07

43 16 0
                                    

Suasana hujan di sore hari sangat tepat untuk sekadar bersantai menikmati udara dingin yang timbul karena guyuran hujan deras.

Kelima remaja yang mempunyai julukan Mouse Treasure atau lebih dikenal dengan MT tersebut tengah bersantai. Mereka berkumpul bersama hanya untuk sekadar menonton film, membaca buku, dan bermain Uno setelah seharian mereka latihan bela diri dengan Yogi. Yogi melatih keempat adiknya dengan keras dan tanpa henti agar bisa cepat menguasai bela diri.

Saat semua asyik dengan permainan Uno, tiba-tiba Kana berdiri dan berjalan menuju tempat komputernya berada. Ia segera mengotak-atik komputernya setelah mendapat notifikasi dari ponsel pintarnya.

"Tera," panggil Kana yang masih fokus pada komputernya.

Setelah mendengar panggilan dari Kana, Tera pun bergegas menghampiri Kana yang sibuk dengan komputernya tersebut. "Kenapa?"

"Gue mendapatkan informasi tentang misi kedua kita," Kana menunjukkan komputernya yang terdapat suatu informasi tentang misi selanjutnya yang akan mereka tangani.

"Apa itu?" tanya Tera sambil memfokuskan matanya pada komputer.

"Jadi misi kedua kita kan menggantikan korban pembunuhan. Nah, ternyata misi kita itu harus melindungi orang-orang yang tinggal di tempat yang seperti kos-kosan atau apalah gitu, yang kemungkinan itu adalah tempat penyekapan," jelas Kana yang mendapat informasi baru ini dari pihak orang yang meminta bantuan mereka.

"Jadi?" tanya Tera yang masih bingung dengan maksud Kana.

"Jadi kita harus menggantikan orang-orang yang di tempat itu. Katanya si pembunuh itu masih menunggu satu orang lagi," lanjut Kana menjelaskan pada Tera.

"Lo bisa jelasin yang bener nggak sih?" kesal Tera yang mendengar penjelasan Kana yang setengah-setengah tersebut.

Tera yang mendengar ucapan Tera hanya bisa memutar bola matanya malas dan mencoba untuk menjelaskan dengan rinci.

"Jadi di tempat itu ada sekitar 3 orang dan satu orang yang belum datang. Mereka berempat adalah buronan polisi. Dua orang pria sekitar 30 tahun adalah pengedar obat-obatan terlarang dan 2 wanita sekitar 30 tahunan juga seorang wanita malam yang aktif membuat video dewasa. Mereka juga mengedarkan obat-obatan tersebut pada pelanggan atau penyewa mereka," jelas Kana sejelas mungkin agar Tera bisa mengerti maksudnya.

"Dan kemungkinan mereka berempat mengetahui sesuatu yang tidak seharusnya mereka ketahui," curiga Kana dengan kejanggalan kasus kali ini.

"Kapan rencana mereka akan dibunuh?" tanya Tera yang langsung ke intinya.

"Kata orang yang meminta bantuan kita sih sekitar tanggal 25, soalnya orang terakhir itu akan datang tanggal segitu," Kana menunjukkan pesan dari orang yang memberi tugas pada mereka.

"Eh bocil, tanggal 25 besok!" kesal Tera, pasalnya waktu untuk misi tersebut terlalu mepet.

"Oh iya kah, hehe," Kana hanya bisa tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya.

"Oy, kalian kumpul!" teriak Tera memanggil yang lain untuk segera berkumpul membahas misi kedua mereka.

Tak lama setelah Tera memanggil yang lain, mereka langsung bergegas untuk berkumpul.

"Jadi misi kedua kita besok, nah karena waktu mepet banget, kalian harus bekerja semaksimal mungkin," jelas Tera sambil menahan kesal, pasalnya kini ia tak bisa memikirkan rencana apapun.

Tera hanya menjelaskan penjelasan yang tadi Kana jelaskan padanya, ia menuliskan penjelasan tersebut di papan agar bisa dengan mudah dimengerti oleh yang lain.

"Oh ya, gue ada informasi lain dari pengirim misi," ucap Kana di tengah-tengah Tera yang menjelaskan tentang misi mereka.

"Apa itu?" tanya Saga.

"Jadi 4 orang yang ada di tempat tersebut adalah saksi dari pembunuhan, dan salah satu dari mereka yang memegang bukti kuat berencana untuk melaporkan tentang pembunuhan tersebut hanya untuk mengancam agar mereka menerima uang tutup mulut. Tapi nampaknya mereka salah ambil jalan karena pembunuh tersebut mengancam balik untuk membunuh mereka satu per satu, dan salah satu dari mereka yang sudah kabur akan kembali untuk menyerahkan bukti-bukti tersebut pada pembunuh," Kana membaca pesan dari pengirim misi kedua tersebut.

