21. Api unggun

20 9 0
                                    

Setelah selesai makan siang mereka kembali beraktifitas masing-masing, Jay dan Riki yang tidur, Evan yang bermain game, Dan Shaka, Jerren, Jeno dan Seno yang bermain monopoli. Kegiatan mereka berjalan lancar dan menyenangkan hingga waktu tak terasa menunjukan waktunya makan malam.

Pemuda yang selalu menjadi chef di pertemanan mereka itu sibuk menyiapkan semua bahan Barbeque, siapa lagi jika bukan Jay. Di samping itu ada Evan dan Jeno yang sedang menyalakan api untuk memanggang Daging.

Di lain tempat ada Seno dan Jerren yang sibuk membuat Mie, lalu Shaka dan Riki yang menyiapkan Nasi. Mereka bekerja sama dengan kompak hingga daging yang dimarinasi oleh Jay sudah siap di panggang.

"Keliatannya enak banget." Jeno menatap daging yang sedang di panggang Evan dengan mata berbinar.

"Kalo di pikir-pikir kita udah lama gak camping." Shaka mencoba mengingat kapan terakhir kali mereka melakukan kegiatan tersebut, satu tahun yang lalu? Sepertinya.

"Ide siapa dulu dong, Jayden gitu, lho." Jay berujar bangga.

"Alaah, palingan kalo gue gak ngeluh bosen, kita masih ngurung aja di rumah."

Jay cengengesan mendengar cibiran Jeno, kalo di pikir memang benar. Tapi tetap saja, ide camping berasal dari Jay, kan?.

"Daging nya masih lama? Mie udah siap." Ucap Jerren.

"Udah, ini udah selesai." Jeno membalas sambil mengangkat daging dari panggangan.

Evan membawa daging yang sudah matang ke meja, membiarkan Jay mengambil alih dengan memotongnya menjadi potongan kecil.

"Woah, baunya enak banget anjir."

"Daging memang tidak pernah mengecewakan." Lanjut Riki puas dengan rasa yang memenuhi mulutnya.

"Ini tuh namanya Welldone, kematangan sempurna." Puji Jay.

Jeno tersenyum lebar hingga memperlihatkan giginya yang rapih. "Siapa dulu dong yang manggang, Jeno William." Sombongnya bangga.

Semua terkekeh pelan mendengar itu, pemuda berwajah bulat seperti kucing itu memang menggemaskan.

"Kita sering ngumpul, tapi jarang kalo camping gini." Ujar Shaka setelah menyeruput mie nya.

Mereka mengangguk setuju, membenarkan. Jika dipikir, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah dan rumah major.

"Suka banget lo sama Mie, sampe anteng gitu." Seno tersenyum melihat Jerren yang semangat menyeruput Mie.

Kepalanya yang menunduk menghadap mangkuk terlihat lucu, kecintaan Jerren terhadap Mie memang tidak bisa di ragukan, di temani Evan yang sebelas dua belas.

"Hm, yang terakhir selesai yang beresin." Ucap Jerren tiba-tiba, ia tersenyum culas dan meletakkan sumpit pertanda selesai.

Sahabatnya yang melihat itu melotot tak percaya, ternyata keterdiaman pemuda itu yang fokus makan memiliki maksud lain. Pantas saja sedari tadi Jerren tidak bersuara.

"Lah..."

Jay menatap Evan yang bangkit berdiri dengan Mie yang menggantung dimulut.

"Gue selesai, jangan lupa beresin." Katanya mengingatkan.

Evan pergi disusul dengan Jerren yang tertawa menyebalkan, melihat itu Jay dengan cepat menyeruput Mienya dengan semangat hingga tersedak.

Seno dan Riki tertawa puas melihatnya, meski keduanya juga ikut panik karna tidak ingin menjadi yang terakhir.

Shaka mendengus keras, ia bahkan belum kenyang, namun juga tidak ingin menjadi yang terakhir. Memilih bangkit setelah menyimpan daging didalam piring, Riki yang melihat akhirnya ikut memisahkan Mie dan ikut bangkit.

7 Sekawan (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang