4. KARENA KAMU ANDROMEDA NYA

176 22 4
                                    


🌟🌟🌟

Abaikan typo dan jam!

-

-

-

"Serius amat bacanya, boleh join gak?"

"Kak Daffa?" Savio buru-buru meletakkan buku yang ia baca kembali ke atas meja. " Kak Daffa baru aja balik? Kok aku gak denger suara langkah kaki ya?" seketika wajahnya menunduk. Hari ini Savio kebanyakan menunduk akibat terus-menerus ketahuan atas tindakannya yang aneh terhadap kakak kelasnya itu.

"Iya, baru aja. Itu lu aja kali yang gak denger, terlalu fokus sama bacaan sampai-sampai gak sadar sama sekitar" Daffa kemudian melangkahkan mendekat dan mengambil tempat duduk tepat disebelah Savio. "Nih, itung-itung biar semangat"

Savio menerima botol minum itu segera. Ada perasaan hangat yang tiba-tiba muncul dalam dirinya. Seperti ribuan kupu-kupu atau bahkan serangga lain hingga di dalam tubuhnya. "Makasih Kak Daffa. Harusnya Kakak gak usah repot-repot beliin aku, nanti aku bisa chat Harsa buat bawain kesini kok"

"Uda, gak usah ganggu acara pacaran temen lu itu"

"Kak Daffa tau darimana kalau sekarang si Harsa lagi pacaran?!"

"Kebetulan pacarnya temen gue juga. Kita satu ekskul basket, gue sering liat Harsa bawain si Joshua minum tiap habis latihan" Daffa menyesap minuman yang baru saja ia beli itu. "Tapi, harusnya gue bisa liat lu gak sih? Katanya lu selalu bareng si Harsa tiap kemana-mana. Harusnya lu keliatan juga dong waktu si Harsa nganterin minum buat si Joshua"

Savio meringis. Bukan dirinya tidak ikut, tapi dirinya yang tidak mau setiap Harsa mengajaknya untuk masuk ke dalam aula lapangan basket. Dirinya lebih memilih untuk menunggu di luar daripada harus berhadapan dengan banyaknya anak basket di dalam aula. Terutama bertemu dengan Daffa, jantung Savio tidak kuat melihat ketampanan Daffa yang berkali-kali lipat lebih tampan setelah latihan.

"Hehehe.. kalau soal itu aku gak ikut, Kak. Aku lebih milih diem di luar nungguin Harsa"

"Loh kenapa?"

"Gapapa sih, Kak. Akunya aja yang gak mau, Harsa uda ngajakin kok, tapi ya gitu deh"

Daffa mengangguk. "Singkatnya, lu malu buat masuk?"

"Eh?" Savio langsung menolehkan kepalanya ketika mendengar pertanyaan terakhir yang dilontarkan Daffa tadi. "N-nggak tu, aku gak malu. Cuma anu, Kak.."

"Anu apa?" tanya Daffa berniat menggoda.

"Ya pokoknya gitu deh Kak! Intinya bukan karena malu" habis sudah, Savio mengaku kalau sekarang dirinya sangat malu, tapi dirinya terlalu gengsi untuk mengakui hal tersebut di depan Daffa.

"Hahaha.. lucu banget sih lu, Savio" tanpa sadar Daffa menepuk kepala Savio pelan. Ia merasa gemas dengan tingkah laku adik kelasnya yang satu ini. Unik, itulah satu kata yang terlintas dalam pikirannya.

'Tenang Savio, tarik nafas pelan-pelan. Kan gak lucu kalau tiba-tiba pingsan sekarang' Savio mengelus sebentar dadanya demi merendam detak jantungnya yang tiap detiknya bertambah kencang dan semakin kencang. "Ngomong-ngomong, Kakak suka astronomi ya?"

"Oh, kebetulan sih iya. Lu bisa liat buku yang lu baca tadi. Itu buku gue bawa sendiri, bukan ngambil atau minjem di perpustakaan sekolah. Kenapa emangnya lu tanya beginian? Lu suka juga sama astronomi?"

"Hum, aku juga suka. Angkasa itu luas banget, ada banyak hal yang masih pengen aku tau terkait angkasa. Berapa jumlah galaksi yang ada, seberapa cantik mereka, fenomena apa aja yang bisa terjadi ketika ada interaksi antar benda langit di angkasa" Savio menjeda kalimatnya untuk mengambil nafas sejenak. "Kadang aku bilang ke bunda kalau aku pengen jadi astronot biar aku bisa menjelajah angkasa luar suatu saat nanti dengan kedua tangan aku ini. Aku tu suka iri sama orang-orang yang uda berhasil buat pergi ke angkasa, kan aku juga pengen ya, belum lagi..."

That's Because I Like You!  -  [ DOSHIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang