yang menyiarkan berita pagi.

"Kasus pembunuhan berantai dengan empat korban selamat dengan keadaan janggal."

Siaran berita yang menyiarkan kasus pembunuhan yang menjadi misi lima remaja kemarin, semua stasiun televisi menyiarkan berita tersebut hingga menjadi trending topic di mana-mana.

"Rasanya mau terbang gue liat berita tentang keberhasilan misi kita," ucap Bintang dengan bangga.

"Kalian tahu gak, kalau si Danang itu ditemukan meninggal babak belur di dalam sel?" Kana mengetahui berita tersebut kemarin sore yang juga sangat ramai diberitakan.

"Iya, gue tadi sempat nemu beritanya," timpal Saga yang pagi-pagi melihat berita tersebut.

"Biar kapok sih, siapa suruh punya kelakuan bejat," Tera sangat tidak menyukai apapun yang berkaitan dengan pelecehan dan kekerasan.

"Udah jangan gosip sambil makan," tegur Yogi, pasalnya ia terbiasa untuk makan tanpa berbicara yang menunjukkan kesopanan saat makan.

(Maklum Mantan anak orang kaya)

Mereka pun menikmati makanan dengan tenang, walau masih menonton siaran berita tersebut.

Setelah selesai makan, mereka pun tak lupa untuk mencuci piring sesuai jadwal. Kini waktunya Tera yang mencuci piring, sedangkan yang lain kini sedang berkumpul di depan televisi untuk melanjutkan menonton siaran berita.

"Tuh cewek bertopeng siapa sih kok bolak-balik trending?" Tanya Saga yang melihat berita yang menyiarkan seorang penyanyi perempuan yang selalu mengenakan topeng.

"Dia tuh solois namanya Leona, punya julukan sebagai detektif misterius," jawab Bintang yang sudah menggemari Leona dari dulu saat Leona muncul di televisi sebagai seorang penyanyi pendatang baru.

"Kenapa punya julukan itu?" Tanya Kana yang kini penasaran tentang Leona tersebut.

"Soalnya setiap orang yang pernah satu acara sama dia, setelah itu pasti mereka tertangkap dengan berbagai kasus, seperti mengonsumsi obat terlarang, pelecehan, kekerasan, dan lain hal," jelas Bintang panjang lebar.

"Wah gila, pasti tuh cewek intel," Saga menduga-duga Leona sebagai intel.

"Terus tuh topeng sama rambut yang cuman seuprit warna putih itu ciri khas dia?" Tanya Kana yang melihat Leona selalu muncul dengan penampilan bertopeng dan mempunyai rambut hitam, dan sebagian kecil rambutnya terdapat warna putih.

"Iya mungkin, terus kalau nggak salah rambut dia warna putih itu tanda lahirnya dari kecil," jelas Bintang yang hanya diangguki oleh Kana dan Saga.

Setelah itu, tak ada percakapan lagi di antara mereka. Mereka memilih fokus pada televisi yang menyiarkan Leona yang sedang menyanyi di sebuah acara televisi.

Drrrtttt....

Terdengar suara ponsel yang mendapat panggilan telepon.

"Nih hp lo ada panggilan telepon dari adek sepupu," ucap Yogi yang merasa terganggu dengan dering ponsel tersebut. Yogi memberikan ponsel Bintang yang sedari tadi ada di samping kursi tempat Yogi terduduk.

"Oh ya bang, kalau begitu gue angkat telepon dulu," pamit Bintang lalu pergi menjauh dari mereka semua.

Saat Bintang pergi, Kana dan Saga pun terheran-heran, berbeda dengan Yogi yang cuek dan memilih melanjutkan membaca buku milik Tera tersebut.

"Lo nyadar gak sih?" Tanya Saga pada Kana saat merasa ada kejanggalan pada Bintang.

"Iya bang," Kana mengangguk mengerti dengan maksud Saga.

"Dia anak panti, terus maksud adek sepupu itu siapa?" Tanya Saga yang kebingungan.

