BAGIAN 35

24.6K 1.9K 203
                                    

HAPPY READING!

Vote dulu bestiee🩵💙

Selamat bertemu dengan Fourich!🚩

========

BAD LUCK [ for Luina ]
[ Bagian 35 | Confession ]

Luina membuka matanya yang sedikit lengket akibat menangis tak berhenti, yang membuatnya ketiduran.

Dia bangun dalam keadaan kepala yang sedikit pusing. Mata sembabnya mengitari seisi ruangan. Dan dia langsung menyadari bahwa ini bukanlah ruang rahasia Fourich di sekolah. Ini adalah kamar yang diberikan Fourich untuknya di mansion.

Terlalu lelah menangis sepertinya membuat dirinya tidak sadar sama sekali bahwa Zirga sempat membawanya pulang.

"Nyusahin!"

"Berhenti nyusahin, Luina!"

Luina menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan ketika merasa dejavu dengan ucapan Alex, yang seiras dengan yang dulu pernah Amorana layangkan padanya.

Ternyata benar ya hal itu. Dia pikir hanya Amorana yang beranggapan seperti itu, karena wanita itu tidak menyukainya. Tetapi ternyata, pemikiran Alex pun sama akan tentangnya.

Luina harus meminta maaf lagi pada Alex sekarang. Semoga saja belum terlambat. Dia akan menjelaskan semuanya sampai clear. Lagipula ini memang salahnya kan? Dia yang tanpa sadar memancing emosi pemuda itu.

Jujur, dia sendiri juga bingung dengan dirinya sendiri saat ini. Dulu dia terlihat berani dan menggebu-gebu melawan Fourich dan siapapun. Tetapi entah kenapa, akhir-akhir ini dia jadi merasa lemah.

Entah lemah pada Chelsea, ataupun pada Fourich. Dia seperti tidak menjadi dirinya sendiri. Semua inisiatifnya yang selalu menghasilkan hal bagus, kini selalu menjadi hal buruk.

Luina tidak mau begini terus. Dia tidak mau menjadi lemah karena mungkin terlalu bergantung pada orang lain. Maka dari itu, bukankah lebih baik dia mulai belajar untuk hidup sendiri?

Dia tidak mau semakin menyusahkan. Lagipula isi rekeningnya sudah sangat cukup untuk dirinya mendapatkan tempat tinggal dan tinggal sendiri.

Luina mengangguk dengan mata yang perlahan memanas.

Iya. Dia akan keluar dari mansion ini.

***

Alex mendesis ngilu pada ujung bibirnya yang sobek. Regaska benar-benar tidak main-main dalam memberi pukulan. Ditambah setelah itu, Ardanthe juga turut membantu lelaki itu untuk memukulnya juga.

Alex menyandarkan kepalanya di dinding sebelah pintu Luina.

Setelah kedua temannya berhasil mengembalikan kewarasannya,— Alex langsung menyusul Zirga yang membawa Luina ke mansion, untuk bermaksud meminta maaf.

Namun sayangnya, Zirga tidak mengizinkan dirinya untuk bertemu gadis itu.

Sebagai upaya menyiksa Alex dalam rasa bersalah, Zirga meminta Alex menunggu di luar, sampai Luina sendiri yang siap untuk keluar dan bertemu dengannya.

Alex menghela napas. Sudah dua jam, dan Alex sungguh sudah tidak tahan.

Dia ingin segera memeluk dan mengutarakan semua kalimat maafnya pada gadis itu.

Sungguh, Alex tidak bermaksud mengucapkan semua kalimat menyakitkan tersebut. Emosinya tidak terkontrol, gara-gara Luina keukeuh tidak mau terbuka pada mereka.

BAD LUCK [ for Luina ] || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang