15. Empat Mata

6 0 0
                                    


Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Wahai para pembaca yang budiman~

~🖤🖤🖤🖤🖤~


Sylvia yang kini tengah duduk saling berhadapan dengan Jun Seo yang berada didalam layar laptop, merasakan dirinya begitu gugup. Seolah-olah seperti Jun Seo benar-benar berada dihadapannya secara langsung.


'Kenapa kamu terlihat begitu gugup?'


Sylvia sedikit tersentak mendengar Jun Seo yang bertanya kepada dirinya.


"A, tidak. Saya tidak gugup sama sekali." Jawab Sylvia mencoba agar dirinya tidak terlihat seperti sedang gugup.


Slide.. Slide..


Sylvia dapat melihat dan mendengar jika Jun Seo di seberang sana tengah kembali membuka lembar perlembar dokumen laporan keuangan yang dirinya buat.


'Ah, sebelum itu. Aku lupa belum menyambut dirimu secara langsung kedatangan mu di Drealing Star Corporation. Selamat datatang Rara-yah, selamat bergabung di departemen keuangan Drealing Star Corporation.' Ucap Jun Seo di seberang sana dengan senyuman yang terulas diwajahnya. Membuat Sylvia bersusah payah menahan agar dirinya tidak memekik kencang, seperti apa yang biasa dirinya lakukan ketika sedang melihat Jun Seo tersenyum.


"Tidak apa-apa Choi-sajangnim. Terima kasih sudah menerima saya untuk bekerja disini dan juga repot-repot menyambut saya yang hanya seorang karyawan biasa." Balas Sylvia dengan bahasa formal yang membuat Jun Seo sedikit mengerutkan keningnya.


'Kenapa kamu memakai bahasa formal? Bukankah sedari tadi kamu terus memanggil ku dengan panggilan informal?'


Glek..


Sylvia menegup salivanya susah payah mendengar perkatan Jun Seo yang terdengar seperti tidak suka dengan apa yang dirinya lakukan tadi.


"Maaf say-


'Aku. Tidak bisakah kamu berbicara dengan menggunakan bahasa yang santai saja?' Tanya Jun Seo memotong perkataan Sylvia dan langsung direspon dengan gelengan kepala cepat oleh gadis itu.

My Boss Is My BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang