7 Sekawan (Slow Up)

18. Evanther Lee (revisi)

Sebagian pasangan yang menikah mungkin memiliki tujuan yang sama, memiliki keturunan, yaitu anak. Namun ada juga pasangan yang berfikir bahwa pernikahan adalah sebuah ikatan yang mengikat dua orang untuk terus bersama seumur hidup hingga tua, hingga maut memisah kan, dan anak adalah bonus. Bonus dari tuhan yang memberi kepercayaan bahwa mereka dapat menjaga salah satu anugrah terbaik yang tuhan titipkan untuk melengkapi rumah tangga mereka.

Begitu pun dengan Ethan, di usia pernikahan nya yang menginjak lima tahun, namun anugrah tuhan itu tak kunjung di beri kan. Meski begitu tak membuat rasa cinta Ethan pada istri nya berkurang, ia menikmati pernikahan nya dengan ke bersamaan mereka berdua, rasa cinta nya tak berubah, janji nya pada tuhan ia tepati untuk tetap bersama saat suka dan duka, dan hingga maut memisah kan.

Hingga saat istri nya di kabar kan hamil, Ethan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia. Ia akan menjadi seorang ayah, tuhan mempercayai nya untuk menjaga salah satu anugrah nya untuk melengkapi pernikahan nya dengan sang istri.

Namun terkadang kehidupan memang berjalan tak adil, tidak semua hal akan datang secara tiba-tiba tanpa perjuangan. Namun Ethan tak merasa ia mendapatkan anugrah itu secara cuma-cuma, ia bersabar selama lima tahun pernikahan nya, ia dan istri nya melakukan banyak pemeriksaan, mencoba berbagai cara agar dapat memiliki anugrah tersebut, tetapi perjuangan nya seolah tak cukup.

Tuhan seolah memyadarkan Ethan bahwa tidak ada yang gratis di dunia ini, semua harus ada perngorbanan, harus ada yang di korban kan. Namun Ethan tak percaya saat ia mendapat kan anugrah tersebut, tuhan mengambil nyawa istri nya.

Padahal sedari awal Ethan selalu merasa cukup dengan pernikahan nya berdua dengan sang istri tanpa ada seorang anak di antara mereka. Namun yang terjadi tuhan memberi kehidupan pada putra nya, dengan mengambil ke hidupan istri nya sebagai ganti nya.

Mengapa harus nyawa istri nya?

Mengapa bukan nyawa Ethan?

Ethan tak merasa keberatan jika harus menukar nyawa nya untuk mendapat kan anugrah tersebut, jika ada yang harus di korbar kan, seharus nya Ethan, bukan istri nya, bukan juga putra nya.

Karna sejati nya, tuhan tak hanya merenggut kehidupan istri nya, namun juga kehidupan Ethan yang kehilangan perempuan yang di cintai nya, juga kehidupan bayi yang bahkan belum membuka mata nya namun sudah kehilangan cinta pertama nya.

Tuhan merenggut segala nya, termasuk kasih sayang kedua orang tua bayi mungil yang baru saja di lahirkan dan di beri nama, Evanther Lee.

*****

Evan memasuki mansion yang sudah lama tidak ia datangi, suasana suram dan dingin menyambut ke datangan Evan. Tak merasa asing karna sejujur nya suasana seperti ini sudah terjadi sejak ia lahir, seolah ke hangatan tak pernah datang ke mansion yang di tinggali nya.

Evan mendongak, melihat kearah tangga dimana ke beradaan pria paruh baya yang ia panggil Appa itu berdiri di sana. Saling melempar kan tatapan datar seolah tak ada status ayah dan anak di antara mereka, membuat Evan menarik senyum kecut, ternyata teriakan membahana Jay saat masuk ke rumah tak pernah terjadi di mansion ini.

Evan terdiam di tempat, melihat tubuh ayah nya yang berbalik pergi, padahal Evan tahu bahwa awal nya sang ayah berniat turun, kepala Evan menunduk saat mengetahui bahwa sang ayah tak ingin bertemu dengan nya.

"Appa..."

Kepala Evan terangkat, melihat bagaimana tubuh yang tadi berbalik pergi itu kini kembali berbalik penuh hanya karna panggilan dari pemuda kecil yang sedari tadi berdiri di belakang tubuh nya.