Bab 20 - Canggung

1K 179 8
                                    

"Tapi aku harus menghormatimu. Kau harus beristirahat, jadi aku akan menahan diri semampuku," lanjut Pangeran Tristan lahi sembari membawa jemari Aurora untuk dikecupinya. "Tidurlah, aku tidak akan mengganggumu," ucapnya lagi sembari duduk dan meraih selimut untuk menyelimuti tubuh Aurora.

Aurora merasa lega, dia juga merasa bahwa Pangeran Tristan begitu menghormati dan menyayanginya. Rasanya, Aurora bahagia mendapatkan perlakuan istimewa seperti itu dari pria di hadapannya tersebut. Salahkah dia merasakan perasaan itu?

*******************

Bab 20 – Canggung


Aurora membuka matanya saat hari sudah pagi. Kesadarannya baru kembali ketika merasakan tubuhnya pegal-pegal ditambah lagi pangkal pahanya terasa tidak nyaman. Ya, tentu saja, karena mungkin yang tadi malam adalah pertama kalinya Aurora melakukan hubungan intim dengan seorang pria.

Tapi tunggu dulu, jika semalam adalah yang pertama kalinya, berarti saat itu dirinya tidak melakukan apapun dengan sang pangeran, bukan? Lalu kenapa Pangeran Tristan berbohong pada semua orang termasuk pada dirinya?

Aurora mengabaikan semua itu, karena kini dirinya akan bangkit dan membersihkan diri. Tak ada tanda-tanda keberadaan Pangeran Tristan, baginya, itu lebih baik karena jika pria itu ada di sini dan melihatnya berantakan seperti ini, maka suasananya pasti akan canggung dan tidak enak.

Tentang sang Pangeran, pria itu menepati janjinya. Hingga pagi ini, pria itu tidak menyentuhnya lagi. Aurora tidak bisa membayangkan bagaimana Pangeran Tristan menahan kesakitan sepanjang malam karena hasratnya yang tidak terpenuhi, atau jangan-jangan, pria itu kembali memanggil perempuan bayaran?

Aurora menggelengkan kepalanya cepat. Tak mungkin Pangeran Tristan melakukannya, kan?

Dengan sedikit tertatih, Aurora menuju ke kamar mandi. Dia ingin segera membersihkan diri. Mungkin berendam sebentar akan membuat kondisinya semakin membaik. Akhirnya, Aurora melakukan idenya tersebut.

Tak terasa waktu berlalu cepat, mungkin sudah hampir satu jam Aurora berendam di dalam bathub, dia bangkit, membilas tubuhnya, kemudian mengenakan handuk kimono yang tersedia di dalam lemari.

Tak lupa, Aurora menatap pantulan wajahnya pada cermin di hadapannya. Wajahnya terlihat pucat, lalu tampak juga bekas-bekas kemerahan yang tampaknya sengaja ditinggalkan Pangeran Tristan di sepanjang lehernya dan juga dadanya.

Astaga... mengingat nama itu membuat Aurora teringat tentang setiap detail kejadian semalam. Saat mereka berdua memiliki moment yang begitu intim yang pastinya tidak akan pernah bisa Aurora lupakan sampai kapanpun.

Aurora jadi tahu sisi lain dari Pangeran Tristan. Pria ini sebenarnya sangat penyayang dan lembut, hanya saja terkadang sikapnya lebih sering suka seenaknya sendiri. Hal itulah yang selama ini kurang disukai oleh Aurora dari sang pangeran. Kini, setelah dia tahu bahwa sebenarnya Pangeran Tristan masihlah pria penyayang seperti pria yang dulu dia kenal, akankah dia kembali jatuh hati pada pesonanya?

Aurora menggelengkan kepalanya seketika. Salah satu hal yang tak boleh dia lakukan adalah jatuh hati dengan sang pangeran. Meski pria itu kini sudah menjadi suaminya, nyatanya, Aurora sangat sadar bahwa mereka tidak akan pernah setara.

Jatuh hati dengan sang pangeran mungkin akan berakhir buruk untuknya saat pria itu memutuskan berselingkuh darinya, atau saat pria itu memutuskan mengakhiri semuanya. Aurora tidak ingin patah hati setelahnya, karena itulah dia membatasi diri dan perasaannya agar tak jatuh pada seorang pria seperti Pangeran Tristan meski pria itu kini sudah menjadi suaminya.

Setelah memastikan bahwa dia sudah segar, Aurora akhirnya keluar dari dalam kamar mandi. Jika beruntung, dia akan menyelinap keluar dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil baju ganti, namun, Aurora tak seberuntung itu.

PRINCE TRISTAN (Modern Kingdom Seri TERAKHIR)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang