9. Tugas Pertama

58 4 1
                                    


Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Wahai para pembaca yang budiman~

~🖤🖤🖤🖤🖤~


Puk!


"Annyeong Vivi-yah!"


Sylvia yang tengah berdiri di depan lift bersama dengan para karyawan lain, menolehkan kepala kearah suara yang tadi memanggilnya berasal.


"Nado annyeong Da In-sunbae!" Balas Sylvia dengan senyuman terulas diwajahnya pada Da In yang terlihat sedikit terkejut.


"Huwaa Vivi-yah, aku tidak menduga jika kamu akan menolehkan kepala keasal suara ku, biasanya orang lain akan menoleh kearah pundaknya yang di tepuk." Ujar Da In merasa takjub dengan ketepatan Sylvia.


"Hahaha aku hanya mengikuti asal suara yang memanggilku saja sunbae." Sahut Sylvia sambil menaikan posisi kacamatanya yang sedikit turun.


Sedangkan itu Da In yang mengingat jika Sylvia kemarin tidak memakai kacamata pun membuka suaranya untuk bertanya. "Vivi-yah, apa kamu malas memakai lensa kontak?"


"Tidak sunbae. Mata ku tidak minus sama sekali. Sejak dulu aku hanya ingin sekali memakai kacamata saat sudah bekerja, agar aura pekerja kantoran terpancar dari diriku."


Da In yang mendengar perktaan Sylvia tergelak geli, membuat mereka kini menjadi pusat perhatian para karyawan disekitar mereka. Belum lagi Sylvia tadi berpose layaknya seorang detektif yang membuat gadis di depannya ini semakin terlihat lucu dan menggemaskan dimatanya.


"Hahaha yaampun kamu lucu sekali, ku harap semangat bekerja mu akan terus bertahan hingga lima tahun kedepan."


Dengan merasa begitu yakin dan percaya diri, Sylvia menganggukan kepalanya. "Tentu saja, ku rasa aku akan bertahan selamanya bekerja disini."


Da In berusaha untuk menahan gelak tawanya setelah mendengar perkataan optimis Sylvlia, karena kini pintu lift sudah terbuka dan beberapa karyawan mulai berjalan memasuki nya. Begitu juga dengan mereka berdua yang tidak ingin tertinggal dan menunggu seperti tadi.


Sesampainya Da In dan Sylvia di lantai sembilan belas, mereka bedua pun langsung di sapa oleh beberapa reka kerja yang sedang mengobrol di depan pintu masuk.

My Boss Is My BiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang