Pagi hari dengan suasana tenang, tapi mencekam. Tak seperti biasa, lima remaja penghuni rumah saling ribut tentang hal kecil; kini mereka saling terdiam setelah terjadi konflik tadi malam.
Mereka berlima saling acuh dan tidak saling menyapa satu sama lain, membuat Yogi, pemuda yang paling tua di antara mereka, merasa kesal juga.
Dengan nada datar, Yogi menyuruh keempat adiknya yang duduk berjauhan untuk segera sarapan. "Ayo sarapan."
Terlihat uap makanan tersebut mengepul, membuat aroma sedap dari makanan tersebut bisa tercium di penjuru rumah.
Satu per satu penghuni rumah berkumpul di meja makan untuk menikmati sarapan mereka.
"Wow, wangi banget, pasti enak," puji Bintang melihat makanan yang tertata rapi di meja makan.
Mereka semua makan dengan tenang dan tanpa adanya percakapan atau candaan seperti biasa; kini suasana pagi terasa hambar karena mereka hanya terdiam karena kejadian tadi malam.
"Gue selesai." Saga berdiri dari duduknya setelah menyelesaikan sarapannya.
"Tunggu, jangan ke mana-mana," cegah Yogi lalu mengambil sesuatu untuk diberikan pada Saga dan Kana.
Tak lama, Yogi kembali sambil membawa dua gunting kuku. Ia berencana untuk memberikan mereka pelajaran setelah adanya konflik tadi malam.
"Buat apa?" tanya Kana bingung karena Yogi memberikan gunting kuku pada Saga dan Kana.
"Setelah ini kalian gunting rumput di halaman pakai itu," jelas Yogi, yang langsung membuat perubahan ekspresi kesal pada Saga dan Kana.
"Sebelum kalian baikan, jangan harap bisa masuk rumah," lanjut Yogi yang kembali menyantap sarapannya dengan lahap, tak mempedulikan wajah kesal dari kedua adiknya.
Gak, gue gak mau!" tegas Saga menolak perintah Yogi.
"Gak mau ya? Kalau begitu kalian siap-siap jadi samsak tinju gue," Yogi berucap sambil merenggangkan tubuhnya, membuat Saga dan Kana bergidik ketakutan.
"Ok... kita gunting rumput aja," Saga dengan marah berjalan menuju halaman depan diikuti oleh Kana sambil menghentakkan kakinya karena kesal.
Saat Saga dan Kana pergi, barulah Bintang dan Tera bisa tertawa puas. Mereka berdua sedari tadi menahan tawanya karena tak tahan dengan ekspresi kesal dari Saga dan Kana.
"Mau liat mereka gak?" tanya Yogi yang langsung diangguki antusias oleh Bintang dan Tera.
"Sebentar, gue ambil cemilan dulu, gak afdol kalau gak ada cemilan," Bintang pun dengan cepat mengambil beberapa bungkus makanan ringan.
"Nih, pegang," Bintang melemparkan cemilan tersebut pada Tera dan Yogi yang langsung ditangkap oleh mereka.
Mereka pun segera pergi ke teras rumah dan duduk di bangku yang tersedia di sana. Dengan lagak seperti bos, Bintang mengangkat satu kakinya sambil memerintah pada Saga dan Kana.
"Oy, situ-situ gak rata," ucap Bintang dengan lantang menunjuk sisi halaman yang terdapat rumput yang panjang.
Dengan kesal, Saga dan Kana mengikuti perintah Bintang untuk beralih tempat ke tempat yang ditunjuk oleh Bintang.
"Wedos wedos," kesal Kana sambil mengeratkan giginya untuk menahan emosi yang meluap-luap.
Sedangkan Saga, wajahnya sudah sangat memerah karena paparan sinar matahari. Ia juga sedari tadi mengumpat dalam hatinya karena tak habis pikir dengan hukuman yang diberikan oleh Yogi.
Saga menolehkan pandangnya menuju teras rumah yang terdapat Yogi, Tera, dan Bintang yang tertawa sambil asik mengejek dengan wajah yang sangat menjengkelkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mouse Treasure
Teen FictionBercerita tentang lima remaja yang tak mempunyai keluarga dan berada dalam lingkup kemiskinan membuat mereka mempunyai rencana untuk mencuri harta milik koruptor yang terpendam di sebuah rumah besar yang berada dalam hutan.