"Gue heran deh, orang yang minta bantuan kita tuh siapa kok tahu semua informasi?" Bingung Yogi, pasalnya pengirim pesan mengetahui kasus ini sangat rinci.

"Orang yang mengirim pesan ini bilang kalau dia salah satu teman dari orang yang berada di tempat itu," ucap Kana yang menunjukkan pesan dari pengirim misi mereka.

"Jadi kesimpulannya kita berpura-pura menjadi mereka untuk menjadi korban pembunuhan agar mereka bisa kabur?" ujar Bintang yang sebenarnya tak mengerti apapun tentang misi ini.

"Mungkin, tapi kalau kita yang menggantikan mereka pasti langsung ketahuan," jelas Tera yang sedang berpikir keras tentang rencana untuk misi kali ini.

"Mending kita buat mereka aja yang berpura-pura terbunuh," ucap Tera yang mendapat ide cemerlang tiba-tiba.

"Gimana caranya?" tanya Saga bingung.

"Gue jelasin, tapi sebelum itu gue mau minta bantuan Kana untuk mencari tahu semua informasi tentang kasus ini dan kalian semua siapkan barang-barang untuk misi kita besok," Tera memerintah yang lain untuk menyiapkan keperluan untuk besok sebelum ia menjelaskan tentang misi mereka.

Mereka pun hanya bisa mematuhi perintah Tera untuk segera menyiapkan semuanya mulai dari topeng, sarung tangan tiga pasang agar sidik jari mereka tak tertinggal, dan beberapa keperluan lainnya.

Sedangkan Tera sibuk menyiapkan barang-barang yang sempat ia beli kemarin hanya untuk bereksperimen setelah melihat film tentang kedokteran.

Tera mengambil selang kecil, kantong darah, jarum suntik dan suntikannya sekaligus, plester, dan beberapa obat bius.

"Nah kita gunain ini," ucap Tera yang menunjukkan perlengkapan tersebut pada Yogi, Saga, Bintang, dan Kana.

"Maksudnya?" Bintang kebingungan dengan alat-alat yang dibawa oleh Tera.

"Jadi kita akan membius mereka dan mengambil darah mereka agar terlihat seperti kasus pembunuhan," jelas Tera sesederhana mungkin agar Yogi, Saga, dan Bintang bisa mengerti dengan jelas.

"Nah gue minta bantuan bang Yogi untuk membuat si pembunuh itu tak sadarkan diri, dan sementara kita akan menyiapkan para korban itu agar terlihat seperti sudah terbunuh," ucap Tera yang diangguki oleh Yogi.

"Dan Kana, lo nanti bikin laporan agar polisi datang ke tempat itu," jelas Tera yang serempak diangguki oleh mereka semua.

"Jadi sampai sini kalian ngerti kan?" tanya Tera memastikan.

"Sebenarnya sih gue nggak ngerti, tapi yaudahlah liat besok aja," celutuk Saga dengan entengnya.

"Mending tidur nggak sih biar besok fokus ngejalanin misi," ucap Bintang yang sama-sama tak mengerti tentang penjelasan Tera.

Tera yang mendengar ucapan mereka hanya bisa menghembuskan napas pasrah.

"Oh ya bang, gue udah menemukan semua informasi tinggal nunggu besok kita berangkat," lapor Kana sambil menunjuk ke komputernya.

"Ok kalau gitu sekarang kita istirahat aja," ucap Tera yang kini merebahkan tubuhnya di sofa.

"Eh tunggu, terus besok kita naik apa? Masa kita harus bonceng lima?" Bintang baru menyadari sesuatu. Yap, benar. Bintang menyadari jika mereka tak punya kendaraan yang layak untuk pergi bersama menuju tempat menjalankan misi kedua mereka.

"Iya juga ya," Yogi pun juga menyadarinya setelah Bintang berucap.

"Kalau mau beli mobil bekas, tapi waktunya terlalu mepet, tapi kalau nyewa takut ketahuan," Saga terlihat bingung setelah Bintang berucap seperti itu.

"Coba kalian tanya ke orang-orang yang kalian kenal, yang punya mobil bekas untuk dijual," ucap Yogi juga ikut bingung.

Alhasil, mereka berlima pun sibuk hingga tengah malam untuk mencari mobil bekas lewat kenalan-kenalan mereka.

Dan akhirnya sekitar jam satu malam, mereka mendapatkan informasi tentang orang yang menjual mobil bekas dan berencana besok pagi sekali mereka akan mengambil mobil tersebut agar bisa langsung dipakai.

















Jangan lupa Vote dan Komen

Mouse TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang