BLURB : Pangeran Tristan mengenal Aurora sejak masih kanak-kanak. kini, Aurora sudah menjadi salah satu staf pribadinya. lebih tepatnya, satu-satunya orang yang bisa dipercaya oleh Pangeran Tristan adalah Aurora.
tiba saatnya ketika Aurora memutusk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Halo semuanya... kabar gembira... sekarang Pangeran Tristan sudah Tersedia ebooknya di PLAYBOOK yaa,,, bagi yang pengen baca lengkapnya, kalian bisa merapat ke Playbook, atau bisa juga beli di KARYAKARSA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bedanya apa di Playbook atau di Karyakarsa? sama aja ya.... kalo di Karyakarsa kalian bisa beli perbab, kalo di Playbook langsung jadi Ebook...
kalau mau beli di Pdfnya aja bisa kah? Bisa aja, ada no WA aku di bio WATTPAD yaahh... tapi... akhir2 ini aku sedang dibuk, jadinya untuk pembelian Pdf harus sabar nunggu balasannya... hikksss....
Yang di Wattpad bagaimana? Ya tetep saya update, tapi harus ekstra sabar.... karena banyak juga ceritaku yang lain di sini yang belom kutamatin dan belom aku rilis. so, harus EKSTRA SABAR... wkwkwkkwkwkwk....
Oke, kayak gitu aja sih, semoga kalian suka yaa... kalo menurutku sih, sudah pasti bakalan suka, karena ini Khas Zenny bangett....
kukasih spoiler dikit yakkk wkwkwkkwkwkwkwwkwk
****
"Karena Anda adalah seorang bangsawan yang memiliki gelar kehormatan tersebut. Sedangkan saya..."
"Kau istriku..." bisik Pangeran Tristan dengan suara seraknya sembari menundukkan kepalanya dan mendaratkan bibirnya pada pundak Aurora.
Mata Aurora membulat seketika, tubuhnya semakin menegang karena ulah sang Pangeran. Apa maksud pria ini? Apa yang dia katakan?
"Kau dengar, Aurora? Kau istriku..."
"Tidak! Itu tidak benar!"
Pangeran Tristan tersenyum lembut, dia lalu memaksa Aurora untuk membalikkan tubuhnya dan menatap ke arahnya seketika. Masih dengan memenjarakan Aurora diantara pintu, Pangeran Tristan menatap Aurora dengan tatapan mata tajamnya.
"Bagimu, mungkin saat itu kita hanya bermain-main. Tapi bagiku, saat itu aku bersungguh-sungguh," ucapnya dengan penuh penekanan. "Kau, istriku," ucapnya sekali lagi dengan penuh penekanan.
Pangeran Tristan kini bahkan sudah menundukkan kepalanya dan bersiap untuk meraih bibir Aurora. Aurora menolak dengan cara menolehkan kepalanya ke arah lain. Hal tersebut sempat membuat Pangeran Tristan mematung karena ulahnya.
