30. Mengintrogasi Daniel

27 8 0
                                    

Makin kesini aku makin sadar rata-rata pembaca lapak ini pada ghaib wkwkw

Padahal aku udah banyak bikin draf, yang bisa aja aku up dua kali kalo votenya gak jomplang.

Seberapa lama tamatnya cerita ini kayaknya tergantung seberapa kalian menghargainya sih.

Hadeuh.....

MAJOR LIAT MAJOR PARA PEMBACA KALIAN😭😭

______________

Setelah sempat mengalami sedikit kekacauan, akhirnya mereka semua memutuskan untuk kembali masuk sekolah setelah dua hari meliburkan diri. Kondisi Jerren yang sempat kembali memburuk membuat mereka sepakat untuk menambah hari libur agar pemuda itu dapat beristirahat total.

"Udah pada selesai, kan? Gas lah berangkat." Ujar Jeno semangat.

Riki menghela nafas malas mendengarnya. "Padahalkan besok juga libur, ngapain harus sekolah sih? Nanggung." Katanya dengan dengusan sebal.

"Bocah lo mau gak lulus?." Sahut Seno memperingati. Perkataannya kembali membuat pemuda keturunan Jepang itu menghela nafas. "Gustiii males Pisaan." Teriaknya dramatis.

Jayden tertawa keras mendengar teriakan Riki dengan menggunakan bahasa Sunda itu. Ia tersenyum bangga karna berhasil mengajarkan pemuda yang hobi bermain game itu Bahasa lain selain Inggris dan Jepang.

"Bagus-bagus, lanjutkan." Titah Jayden dengan bangga.

Jerren menggeleng pelan melihat tingkah mereka. Ia beranjak mengambil tas dan melenggang pergi diikuti dengan yang lain.

"Lo sama gue kan, Je?." Shaka sudah siap memegang kunci mobil, ia akan menjadi supir  Jerren untuk hari ini.

"Iya, Shaka."

"Ayok lah berangkat, keburu siang."

Mereka akhirnya mulai bergegas mengendari kendaraan masing-masing. Evan lebih dulu melenggang pergi membawa kuda besinya diikuti yang lain.

__________

Bersyukur pelajaran berjalan dengan lancar dan cepat. Iya cepat dan lancar bagi mereka yang menikmati. Sedangkan Jayden, Shaka juga Riki setengah mati menahan diri untuk tidak berteriak frustasi karna mata pelajaran Matematika itu.

"Mabok banget aing." Keluhnya dengan lemas, Jeno menarik tubuh Jayden yang sudah bersiap menelungkupkan kepalanya diatas meja. "Jangan tidur, kita berdua punya tugas hari ini. Lo gak lupa kan?." Ucapnya mengingatkan.

Sang empu yang diingatkan mengernyitkan kening. Berusaha mengingat tugas apa yang harus mereka berdua kerjakan.

"Emang kita punya Pr yang belum dikerjain?." Tanyanya dengan polos. Jeno menarik nafas dalam mendengarnya, kepalang kesal ia jambak rambut pemuda itu. "KITA HARUS NYARI DANIEL JAELANII." Teriaknya frustasi.

7 Sekawan (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang