Sesuai dengan kesepakatan malam tadi, kini mereka berlima sedang mengumpulkan informasi tentang orang tua mereka. Mereka berlima saling bekerja sama untuk mengetahui rahasia yang disembunyikan oleh orang tua mereka.
"Dari pagi kita masih tak menemukan sedikit pun informasi, gue mau rebahan dulu lah. Kalian lanjut aja cari informasinya," keluh Kana lalu pergi begitu saja menuju kamarnya.
Kana termenung di kamarnya, ia tenggelam dalam pikiran buruknya. Semua pikiran buruk tersebut tak bisa Kana hentikan, membuat dirinya frustrasi dan menarik rambutnya untuk menghilangkan pikiran buruk tersebut.
"Buku," Kana tiba-tiba teringat dengan sebuah buku yang ditulis oleh ibunya, itu adalah buku yang diberikan oleh ibunya sehari sebelum rumah mereka terbakar.
Waktu itu Kana sangat bahagia karena mendapat buku tersebut, hingga ia selalu membawa buku tersebut ke mana pun ia pergi.
Kana membongkar tasnya untuk mencari buku tersebut, semua barang bawaan dikeluarkan dari tas tersebut, hingga ia mendapatkan buku tersebut yang berada di bagian bawah tasnya.
"Ketemu," ucap Kana saat mendapatkan buku tersebut, buku yang tak terlalu tebal tapi sangat banyak makna di dalamnya.
Ia selama ini belum berani untuk membuka buku tersebut, ia selalu terbayang-bayang tangisan dari sang ibu. Kana ingat betul dengan kata-kata sang ibu saat memberikan buku tersebut.
"Anak bunda yang paling ganteng, bunda titip buku ini ya. Ini buku sangat berharga buat bunda, seandainya bunda tiada tolong jaga baik-baik ya buku ini," ucap ibunda Kana dengan suara parau dan mata bengkak sehabis menangis. Kana tak tahu berapa lama ibundanya menangis hingga membuat mata yang cantik milik sang ibunda membengkak.
(Ibunda Kana dulu adalah orang Jakarta yang pindah ke Jawa setelah menikah, ia tak terlalu fasih berbahasa Jawa dan sering menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi.)
Waktu itu Kana tak mengerti dengan maksud dari sang ibunda, tapi Kana sangat membenci melihat wanita tersayangnya menangis.
Di geboy~ geboy mujahir~~ nang..ning..nong...
Tiba-tiba saja ponsel Kana berbunyi menandakan ada seseorang menelpon Kana.
Kana, sang pemilik ponsel tersebut, menyukai lagu-lagu milik Ayu Ting Ting, bisa dibilang ia adalah penggemar berat penyanyi Depok tersebut.
Cukup lama Kana membiarkan ponselnya berbunyi sambil menikmati lagu tersebut, hingga ia akhirnya memutuskan mengangkat panggilan tersebut.
"Halo kak," Kana menyapa sang kakak yang menelponnya.
"Kamu nangdi? Rumahmu kenapa dikunci?" Tanya kakak Kana yang sedang berkunjung ke rumah Kana.
(Kamu kemana?, rumah kamu kenapa dikunci?).
"Aku neng Jakarta," jawab Kana.
(Aku di jakarta)
"Opo?! Kakak bawa kamu ke desa untuk menyelamatkan kamu, tapi kamu malah ke kota," Rena, kakak dari Kana, marah besar dari seberang telepon.
Rena juga tak terlalu fasih menggunakan bahasa Jawa karena Rena sedari kecil berada di kota tinggal bersama neneknya. Rena diasuh oleh neneknya untuk menyelamatkan Rena dari seseorang yang mengincar keselamatan keluarganya.
Rena baru kembali tinggal di rumah orang tuanya saat sang nenek sudah meninggal, tapi baru beberapa minggu ia tinggal bersama orang tuanya, tiba-tiba ada insiden rumah mereka terbakar. Rena yang tahu kebakaran tersebut bukan tanpa sengaja, ia segera membawa pergi Kana menjauh tanpa melihat keadaan terakhir orang tuanya.
"Aku wes gede, kak. Aku isok jogo awak dewe," tekan Kana, yang sudah muak dengan sang kakak yang terlalu mengekangnya.
(Aku sudah besar, aku sudah bisa jaga diri).
KAMU SEDANG MEMBACA
Mouse Treasure
Teen FictionBercerita tentang lima remaja yang tak mempunyai keluarga dan berada dalam lingkup kemiskinan membuat mereka mempunyai rencana untuk mencuri harta milik koruptor yang terpendam di sebuah rumah besar yang berada dalam hutan.