"Lah iya juga ya!" Ucap Yogi yang baru menyadari kejanggalan tersebut, membuat fokus membaca bukunya kini teralihkan.

Mereka pun hanya bisa saling bertukar tatap memikirkan kejanggalan tersebut.

"Apa jangan-jangan dia musuh kita?" Duga Kana yang mempunyai pikiran buruk.

"Siapa musuh kita?" Tanya Tera yang baru saja menyelesaikan mencuci piring kotor.

"Bintang," jawab Saga.

"Kenapa Bintang jadi musuh kita?" Tanya Tera yang tak mengerti maksud mereka.

"Bintang punya adek sepupu padahal dia kan anak panti, terus ya bang... beberapa hari yang lalu gue juga nguping pembicaraan bang Bintang dengan seseorang, kayak seakan-akan bang Bintang lagi bicara sama bos gitu," jelas Kana yang kembali membuat mereka semua terkejut dengan ucapan Kana tersebut.

Mereka pun kini hanya bisa terdiam sambil melihat ke arah Bintang yang sedang menelfon seseorang di depan rumah.

Karena rasa penasaran yang tinggi, mereka pun sedikit mendekatkan jarak pada Bintang yang sedang menelfon, hingga mereka hanya terhalang oleh kaca jendela saja. Tapi, walaupun sudah mendekat, mereka masih belum mendengar jelas pembicaraan Bintang dengan seseorang.

"Nyadar gak kalian, kalau awal kita kenal tuh gara-gara Bintang yang menyatukan kita dalam satu grup?" ucap Tera yang mengingat jika awal mereka saling kenal karena Bintang yang membuat grup chat yang menyatukan mereka dan beralasan karena sama-sama membenci tentang korupsi.

"Oh ya, gue juga baru nyadar," timpal Kana yang juga menyadarinya.

"Kita gak boleh saling tuduh dulu," Yogi masih mau berpikir positif dan tidak mau menuduh Bintang tanpa bukti dan alasan yang jelas.

"Kita gak tau alasan Bintang buat menyatakan kita, tapi apapun alasannya pasti ada seseorang di belakang dia," timpal Saga dengan pikiran liar-nya.

"Kalian ngapain kayak gitu?" Tanya Bintang yang tiba-tiba sudah ada di belakang mereka tanpa mereka sadari.

Mereka pun hanya terdiam seperti batu, terkejut dengan kedatangan Bintang yang terlalu tiba-tiba tersebut.

"Lo kan anak panti, terus kenapa punya adek sepupu?" Tanya Tera yang tak mau basa-basi.

"Oh itu, dia anak dari ibu panti dan sudah gue anggap sebagai adek, karena bukan adek kandung, jadi gue manggil dia sebagai adek sepupu," jelas Bintang yang sedikit membuat mereka berempat berpikir positif.

Tapi penjelasan Bintang tersebut tak membuat kecurigaan mereka sepenuhnya hilang, mereka masih was-was terhadap Bintang yang akhir-akhir ini sering menerima telepon dari seseorang.

"Ooo, kalau ada apa-apa lo cerita aja ke kita," ucap Yogi agar mereka saling terbuka tanpa ada yang ditutupi.

"Iya, tenang aja," Bintang mengangguk saja untuk mengiyakan ucapan Yogi.

"Kalau gitu gue ke kamar mandi dulu," pamit Bintang sambil berlagak seperti seseorang yang menahan buang air kecil.

Setelah menjauh dari keempat teman atau saudara bagi Bintang, Bintang pun hanya bisa bernafas lega.

"Aman," ucap Bintang sambil tersenyum saat sudah menjauh dari mereka berempat.

"Maaf, gue gak bermaksud jahat pada kalian, tapi gue harus melakukan ini demi kebaikan kita semua," gumam Bintang sambil menoleh ke arah mereka berempat sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar mandi.













Ayo tebak tebakan, sebenarnya Bintang nih siapa?

Jangan lupa vote dan Komen.

Mouse TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang