2. JADI GINI

279 27 10
                                    

🌟🌟🌟

Abaikan typo dan jam!

-

-

-

Savio kini sedang berbaring di atas kasurnya. Dirinya baru saja selesai makan malam dan sekarang nampak sedang mengobrol dengan seseorang melalui handphone nya yang nampak tersambung ke dalam obrolan suara.

"Serius? Lu bakalan jadi pasangannya Kak Daffa buat Olympiade yang jadwalnya bulan depan itu?"

"Serius Sa! Aku gak tau lagi harus ngapain. Rasanya saat itu jantung aku mau pindah aja" Savio mengingat-ingat kejadian yang baru saja di alaminya hari ini. Mulai dari tegur sapa singkat bersama sang kakak kelas, hingga berakhir dirinya di antar sampai ke rumah. Rasanya Savio tidak bisa menyembunyikan raut wajah malunya sekarang. Andaikan Harsa disini, pasti dirinya sudah habis-habisan digoda olehnya

Flashback..

Saat ini, Savio tengah duduk di atas motor milik Daffa. Wajahnya tersenyum kala ia berhasil bisa sedekat ini dengan pujaannya, namun tak ayal juga ia merasa malu karena saat ini tangannya sedang berpegangan pada pundak Daffa. Katanya sih agar tidak jatuh ya.

"Savio"

"Ya, Kak Daffa? Kenapa Kak?"

"Gue kepikiran, gue jarang banget lihat lu di sekolah, padahal kita satu sekolah. Kelas kita juga gak jauh-jauh amat gue lihat. Aneh kan? Dan gue baru ketemu lu hari ini di ruang kepsek"

Savio paham sekarang. Dirinya memang selalu melihat Daffa dari jendela kelasnya. Selalu mengintip semua aktivitas sang kakak kelas dari sana, karena jujur saja, Savio termasuk anak yang cukup introvert dan tidak terlalu suka akan keramaian. Teman mengobrol pun hanya Harsa dan Haris, itu pun tidak setiap hari dirinya bersosialisasi dengan ketua kelasnya sendiri.

"Aku jarang keluar kelas Kak.. biasanya kalau jam istirahat suka titip ke Harsa" Savio berujar pelan. Demi apapun apa yang ia katakan tidak sepenuhnya salah, karena sejujurnya ia memang sering menitip kepada Harsa, tapi bukan karena dirinya malas ke kantin. Itu karena ia memiliki kegiatan lain, memandangi kakak kelasnya dari jendela kelas, serta menjadi stalker dadakan dengan selalu mengintip Twitter sekolah ataupun Twitter milik Daffa sendiri.

Daffa mengangguk dengan kepala yang masih ditutupi dengan helm full face miliknya. "Pantes aja. Padahal kalau di lihat-lihat lu itu manis deh, Sav. Pasti sekarang lu lagi punya gandengan atau paling engga Crush?"

"E-ehh? G-gak punya Kak! Aku, aku gak ada waktu buat mikirin hal-hal yang begituan" Savio panik! Ini kenapa tiba-tiba Kak Daffa bahas beginian sih!

Daffa terkekeh pelan. "Bercanda. Tapi serius, masa kamu gak ada niatan mau pacaran atau semacamnya?" Daffa menoleh sedikit ke belakang untuk melihat keadaan Savio. Bertepatan dengan mereka yang berhenti disebuah lampu merah, jadi tidak masalah kalau Daffa berbalik badan sebentar.

"Iya. Kata bunda fokus belajar dulu, kalau ada katanya itu bonus"

"Anak bunda ya ternyata" Daffa berbalik ke depan lagi dan memacu kembali motornya karena lampu sudah berubah menjadi hijau.

Kini mereka hanya saling diam sekarang. Savio yang pada dasarnya tidak pintar memikirkan sebuah topik memilih bungkam. Sejujurnya, ia masih ingin banyak mengobrol dengan kakak kelas tampannya ini, namun apa dayanya? Dia jarang mengobrol dengan seseorang kecuali Harsa dan Haris, maka dari itu dirinya tidak pintar untuk sekedar membuat topik singkat.

That's Because I Like You!  -  [ DOSHIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang