3. MAJU TANTRUM, MUNDUR LEBIH TANTRUM

216 26 4
                                    

🌟🌟🌟

Abaikan typo dan jam!

-

-

-

Pagi pun tiba, kini Savio sedang sarapan bersama dengan kedua orang tuannya, dengan Bunda-Nya yang masih sibuk dengan alat-alat dapur dan Ayah-Nya yang sibuk dengan koran di tangannya. Jujur semalam dirinya terus-terusan memikirkan hari esok. Bagaimana kesan pertamanya belajar bersama pangeran yang selama ini hanya bisa ia tatap dari layar handphonenya.

"Savio mau di antar atau barengan lagi sama si Harsa?"

"Kayak biasanya, Ayah. Savio barengan lagi sama Harsa naik bus"

Sang Ayah mengangguk paham kemudian melanjutkan kembali acara membaca korannya yang sempat tertunda beberapa detik.

Savio kembali fokus ke makanannya. Dirinya sungguh gugup, masih ada beberapa jam lagi sebelum dirinya bertemu dengan Daffa di sekolah dan memulai acara belajar bersama mereka.

Buru-buru ia menyelesaikan acara makannya dan kemudian beranjak bangun. "Savio berangkat, Bunda! Ayah!" ucapnya tak lupa memberikan kecupan di pipi milik Bunda serta Ayahnya dan bergegas menuju pintu depan.


Ceklek..


"Lah, kirain masih molor"

Savio memutar bola matanya malas. "Itu mah kamu! Enak aja sama-samain aku sama kebiasaan mu yang suka bangun telat kalo gak dibangunin sama ibumu di rumah"

"Sok tau lu, orang gue uda bisa bangun sendiri" Harsa menepuk dadanya dengan bangga, namun yang namanya Savio tidak akan langsung percaya dengan ucapan dari sahabatnya itu.

"Suka-suka mu deh, Sa" Savio berjalan mendahului Harsa untuk berjalan menuju halte bus yang ada di depan komplek perumahan mereka.

Harsa yang melihat itu sudah tidak heran lagi apabila Savio meninggalkan nya. Dia kemudian menyusul langkah sahabatnya itu dan menyamakan langkah mereka bila ia sudah berada di samping Savio.

"Btw Sav, lu beneran gak ada niatan buat ngajakin gebetan lu itu belajar bareng gitu? Kan lumayan loh, bisa cuci mata tiap hari, bisa ngomong tiap hari, bisa ngeles,  bisa.." Savio langsung membungkam mulutnya Harsa dengan tangan kirinya. Harsa ini memang selalu berisik kalau menyangkut soal dirinya dan Daffa, seperti tidak ada kerjaan lain saja.

"Kamu gak tau aja. Semalem aku di chat sama Kak Daffa, dan coba tebak apa? Dia yang ngajakin aku belajar bareng, Sa" ucap Savio seraya melepaskan tangannya dari mulut sahabatnya itu.

Harsa melotot kaget. "SERIUS?!"


Pletak!


"Gak usah teriak bisa? Malu tau! Kamu diliatin orang-orang tuh!"

Harsa mengusap dahinya yang baru saja mendapatkan sapaan hangat dari tangan Savio dan kemudian menatap sekitarnya. Memang benar, dirinya menjadi pusat perhatian beberapa orang yang lewat sekarang, entah itu searah ataupun tidak, semua pandangan terfokus pada dua remaja SMA itu.

Yang berteriak hanya bisa terkekeh seraya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. "Hehehe.. sorry" Harsa hanya bisa tersenyum kikuk sembari sedikit menunduk untuk mengindari tatapan orang-orang terhadapnya. "Tapi lu serius, Sav? Lu diajak belajar bareng sama beliau? Wahh.. Tuhan aja uda ngasih lu kode supaya lebih ngegas lagi sama kakak kelas pujaan lu itu. Masa lu mau lewatin gitu aja"

That's Because I Like You!  -  [ DOSHIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang