Satu Minggu lamanya 5 remaja yang dijuluki COBANANTA tersebut melakukan misi yang kedua, yaitu memata-matai pembunuh bayaran untuk mencari bukti agar bisa menjebloskan pembunuh tersebut ke penjara.
"Gue capek," keluh Tera yang merebahkan tubuhnya di lantai sambil mengarahkan 3 kipas angin sekaligus pada tubuhnya. Ia sungguh kelelahan setelah seharian ini memburu bayaran.
"Kayaknya besok kita harus kompak untuk menangkap pembunuh bayaran itu," jelas Kana sambil membawa laptopnya.
"Gue udah mengumpulkan bukti menjadi satu, dan ini hasilnya," Kana memperlihatkan laptop yang berisi semua bukti dan informasi tentang pembunuh bayaran tersebut.
"Jadi nama orang itu Danang, dia bekerja sebagai pelayan kafe dan penyanyi jalanan. Bisa dilihat di sana ada beberapa bukti yang memperkuat jika hampir ada 20 orang yang dibunuh," jelas Kana sambil memperlihatkan informasi yang sudah terkumpul.
"Si Danang ini pernah dipenjara karena kasus pelecehan pada wanita. Ada 30 lebih wanita yang dilecehkan, tapi si bajingan ini bebas bersyarat karena berkelakuan baik," lanjut Kana menjelaskan informasi lain.
"Gue udah ngumpulin bukti termasuk rekaman percakapan dia sama seseorang, pesan, dan beberapa bukti CCTV," jelas Kana secara terperinci.
"Dan berkat kalian, ada satu informasi lagi yang kita dapat, yaitu dalang dari kelompok pembunuh bayaran tersebut," ucap Kana. Pasalnya, bukan hanya satu pembunuh bayaran, tapi banyak, dan ada bos besar yang memimpin mereka.
"Jadi besok kita harus apa?" tanya Bintang yang sedari tadi menyimak penjelasan Kana walau sebenarnya ia tak mengerti.
"Kita lihat besok, gue belum ada rencana yang pas untuk itu," tutur Tera yang belum memikirkan cara untuk menangkap kelompok pembunuh tersebut, pasalnya mereka tak punya senjata apapun.
"Bisa nggak kalau besok gue nggak ikut, gue harus kuliah?" Saga selalu beralasan untuk menghindari misi. Ia jarang sekali membantu misi tersebut dan hanya melihat teman-temannya yang menjalankan misi.
"Lo bisa nggak sih kalau kuliah cuma Sabtu Minggu aja?!" kesal Tera, pasalnya Saga tak ikut bekerja sama sekali. Saga hanya membantu mencari topeng silikon saja, setelah itu Saga terlalu sibuk dengan kehidupannya sendiri.
"Gak bisa, gue harus cepat lulus dan bisa dapet gelar," Saga sangat kesal jika menyinggung tentang perkuliahan.
"Iya lah, cepat lulus... orang pakai joki," sindir Kana yang sebenarnya tahu jika diam-diam Saga membayar joki untuk mengerjakan tugas kuliahnya, sedangkan di media sosial, Saga selalu berkoar-koar tentang sulitnya dunia perkuliahan hingga memberikan motivasi kepada orang-orang.
"Apa lo bilang?! Jangan terlalu mencari tahu dan jangan urusin hidup gue!" kesal Saga yang ketahuan menggunakan jasa joki. Ia sungguh marah dengan Kana yang ikut campur dengan kehidupannya.
"Berbicara tinggi dengan otak kosong," sindir Kana lagi dan lagi, tak mempedulikan Saga yang kini kepalang kesal.
"Tau apa lo?! Lo anak gak berpendidikan dan gak melanjutkan sekolah," emosi Saga yang asal nyeplos membuat Kana marah.
Brak...
Kana menggebrak meja saat mendengar ucapan Saga yang membuat emosinya kini membuncah. Dengan emosi yang meluap-luap, Kana mendekat pada Saga hingga membuat Saga terpojok.
"Lo tuh cuman obses sama gelar dan lo cuman mau membanggakan gelar itu tanpa mengerjakan tugas lo, percuma lo kuliah tapi cuman ngejar gelar!" Tekan Kana dengan suara rendah yang mengintimidasi.
"Diluar sana banyak yang ingin kuliah tapi terkendala oleh biaya, mereka mati-matian mengejar beasiswa tapi tak mendapatkan peruntungannya." Kana membuat Saga takut dengan aura yang berbeda yang dikeluarkan oleh Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mouse Treasure
Teen FictionBercerita tentang lima remaja yang tak mempunyai keluarga dan berada dalam lingkup kemiskinan membuat mereka mempunyai rencana untuk mencuri harta milik koruptor yang terpendam di sebuah rumah besar yang berada dalam hutan.