14. DUA JIWA MENJADI SATU

154 21 1
                                    


🌟🌟🌟

Abaikan typo dan jam!

-

-

-

"Inget ya Savio, lu gak usah kabur-kaburan lagi kali ini. Mau gak mau, suka gak suka, lu harus ketemu sama guru pembimbing Olympiade lu hari ini" ucap Harsa sambil membereskan buku beserta alat tulisnya. Di hadapannya sedang berdiri seorang Savio yang sedari tadi memelas ingin Harsa menemani dirinya. "Mau 1000 kali lu nyuruh gue buat ikut lu ketemu beliau, gue gak mau. Lu aja sendiri sana, gue pengen pulang sekarang karena ortu gue katanya mau balik"

"Kamu beneran gak bisa? Aku takutnya ketem—"

"Ketemu Kak Daffa?" ucapan Savio langsung terpotong begitu saja. "Alahh.. alasan lu basi banget, Sav. Uda lah, jangan tsundere kali ini. Gue tau lu mau ketemu sama dia tapi lu masih takut soal kejadian tadi"

Savio menunduk lesu. Apa yang diucapkan oleh Harsa benar adanya, dirinya ingin bertemu dengan kakak kelasnya itu tapi ego nya berkata jangan dulu, ditambah kejadian setelah upacara dimana dirinya kabur begitu saja saat kakak kelasnya itu mendekat.

Harsa yang melihat itu merasa sedikit tak enak hati, bukan salah Savio sepenuhnya juga kenapa hubungan mereka bisa seperti ini. "Gini aja deh, gue temenin lu sampai ke perpus gimana? Kalo uda sampai di depan pintu perpus gue tinggal"

Seketika kepala Savio terangkat, matanya sedikit memancarkan kilau binar disana. "Setuju! Sayang Harsaa" ucapan itu langsung disertai dengan Savio yang memeluk tubuh Harsa seraya menggoyangkannya ke kiri dan ke kanan.

"I-iyaaa! Lepas dulu, sesek anjir!" Dengan cepat pelukan itu terlepas, Harsa bisa melihat raut cengengesan milik Savio setelahnya. "Uda buruan, keburu makin sore"

Savio mengangguk, kemudian mereka berdua berjalan beriringan menuju ke perpustakaan sekolah. Berbagai macam percakapan terjadi selama mereka berjalan, Savio bersyukur karena dengan hadirnya Harsa sedikit meredakan getaran aneh yang terus mengusiknya.

"Tapi aku masih penasaran sama chat terakhir kamu itu, Sa. Kamu bilang katanya Kak Daffa nolak Kak Marsya lagi? Itu cerita lengkapnya gimana sih?" tanya Savio penasaran. Ia sudah lama ingin menanyakan hal ini pada Harsa namun selalu tertahan karena ada hal lain yang selalu mengganggu pikirannya.

"Rahasia. Mending lu tanya langsung sama Kak Daffa"


Bugh!


"Aww.. kok gue dipukul?!!"

"Jawabanmu gak membantu sama sekali!"

"Lah?!" Harsa mengeriyit heran. "Salah gue apa, Sapio? Kan gue bener. Kalo denger sesuatu tu lebih enak ke orangnya langsung"

"Ya tapi gak ke Kak Daffa juga lah! Gimana sih kamu" Savio kesal. Ia merasa kalau jawaban yang selalu Harsa keluarkan membuatnya seperti keluar kandang singa dan masuk lagi ke dalam lubang buaya. "Kamu aja yang cerita apa gak bisa? Kamu aja denger dari Kak Joshua bukan Kak Daffa"

"Loh wajar dong. Kak Joshua kan pacar gue ya, gak ada salahnya gue tanya pacar sendiri. Sementara lu? Lu kan jomblo ngenes yang nasibnya kalo gak nice try ya sepihak" bisa Harsa lihat respon yang ia dapatkan setelah mengucapkan hal tersebut. Wajah Savio yang berubah masam menatapnya seolah menyampaikan ketidaksetujuan. "Muka lu tambah jelek kalo lu terus-terusan natep gue gitu"

"Abisnya kamu bukannya ngatain yang baik-baik, malah ngatain hal yang gak mau aku denger sama sekali"

"Gue kan berbicara sesuai fakta"

That's Because I Like You!  -  [ DOSHIN ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang